2. Uji Normalitas Data
Setelah mengetahui paparan data subjek, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah data yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak Noor, 2011. Salah satu teknik yang dilakukan untuk menguji
normalitas adalah dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Dengan metode ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi yang
normal jika memenuhi syarat, yakni nilai signifikansinya lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 p α 0,05. Namun jika nilai signifikansinya
lebih kecil dari 0,05 p 0,05, maka data tidak terdistribusi secara normal. Berikut adalah tabel hasil pengujian normalitas dengan
menggunakan aplikasi SPSS for Windows version 16.
Tabel 8 Uji Normalitas Data dengan Teknik Kolmogorov-Smirnov
Total Skor N
78 Normal Parameters
a
Mean 45.6282
Std. Deviation 8.18473
Most Extreme Differences Absolute
.094 Positive
.094 Negative
-.052 Kolmogorov-Smirnov Z
.833 Asymp.Sig. 2-tailed
.492
Berdasarkan hasil di atas, maka didapatkan hasil nilai signifikansinya p adalah sebesar 0,492. Nilai signifikansi sebesar 0,492,
ternyata lebih besar dari nilai 0,05 p 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa syarat normalitas data terpenuhi, sehingga distribusi
data dapat dikatakan normal.
3. Deskripsi Data Penelitian
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mengumpulkan berbagai data, yang
nantinya akan disajikan ke dalam bentuk yang lebih sistematis. Penyajian olahan data tersebut dapat digunakan sebagai paparan mengenai
kecenderungan suatu variabel tertentu. a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif akan menghasilkan nilai mean hipotetik dan mean empirik. Adapun mean hipotetik merupakan rata-rata skor dari
suatu alat ukur yang diperoleh dari angka yang menjadi nilai tengah alat ukur tersebut.
Sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor dari hasil penelitian. Setelah kedua mean tersebut diketahui, maka akan dilakukan
perbandingan nilai kedua skor mean tersebut. Untuk mencari nilai mean hipotetik, maka penentuan skor
minimum dan maksimum dari alat harus dilakukan. Jumlah butir pernyataan pada alat ukur adalah sejumlah 16, dengan rentang nilai
jawaban bermula dari nilai 1 sampai dengan nilai 5. Skor minimum dari alat ukur adalah sebesar 16, yang berasal dari 16 item dikalikan skor 1,
dan skor maksimum dari alat ukur adalah 80, yang berasal dari 16 item dikalikan dengan skor 5. Kemudian, rentangan skor pada skala adalah
sebesar 64, yakni nilai skor maksimum dikurang skor minimum. Kemudian hasil rentangan skor dibagi ke dalam enam satuan standar
deviasi, sehingga nilai standar deviasi dari alat ukur adalah sebesar 10,67. Adapun mean hipotetik dari alat ukur dicari dengan
menjumlahkan skor minimum dan maksimum, kemudian hasil penjumlahan dibagi dua, sehingga diperoleh mean hipotetik sebesar 48.
Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari keseluruhan data alat ukur.
Tabel 9 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian
Parameter Statistik Nilai Hipotetik
Nilai Empirik N
78 78
Skor Minimum 16
31 Skor Maksimum
80 68
Range 64
37 Mean
48 45,628
SD 10,67
8,185
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai empirik sebesar bernilai 45,628. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean
hipotetik, yakni sebesar 48. Hal ini menunjukan ada perbedaan di antara kedua nilai mean. Perbedaan yang terjadi menunjukan bahwa
kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada mahasiswa skripsi, cenderung lebih rendah.
b. Analisis Uji One Sample T-Test Untuk menguji perbedaan di antara kedua kelompok mean,
maka pengujian tambahan dilakukan, yakni dengan menggunakan uji One Sample T-Test. Adapun prinsip dari pengujian ini adalah untuk
menguji apakah suatu nilai yang dianggap sebagai pembanding, memiliki perbedaan dengan nilai dari suatu sampel Santoso, 2010.
Pengujian ini akan menggunakan nilai rerata dari nilai hipotetik. Selain itu, pengujian ini akan menggunakan uji hipotesis yang didasarkan atas
beberapa dasar
pengambilan keputusan,
yaitu berdasarkan
perbandingan t hitung dengan t tabel, dan perbandingan nilai probabilitas p.
Berikut adalah paparan mengenai hasil Uji One Sample T-Test pada data penelitian.
Tabel 10. Uji Statistik One Sample T-Test
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai t yang diperoleh adalah sebesar 2,559, dan nilai signifikansinya adalah sebesar 0,012 p=
0,012. Perbandingan nilai t hitung 2,559 dengan nilai t tabel 1,66, menunjukkan hasil bahwa t hitung memiliki nilai yang lebih besar
daripada t tabel. Kemudian analisis nilai probabilitas menunjukkan hasil bahwa nilai p 0,012 lebih kecil daripada nilai p 0,05. Hasil ini
mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di antara ke dua nilai rata-rata. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa Hipotesis nol ditolak, yakni bahwa ada perbedaan di antara rata- rata dari mean hipotetik dan mean empirik. Perbedaan tersebut
menyatakan bahwa ada perbedaan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, yakni kecenderungan tersebut cenderung lebih rendah.
Test Value = 48 95 Confidence Interval of
the Difference t
df Sig.
2tailed Mean
Difference Lower
Upper TotalSkor -2.559 77
.012 -2.37179
-4.2172 -.5264
4. Deskripsi Data Penelitian Tiap Angkatan