9 Kondisi-kondisi insentif
Insentif adalah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif bukan tujuan, tetapi alat untuk mencapai tujuan.
- Insentif instrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan
fungsional dengan tugas dan tujuan -
Insentif ekstrinsik, situasi atau objek yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas
c. Faktor-Faktor Individual
1 Kematangan
Kematangan memberikan kondisi di mana fugsi-fungsi fisiologis termasuk system saraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Dengan
berkembangnya fungsi-fungsi otak dan system saraf, hal ini akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang dan mempengaruhi hal belajar
seseorang. 2
Faktor usia kronologis Usia kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan
belajar individu.
3 Faktor perbedaan jenis kelamin
Fakta menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam hal inteligensi.
4 Pengalaman sebelumnya
Pengalaman yang diperoleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.
5 Kapasitas mental
Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai keterampilankecakapan. Akibat dari hereditas dan lingkungan,
berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa inteligensi. 6
Kondisi kesehatan jasmani Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit tertentu serta
kelelahan tidak akan dapat belajar dengn efektif. 7
Kondisi kesehatan rohani Gangguan serta cacat mental pada seseorang sangat mengganggu hal
belajar orang yang bersangkutan. 8
Motivasi Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat
mempengaruhi kegiatan hasil belajar. Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan organism, mengarahkan
tindakan serta memilih tujuan belajar dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.
D. Listrik Dinamis
1. Listrik Dinamis
Sumber yang digunakan dalam materi listrik dinamis ini adalah buku fisika untuk Sma Kelas X semester 2 tulisan Marthen Kanginan.
Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang bergerak, yang menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik adalah aliran
partikel-partikel bermuatan positif yang melalui konduktor walau sesungguhnya elektron-elektron bermuatan negatiflah yang mengalir melalui konduktor. Arus
listrik hanya mengalir dalam suatu rangkaian yang tertutup. Rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian yang bermula dari suatu titik, berkeliling dan akhirnya
kembali lagi ke titik tersebut.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Dalam Suatu Penghantar
Hambatan listrik penghantar bisa diperoleh dari pengukuran berbagai nilai kuat arus I untuk berbagai nilai tegangan. Caranya dengan membuat grafik V
terhadap i. Nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik v terhadap i R =
. V
I Gambar 1. Grafik V versus I
Untuk suatu penghantar dari kawat logam, misalnya kawat tembaga, jika suhu dan sifat-sifat fisik lainnya dijaga tetap, maka kemiringan dari grafik V terhadap
i atau R = adalah tetap. Secara umum, untuk kawat-kawat logam, makin besar
suhu, makin besar hambatan listriknya. Namun, untuk kebanyakan logam paduan, misalnya konstanta, hambatannya hanya sedikit dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
Analogi hambatan arus listrik dan hambatan lalu lintas.
Pertama, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh jenis jalan jalan berbatu berbeda dengan jalan beraspal. Pada hambatan listrik, jenis jalan ini analogi
dengan jenis bahan kawat kawat tembaga berbeda dengan kawat besi. Jenis kawat ini ditampilkan oleh besaran hambatan jenis kawat lambang . Tentu
saja makin besar hambatan jenis kawat , makin besar juga hambatan listriknya. Kedua, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh panjang jalan. Makin
panjang jalan, tentu makin besar hambatan lalu lintasnya. Pada hambatan listrik, panjang jalan ini analog dengan panjang kawat lambang L. Jadi, makin
panjang kawat, makin besar juga hambatan listriknya. Ketiga, hambatan lalu lintas dipengaruhi oleh luas jalan lebar jalan.
Makin luas jalan makin kecil hambatan lalu lintas yang berarti makin lancar lalu lintasnya. Pada hambatan listrik luas jalan ini analog dengan luas
penampang kawat simbol A. Makin besar luas penampang kawat, makin kecil hambatan listriknya.
Dengan menganalogikan hambatan listrik dengan hambatan lalu lintas, kita telah memperoleh tiga faktor yang mempengaruhi hambatan listrik seutas
kawat, yaitu : hambatan jenis kawat , panjang kawat L, dan luas penampang
A. Dari penjelasan tentang ketiga faktor ini sebelumnya, dapatkah diperkirakan suatu persamaan untuk menghitung hambatan listrik seutas kawat.
