Proses Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gedhe, bersama dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya. Subjek ES merasa bahwa dulu ayahnya adalah seseorang yang selalu melindunginya dan orang yang sangat disiplin. Pada saat subjek ES duduk di kelas 1 SD, ibu ES meninggal. Walau subjek ES hanya sebentar diasuh oleh ibu, beliau tetap ingat bahwa dulu ibunya sangat sayang terhadap dirinya. Setelah ibu ES meninggal, kemudian ES diasuh oleh kakak pertama ES. Setelah kakak pertama ES menikah, ES kemudian diasuh oleh bulek dari pihak ibu sampai lulus SMP. Selama bersama bulek ES tinggal menetap di Wonosobo. Pada saat melanjutkan sekolah ke tingkat SMA pada tahun 1960, ES pindah dan tinggal menetap di Yogyakarta. Pada saat menetap di Yogyakarta subjek ES tinggal bersama dengan neneknya dari tahun 1960 sampai 1977. Pada saat itu, karena faktor ekonomi ES hanya menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA kelas 1. ES kemudian memutuskan untuk mengikuti kursus ngetik dan pada tahun 1963 menjadi pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Profinsi DIY. Sambil bekerja, pada tahun 1967 sampai dengan 1969, ES kemudian melanjutkan pendidikan di KPAA Kursus Pendidikan Administrasi Atas. KPAA sendiri merupakan tempat kursus yang pada waktu itu dianggap setara dengan pendidikan di SMA. Pada tahun 1965, subjek ES diangkat menjadi pegawai negeri. Istri ES merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Ayahnya bekerja di PJKA, dan ibunya bekerja sebagai pedagang pakaian di pasar. Istri ES lahir pada tahun 1951. ES mengenal istrinya karena dikenalkan oleh salah seorang dari temannya. Setelah dikenalkan, ES mulai dekat dengan istri yang dinikahinya tersebut. Pada masa membina hubungan berpacaran dengan istri, ES menyampaikan bahwa masa berpacaran adalah masa yang biasa-biasa saja. ES mengatakan bahwa ketika berpacaran merupakan masa-masa yang sulit dalam hal ekonomi, dibandingkan dengan masa sekarang sangatlah jauh. Oleh karena itu, ES merasa ketika berpacaran dengan istrinya dilalui dengan kesederhanaan. Pada tanggal 25 Agustus 1975, ES kemudian menikah dengan istrinya saat ini. ES memutuskan untuk menikahi istrinya karena dia merasa sudah siap untuk membangun kehidupan berkeluarga. ES juga memunyai keinginan untuk melanjutkan hidup bersama dengan istrinya. Setelah menikah, ES tetap bekerja di Dinas Pekerjaan Umum DIY, sedangkan istri ES bekerja sebagai ibu rumah tangga. Setelah menikah, ES dan istrinya tinggal menetap di Kota Gedhe. Pada saat menetap di Kota Gedhe, ES dan istrinya tinggal di rumah yang dipinjamkan oleh salah seorang saudara. Pada masa-masa ini, merupakan masa yang sulit, karena kondisi ekonomi yang tidak mencukupi. Selain itu, ES merasa tidak nyaman karena setiap hari ada saja keluarga yang datang berkunjung. ES menyadari bahwa rumah yang ditinggalinya saat itu merupakan rumah pinjaman. ES dan istrinya pun bersama-sama melalui masa-masa sulit tersebut. Pada tahun 1977, istri ES kemudian memutuskan untuk bekerja sebagai pegawai di Unit Perencanaan Departemen Pekerjaan Umum. Pada tahun 1982, ES dan istrinya pindah dan menetap di Sidoarum hingga saat ini. Masa-masa perkawinan dilalui dengan cukup berat oleh ES dan istrinya, dalam hal ini khususnya masa-masa panjang untuk memiliki anak. Selama masa-masa tersebut ES dan istrinya dipercayai untuk mengasuh dan mendidik kedua ponakan yang dititipkan kepada mereka. Pada masa-masa penantian untuk memiliki seorang anak dengan mengusahakan segala cara untuk mendapatkan anak, ES dan istrinya mengetahui jika istrinya tidak dapat hamil karena ada penyumbatan pada saluran indung telur. ES dan istrinya mengetahui hal tersebut setelah mereka memeriksakan diri pada salah seorang dokter. Ada kemungkinan istri ES bisa hamil tetapi dengan resiko kehamilan istrinya akan berbahaya bagi nyawa istrinya. ES pun memutuskan untuk istrinya tidak hamil, dia memilih untuk tetap mempertahankan istrinya daripada memaksa untuk hamil. ES terlihat begitu menyayangi istrinya walaupun dalam kondisi yang mereka hadapi. Setelah itu selang beberapa hari, ES ditawari untuk mengangkat anak dari salah seorang ibu yang masih sangat muda. ES pun mengganggap bahwa ini mungkin jalan Tuhan, maka dari itu ES dan istrinya memutuskan untuk mengangkat anak tersebut dan mengganggapnya sebagai anak kandung mereka sendiri. ES merupakan orang yang mandiri, sabar, dan ketika ada permasalahan dia tidak ingin melibatkan orang lain. Pada saat permasalahan muncul ES lebih ingin menyelesaikan permasalahan tersebut sendiri. ES mengganggap istrinya sebagai orang yang bekerja keras, dan mau diajak rekoso. ES juga menggaggp istrinya sebagai orang yang mandiri dan keibuan. ES menyadari bahwa dirinya adalah orang yang pendiam dan sulit untuk menyampaikan perasaannya. Subjek ES menyadari sikapnya tersebut dipengaruhi oleh pola asuh dari bulek dan neneknya ketika tinggal bersama mereka. Subjek ES melihat bahwa bulek dan neneknya memang orang yang pendiam tapi pekerja keras dan bertanggungjawab. Subjek ES ingat bahwa neneknya selalu mengajarkan bahwa dadi wong ki ora mung waton omong wae, nanging ono nyatane, mending dadi wong sing menengan trimo anteng, nanging tumindak becik lan duwe tanggung jawab. Ajaran neneknya itulah yang mempengaruhi pemikiran dan sikap subjek. Ajaran neneknya itu juga dijadikan sebagai prinsip hidup subjek ES.

2. Subjek 2 DN

a. Identitas Subjek Nama : DN Usia : 58 tahun Jenis kelamin : Pria Pendidikan : S2