Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

D. Metode Pengambilan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan tekhnik wawancara semi terstruktur. Teknik wawancara semi terstruktur merupakan gabungan antara wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam tekhnik wawancara ini, peneliti sudah memiliki daftar pertanyaan- pertanyaan sebagai pendoman wawancara. Namun, peneliti dapat secara fleksibel mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dengan tetap berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti menggunakan tekhnik ini karena dengan menggunakan pedoman pertanyaan-pertanyaan peneliti dapat berfokus pada hal yang menjadi pokok pembahasan. Selain itu, peneliti juga dapat dengan fleksibel menggali informasi lebih lanjut dengan tetap berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dibuat.

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis narasi. Narasi secara khusus diggunakan untuk memahami ketidakberaturan yang ditemui sehari- hari. Setiap individu akan menghadapi berbagai ketidakberaturan dalam rutinitas sehari-hari. Ketidakberaturan tersebut antara lain berupa permasalahan pribadi, keluarga, finansial, dan kesehatan. Penelitian ini akan membahas mengenai permasalahan pribadi yang berupa pengalaman subjek penelitian dalam berproses memberikan maaf terhadap perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan mereka sehingga subjek dapat tetap mempertahankan perkawinan. Melalui narasi, subjek peneliti diminta untuk menceritakan kisah hidupnya dalam proses memaafkan perselingkuhan, dalam penyampaian kisah mengenai kehidupannya subjek berusaha untuk memberikan makna terhadap pengalamannya tersebut Smith, 2009. Gergen dan Gergen dalam Smith, 2009 mengidentifikasi 3 tiga struktur analisis dalam narasi, yaitu: 1. Progresi, narasi yang digambarkan oleh subjek penelitian mengandung suatu usaha ke arah tujuan. Subjek penelitian menyampaikan narasi dengan menggambarkan kehidupan sebagai suatu rangkaian tantangan yang mengandung kesempatan untuk maju. 2. Regresi, narasi yang digambarkan oleh subjek penelitian mengandung bahwa sesuatu tidak diharapkan akan terjadi. Subjek penelitian menggambarkan kehidupan sebagai rangkaian dari kesengsaraan. 3. Stabil, narasi yang digambarkan oleh subjek penelitian mengandung bahwa sesuatu yang dialami hanya merupakan perubahan kecil. Subjek penelitian lebih cenderung menggambarkan peristiwa-peristiwa yang dialami dengan istilah biasa-biasa saja. Dalam menganalisis uraian narasi yang telah disampaikan oleh subjek penelitian akan melalui 2 dua fase, yaitu: 1. Fase deskriptif Pada fase ini peneliti membaca uraian narasi sehingga menjadi familiar dengan struktur dan isinya. Analisis yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah dengan menyoroti isu-isu penting dalam narasi yang telah disampaikan oleh subjek penelitian, mengidentifikasi keterkaitan naratif yang menghubungkan berbagai bagian yang berbeda. Analisis yang dapat juga dilakukan adalah dengan mencermati subalur dalam narasi dan memerhatikan berbagai keterkaitan di antaranya. Peneliti kemudian dapat membuat ringkasan dengan menyoroti ciri-ciri tertentu yang dirasa menarik bagi peneliti. Ringkasan tersebut dapat digunakan untuk memperoleh gagasan mengenai isu-isu utama yang muncul. Melalui proses pembacaan secara mendetail, membantu peneliti dalam mengembangkan kerangka coding yang dapat diterapkan dalam berbagai narasi. Kerangka coding dibuat untuk menangkap makna menyeluruh dari berbagai narasi yang ada, serta beragam isu khusus yang muncul pada masing-masing narasi. Oleh karena itu, sebelum dilakukan penelitian dengan metode naratif, peneliti mempersiapkan strategi untuk membantu mempersiapkan ringkasan dan analisis dari narasi yang disampaikan oleh subjek penelitian. Strategi tersebut terdiri dari tiga komponen, yaitu: awal, tengah, dan akhir. Komponen tersebut akan diggunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. Awal: kehidupan perkawinan subjek penelitian sebelum mengetahui perselingkuhan. Setiap suami akan memiliki pengalaman yang berbeda- beda dalam menjalani kehidupan perkawinan. Perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang istri juga bukan suatu hal yang dapat diduga oleh suami. Suami sebagai subjek penelitian diminta untuk menceritakan pengalaman-pengalaman awal yang mungkin menjadi faktor penyebab terjadi perselingkuhan.