Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan bagi kemajuan bangsa dan negara. Menurut Undang-Undang SISDIKNAS 2003, disebutkan bahwa tujuan dari pendidikan adalah agar setiap peserta didik memiliki pengendalian diri, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat maupun bangsa dan negara. Salah satu peserta didik di Indonesia adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan peserta didik yang berada pada batas usia 18-30 tahun dan telah resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi. Mahasiswa akan mendapatkan gelar akademik dari perguruan tinggi yang bersangkutan sebagai seorang Sarjana setelah menyelesaikan masa studinya sekitar tiga setengah tahun Fibrianti, 2009. Seorang Sarjana diharapkan menjadi salah satu gambaran mengenai keberhasilan dari tujuan pendidikan di Indonesia. Meskipun demikian, tujuan dari pendidikan Indonesia tersebut masih belum sesuai dengan kenyataan yang terjadi di kalangan mahasiswa. Hal tersebut menyangkut dengan disiplin waktu yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menempuh jenjang pendidikannya. Mahasiswa melakukan penundaan dalam memulai suatu pekerjaan serta penghindaran terhadap tugas yang diberikan Fibrianti, 2009. Dalam kancah psikologi, hal tersebut dikenal dengan nama prokrastinasi akademik, salah satunya adalah prokrastinasi akademik penyelesaian skripsi. Prokrastinasi atau penundaan dalam penyelesaian skripsi berasal dari permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama proses penulisan skripsi tersebut. Darmono dan Hasan 2005, menyebutkan bahwa permasalahan yang dihadapi mahasiswa skripsi antara lain adalah kurang terbiasanya dengan pengaturan target dan waktu, kesulitan mencari literatur, serta berbagai masalah dengan dosen pembimbing skripsi. Permasalahan yang sering terjadi ini dapat menyebabkan mahasiswa menunda penyelesaian skripsinya dalam Januarti, 2009. Prokrastinasi akademik skripsi ternyata terjadi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hal ini dilihat dari adanya mahasiswa aktif angkatan 2006, 2007, dan 2008 yang belum dinyatakan lulus. Mahasiswa- mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa yang telah menempuh masa studi lebih dari delapan semester. Hal ini bertentangan dengan kebijakan yang terdapat pada Buku Pedoman Fakultas Psikologi 2008, yang menyebutkan bahwa masa studi yang tersedia untuk program Sarjana Psikologi direncanakan sebanyak delapan semester. Selain itu, berdasarkan Buku Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma 2010, disebutkan bahwa Universitas menetapkan sepuluh semester sebagai target penyelesaian masa studi program sarjana. Tabel 1 Jumlah Mahasiswa Skripsi Angkatan 2006, 2007, dan 2008 Angkatan Jumlah Persentase 2006 16 12,21 2007 27 20,61 2008 88 67,18 Total 131 100 Melihat kasus prokrastinasi akademik mahasiswa skripsi cukup banyak terjadi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka peneliti mengadakan wawancara informal terhadap beberapa mahasiswa skripsi angkatan 2006, 2007, dan 2008. Berdasarkan wawancara informal mengenai alasan melakukan penundaan dalam menyelesaikan skripsi, didapatkan hasil bahwa mahasiswa skripsi merasa kebingungan setiap kali menyelesaikan revisi setelah bimbingan. Mahasiswa merasa kurang mampu untuk membuat revisi yang sesuai dengan saran dari dosen pembimbing, sehingga mereka melakukan penundaan untuk menghindari revisi selanjutnya. Selain dari dosen pembimbing, permasalahan juga terjadi dari orang tua mahasiswa yang menginginkan anaknya untuk cepat lulus. Hal tersebut dianggap sebagai suatu tekanan tersendiri bagi beberapa mahasiswa skripsi. Berdasarkan pengakuan tersebut, beberapa mahasiswa skripsi merasakan adanya tuntutan serta harapan yang berasal dari luar dirinya. Tuntutan serta harapan tersebut dirasakan penting untuk dipenuhi oleh mahasiswa. Akan tetapi, dalam usaha pemenuhan tersebut, mahasiswa merasa takut saat diberikan penilaian dan pengawasan dari lingkungan luarnya. Hal ini menyebabkan mahasiswa cenderung untuk menunda penyelesaian skripsinya agar tidak terus menerus merasa tertekan. Paparan di atas, memiliki kaitan dengan sebuah kecenderungan yakni kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, sebagai salah satu dari dimensi perfeksionisme yang dikemukakan oleh Hewitt dan Flett 1991. Individu dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang tinggi, mempunyai anggapan mengenai perlunya mencapai standar serta harapan yang ditetapkan oleh lingkungan sosialnya. Individu menjadi cemas akan penilaian orang lain, karena penilaian tersebut akan menentukan apakah dirinya dapat diterima oleh orang lain atau sudah mencapai standar tersebut Burka dan Yuen, 2008. Saat individu tidak mampu mencapai standar atau harapan dari orang lain, maka konsekuensi negatif menjadi umum terjadi Hewit dan Flett, 1991. Salah satu konsekuensi negatifnya adalah prokrastinasi akademik Flett, Blankstein, Hewitt, dan Koledin, 1992; Onwouegbuzie, 2000. Berdasarkan hal tersebut, maka penting untuk diadakan penelitian mengenai gambaran kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada subjek mahasiswa. Hal ini disebabkan karena penelitian mengenai kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, belum mendapat perhatian bagi kalangan peneliti di Indonesia. Selain itu, kecenderungan ini berkaitan erat dengan kecenderungan prokrastinasi akademik yang menjadi fenomena nyata mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, sebagai salah satu Universitas yang berada di Indonesia, belum pernah mengadakan pemetaan mengenai kecenderungan-kecenderungan yang berhubungan dengan permasalahan prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi. Oleh karena itu, penelitian baru mengenai kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism dapat menjadi sebuah data baru bagi permasalahan yang kerap terjadi. Harapannya dengan diadakan penelitian ini, maka Fakultas dapat menggunakannya sebagai basis atas penelitian maupun kebijakan-kebijakan lanjutan yang bertujuan mengurangi kecenderungan prokrastinasi mahasiswanya. Oleh karena itu, peneliti ingin memberikan gambaran mengenai sebuah kecenderungan lain yang terjadi pada mahasiswa skripsi, yang tertuang dalam penelitian berjudul “Kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Sebuah Studi Kuantitatif Deskriptif”.

B. Rumusan Masalah