7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Socially-Prescribed Perfectionism 1. Pengertian Socially-Prescribed Perfectionism
Socially-Prescribed Perfectionism merupakan salah satu dimensi
perfeksionisme yang dikemukakan oleh Hewitt dan Flett 1991. Socially- Prescribed Perfectionism adalah kecenderungan individu mempercayai
lingkungan sosial mempunyai standar yang tidak realistik, menekan individu menjadi sempurna, serta mengevaluasi individu secara ketat.
Individu akan berusaha memenuhi standar serta harapan yang berasal dari lingkungan sosial tersebut. Hal ini menyebabkan individu akan mengalami
ketakutan terhadap evaluasi negatif yang diberikan. Selain itu, individu juga mempunyai kebutuhan yang besar untuk mendapat penerimaan atau
menghindari penolakan dari orang lain Hewitt dan Flett, 1991; 1993.
2. Perkembangan Socially-Prescribed Perfectionism
Menurut Flett,
Hewitt, Oliver,
dan Macdonald
2002, perfeksionisme mempunyai akarnya pada perkembangan seorang anak dan
orang tua
memegang peranan
penting dalam
perkembangan perfeksionisme. Berikut akan dijelaskan hipotesis mengenai pengaruh
orang tua dalam perkembangan Socially-Prescribed Perfectionism, yaitu
perfeksionisme orang tua, tekanan dari orang tua serta gaya pengasuhan orang tua dalam Stoeber dan Childs, in press.
a. Perfeksionisme Orang Tua Hipotesis ini berasal dari teori belajar sosial yang dikemukakan
oleh Albert Bandura, yang menyuguhkan pemikiran bahwa anak-anak akan
mengembangkan perfeksionismenya
karena me”model”
mengamati dan meniru perfeksionisme dari orang tuanya. Berdasarkan penelitian oleh Vieth dan Trull 1999, menunjukkan
bahwa modelling perfeksionisme terhadap orang tua yang berjenis kelamin sama anak perempuan dengan ibu, anak laki-laki dengan
ayah, lebih banyak dilakukan daripada modelling terhadap orang tua berjenis kelamin berbeda dalam Stoeber dan Childs, in press.
b. Tekanan Orang Tua Flett dkk 2002, mengemukakan bahwa tekanan orang tua
berdasarkan pada dua model sosialisasi, yaitu harapan sosial serta reaksi sosial. Tekanan orang tua merupakan sebuah kombinasi dari harapan
orang tua; bahwa anak seharusnya bisa menjadi sempurna harapan sosial dan kritik dari orang tua; yang muncul jika anak gagal untuk
memenuhi harapan tersebut reaksi sosial. c. Gaya Pengasuhan Orang Tua
Hipotesis ini berdasar pada teori dari Baumrind mengenai gaya pengasuhan orang tua. Penelitian yang dilakukan oleh Flett dkk 2002,
menemukan bahwa gaya pengasuhan yang keras dikarakteristikan
dengan orang tua yang sering mengkritik, berasosiasi dengan level perfeksionisme yang tinggi. Berkebalikan dari penelitian sebelumnya,
penelitian yang dilakukan oleh Miller-Day dan Marks 2006, menemukan bahwa orang tua yang responsif serta komunikasi positif
yang dilakukan oleh orang tua, berasosiasi dengan level perfeksionisme yang rendah dalam Stoeber dan Childs, in press.
Berdasarkan hal tersebut, maka perkembangan Socially-Prescribed Perfectionism dipengaruhi oleh adanya proses modelling yang dilakukan
anak terhadap orang tua yang juga perfeksionis. Selain itu, gaya pengasuhan orang tua yang otoriter disertai adanya tekanan dari orang tua,
mempengaruhi terbentuknya Socially-Prescribed Perfectionism pada anak.
3. Alat Ukur Socially-Prescribed Perfectionism