Hill, dkk, 2004. Sedangkan indikator Perceived Parental Pressure digunakan karena dianggap memiliki hubungan dengan dimensi Parental
Expectations PE dan Parental Critics PC, yang terbukti berkorelasi dengan dimensi Socially-Prescribed Perfectionism Enns dan Cox, 2001.
4. Penelitian Mengenai Socially-Prescribed Perfectionism
Penelitian korelasional
mengenai Socially-Prescribed
Perfectionism telah dilakukan dengan variabel prokrastinasi Flett, dkk, 1992; Onwouegbuzie,2000. Meskipun demikian, masih ada penelitian lain
yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Socially-Prescribed Perfectionism dengan variabel selain prokrastinasi, seperti berikut ini:
a. Eating Disorder Gangguan Pola Makan Penelitian yang dilakukan oleh Hewitt, Flett, dan Ediger 1995,
menghasilkan sebuah penemuan yang menyebutkan bahwa Socially- Prescribed Perfectionism berhubungan dengan pola makan yang
terganggu dan kekhawatiran terhadap penampilan. Pada Eating Disorder, terdapat konsep bahwa usaha untuk menjadi sempurna
dimotivasi oleh kebutuhan untuk meniru sebuah ide atau model yang sempurna, seperti yang dianggap oleh seorang inidividu sebagai
tuntutan dari lingkungan.
b. Dating Relationship Penelitian yang dilakukan oleh Flett, Hewitt, Shapiro, dan
Rayman 2001, lebih menekan pada varibel relasi. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa, Socially-Prescribed Perfectionism berhubungan
dengan aspek neurotik dalam percintaan, seperti kecemasan kepada diri sendiri,
kecemasan yang
berlebihan pada
pasangan, serta
ketergantungan emosional terhadap pasangan. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa Socially-Prescribed Perfectionism juga
berasosiasi dengan cara-cara yang kurang adaptif dalam menanggulangi konflik-konflik relasi. Selain itu, disebutkan pula bahwa individu
dengan Socially-Prescribed Perfectionism yang tinggi tidak mempunyai kepekaan terhadap pasangan serta anggapan yang negatif terhadap
hubungan percintaanya.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah dilakukan penelitian mengenai Socially-Prescribed Perfectionism. Dari penelitian
tersebut, Socially-Prescribed Perfectionism erat kaitannya dengan outcome yang bersifat negatif, seperti prokrastinasi, relasi percintaan yang sulit,
serta gangguan pola makan Flett, dkk, 1992; 2001, Hewitt , dkk, 1995, Onwouegbuzie, 2000.
B. Kerangka Berpikir