Selain itu juga dapat dijelaskan dari pandangan mikroskopik terhadap arus listrik. Dimana pada kawat penghantar, misalnya, kita dapat
membayangkan electron-elektron bebas bergerak kesana kemari dengan acak dengan laju tinggi, terpantul dari atom-atom kawat. Ketika medan listrik ada
pada kawat, electron-elektron menerima gaya dan mulai dipercepat. Tetapi mereka akan segera mencapai laju yang kurang lebih merupakan laju rata-rata
disebabkan oleh tumbukan dengan atom-atom kawat, yang disebut sebagai laju alir, v
d
. laju alir pada normalnya jauh lebih kecil dari dari laju acak rata-rata electron Giancoli, 2001: 81.
Kita misalkan sutu arus I pada kawat penghantar berpenampang lintang A. Misalkan n adalah jumlah partikel-partikel pembawa muatan bebas per satuan
volume. Kita asumsikan bahwa m partikel membawa muatan q dan bergerak dengan kecepatan drift alir v
d
. Dalam waktu elektron-elektron akan
menempuh jarak l= v
d
pada rata-ratanya. Maka dalam waktu , electron-
elektron dengan volume V= Al = Av
d
akan melalui penampang lintang A dari kawat tersebut. Tipler, 2001: 139.
Maka dari itu, dapat diasumsikan bahwa dalam kawat penghantar berpenampang A, juga memiliki hambatan jenis
seperti jumlah partikel- partikel pembawa muatan bebas per satuan volume n, panjang kawat L
seperti jarak tempuh l= v
d
.
Oleh karena itu hambatan listrik seutas kawat dengan hambatan jenis , panjang L, dan luas penampang A dapat dihitung dengan:
Persamaan hambatan listrik ……………….……………..7-1
Penampang kawat berbentuk lingkaran dengan diameter D atau jari-jari r. tentu saja luas penampang
………………………………………………………..7-2
Telah diketahui bahwa dalam SI, satuan hambatan R adalah ohm, satuan panjang kawat L adalah m, dan satuan luas penampang A adalah m
2
.
3. Hukum I Kirchhoff
Kuat arus dalam rangkaian tidak bercabang.
A
1
X A
2
X A
3
X A
4
Gambar 2. Semua bacaan ampermeter dari A
1
sampai A
4
adalah sama.
Dalam suatu rangkaian arus yang tidak bercabang, kuat arus yang melalui tiap komponen baterai atau lampu adalah sama besar.
Kuat arus pada rangkaian yang bercabang
Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
cabang itu.
i
1
i
4
i5
i
3
i
2 R
1
R
3
R
4
R
5
V R
2
Gambar 3. Arus pada Rangkaian Bercabang
Hukum I Kirchhoff
………………………………………....7-3 4.
Susunan Seri-Paralel Penghambat Listrik Susunan Seri Penghambat Listrik
Penghambat-penghambat listrik, misalnya beberapa lampu pijar dapat disusun seri. Dalam susunan seri, kuat arus yang melalui tiap-tiap
penghambat adalah sama besar. Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun seri, hambatan
penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap penghambat.
Gambar 4. Rangkaian seri
Hambatan Pengganti Seri .7-4
Persamaan 7-8 dengan jelas menyatakan bahwa susunan seri bertujuan
untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian. Empat prinsip susunan seri penghambat-penghambat listrik
a. Susunan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian. b.
Kuat arus yang melalui tiap-tiap penghambat sama, yaitu sama dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.
………………………………7-5 c.
Tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan
jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat
………………………….....7-6
R
1
R
2
R
3
R
4
V
d. Susunan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, di mana
tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat sebanding dengan hambatannya.
Jika
……………..7-7
Kelemahan susunan seri Apabila sederetan lampu disusun secara seri, jika salah satu
filament lampu putus, maka seluruh lampu akan padam. Maka harus memeriksa satu demi satu lampu tersebut untuk menemukan lampu yang
rusak, kemudian menggantinya dengan yang baru.
Susunan Paralel Penghambat-penghambat Listrik
Komponen-komponen listrik disebut disusun paralel jika komponen- komponen tersebut dihubungkan sedemikian sehingga tegangan pada ujung
tiap-tiap komponen sama besar. Untuk penghambat-penghambat listrik yang disusun paralel, kebalikan
hambatan penggantinya sama dengan jumlah kebalikan hambatan dari tiap- tiap penghambatnya.
V R
3
R
2
R
1
Gambar 5. Rangkaian Paralel
Hambatan pengganti paralel ..7-8
Persamaan 7-12 dengan jelas menyatakan bahwa susunan parallel
bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.
Empat prinsip susunan paralel komponen-komponen
1. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu
rangkaian 2.
Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
…………….………………7-9
3. Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan hambatannya.