B. Subjek Penelitian
Peneliti menggunakan metode proposive sampling dalam menetapkan subjek penelitian. Metode proposive sampling dipilih karena peneliti
sebelumnya telah menetukan karakterisktik subjek penelitian terlebih dahulu untuk suatu tujuan yang juga telah ditetapkan Moleong, 2007. Peneliti
menetapkan beberapa kriteria dalam pemilihan subjek, yaitu: 1.
Subjek dalam penelitian ini adalah suami yang memiliki istri yang pernah selingkuh.
2. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan yang tetap mempertahankan
perkawinan kendati istri pernah melakukan perselingkuhan. 3.
Subjek bersedia untuk membagikan pengalaman dalam penelitian.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada proses suami memaafkan istri yang pernah melakukan perselingkuhan. Memaafkan dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai proses pengolahan emosi dan kognitif seorang suami setelah mengalami suatu pelanggaran istri melakukan perselingkuhan, sehingga
emosi negatif yang muncul dapat diubah dalam bentuk perilaku yang positif, kebencian dan keinginan untuk membalas dendam terhadap istri yang telah
melakukan perselingkuhan menjadi hilang, serta adanya keinginan untuk tetap mempertahankan hubungan dengan istri yang telah melukai.
Proses memaafkan adalah suatu tahapan yang dilalui oleh seseorang dalam hal ini suami dalam melepaskan emosi negatif dan mengubahnya
menjadi positif sehingga suami dapat membangun hubungan yang baru dengan istri yang telah melakukan perselingkuhan. Penelitian ini menggunakan
tahapan memaafkan menurut Smedes 1996, yaitu sebagai berikut: Tahap 1: Tahap terluka. Seseorang merasa telah terluka sangat dalam akibat
perilaku orang lain. Seseorang merasa bahwa dia tidak akan dapat melupakan perilaku orang tersebut. Pada situasi seperti ini seseorang berada pada masa
krisis untuk memaafkan. Tahap 2: Tahap membenci. Seseorang tidak dapat menghilangkan ingatan
mengenai seberapa dalam dia sangat terluka. Seseorang yang telah terluka berharap orang yang melukainya tidak dapat hidup dengan baik. Seseorang
yang telah terluka terkadang berharap orang yang telah melukainya juga merasakaan penderitaan yang sama.
Tahap 3: Tahap penyembuhan. Seseorang dapat melihat permasalahan yang diahadapi dengan bijak. Seseorang dapat melihat permasalahan dengan cara
dan sudut pandang yang baru. Seseorang dapat melihat seseorang yang telah melukainya dengan sudut pandang yang lebih positif. Ingatan seseorang
mengenai rasa sakit yang dideritanya akan hilang dan akan terbebas. Pada tahap ini seseorang memutuskan untuk memaafkan pelanggaran yang terjadi.
Tahap 4: Tahap kembali bersama. Seseorang yang telah melalui tahap penyembuhan, dia sudah terlepas dari rasa sakit hati dan tidak ada dendam lagi
kepada orang yang telah menyakitinya. Seseorang dapat mengundang kembali orang yang telah menyakitinya untuk bersama-sama lagi membangun
hubungan dan rasa cinta yang baru.
D. Metode Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan tekhnik wawancara semi terstruktur. Teknik wawancara semi terstruktur merupakan
gabungan antara wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam tekhnik wawancara ini, peneliti sudah memiliki daftar pertanyaan-
pertanyaan sebagai pendoman wawancara. Namun, peneliti dapat secara fleksibel mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dengan tetap berpedoman
pada daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti menggunakan tekhnik ini karena dengan menggunakan pedoman pertanyaan-pertanyaan
peneliti dapat berfokus pada hal yang menjadi pokok pembahasan. Selain itu, peneliti juga dapat dengan fleksibel menggali informasi lebih lanjut dengan
tetap berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dibuat.
E. Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis narasi. Narasi secara khusus diggunakan untuk memahami ketidakberaturan yang ditemui sehari-
hari. Setiap individu akan menghadapi berbagai ketidakberaturan dalam rutinitas sehari-hari. Ketidakberaturan tersebut antara lain berupa permasalahan
pribadi, keluarga, finansial, dan kesehatan. Penelitian ini akan membahas mengenai permasalahan pribadi yang berupa pengalaman subjek penelitian
dalam berproses memberikan maaf terhadap perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan mereka sehingga subjek dapat tetap mempertahankan
perkawinan. Melalui narasi, subjek peneliti diminta untuk menceritakan kisah