Subjek 1 ES Hasil Analisis Data Penelitian
548-560 564-579
selingkuhan untuk segera mengakhiri hubungan antara istri dan laki-laki selingkuhan.
574-582 Subjek menasihati dan mengingatkan istrinya bahwa
perbuatannya itu salah.
9. Hal yang membuat subjek tetap mempertahankan perkawinan
AK1.1. No Baris
Kata Kunci 231-241
Subjek tetap mencintai istrinya dan menerima apa adanya walau istrinya telah berselingkuh.
245-253 334-335
339-341 Subjek merasa bahwa dengan doa yang selalu dia lakukan
pada waktu itu memberikan kekuatan untuk menghadapi permasalahan perselingkuhan tersebut.
315-316 Istri subjek juga sudah mengakui dan meyesali kesalahan
yang diperbuat serta meminta maaf kepada subjek.
10. Penilaian subjek terhadap istri setelah memutuskan tetap
mempertahankan perkawinan AK1.2. No Baris
Kata Kunci 592-595
Subjek melihat istri sebagai seseorang yang membutuhkan perhatian, bimbingan dan kasih sayang darinya.
11. Perasaan subjek setelah membuat keputusan untuk tetap
mempertahankan perkawinan AK1.3. No Baris
Kata Kunci 307-311
Subjek merasa lebih tenang dalam menghadapi permasalahan perselingkuhan.
12. Kesulitan yang dialami subjek ketika memutuskan untuk tetap
mempertahankan perkawinan AK1.4. No Baris
Kata Kunci 326-338
Kesulitan yang dihadapi subjek bahwa subjek tidak bisa melupakan peristiwa perselingkuhan tersebut dan tidak
mempunyai orang untuk mencurahkah segala perasaan negatif yang dialami ketika subjek mengalami permasalahan
perselingkuhan tersebut. 384-386
Subjek sempat menjadi tidak mempercayai istrinya lagi.
13. Pelajaran yang subjek pahami setelah peristiwa perselingkuhan
berlalu AK1.5. No Baris
Kata Kunci 343-351
Subjek menyadari bahwa selama ini dia kurang memberikan perhatian terhadap istri, sehingga setelah mengalami
permasalahan tersebut subjek berusaha merubah sikap menjadi lebih perhatian dengan istrinya.
595-602 605-610
Subjek memutuskan untuk meluangkan lebih banyak waktu bersama istri dengan mengajak istri setiap malam untuk
berdoa dan mengobrol bersama mengenai perasaan dan kejadian yang dialami sepanjang hari itu.
14. Perasaan subjek saat ini menjalani perkawinan setelah peristiwa
perselingkuhan tersebut berlalu AK2.6. No Baris
Kata Kunci 353-359
Subjek merasa lebih lega dan bersyukur karena dapat mempertahankan perkawinan setelah mengalami peristiwa
perselingkuhan tersebut.
15. Penilaian subjek terhadap istri setelah peristiwa perselingkuhan
tersebut berlalu AK2.7. No Baris
Kata Kunci 361-373
Subjek melihat istrinya telah mengalami banyak perubahan positif setelah peritiwa tersebut berlalu.
16. Kegiatan keseharian yang dilakukan subjek bersama dengan istri
saat ini setelah peristiwa perselingkuhan berlalu AK2.8. No Baris
Kata Kunci 389-395
611-620 Subjek dan istri saat ini lebih banyak mempunyai waktu untuk
bersama, istri subjek sering memasakan makanan kesukaan,
membuat roti untuk dimakan bersama-sama
dan mendengarkan lagu-lagu kenangan bersama.
595-602 Ada waktu di malam hari untuk doa bersama dan sharing
mengenai perasaan masing-masing.
b. Analisis deskriptif
1. Awal
Pada awalnya sebelum subjek ES memutuskan untuk menikah dengan istrinya, subjek ES melihat istrinya sebagai orang yang
bersedia untuk menjalani hidup bersama dengan subjek. Pada waktu itu, kondisi ekonomi subjek ES hanya biasa-biasa saja tetapi subjek
merasa bahwa istrinya dapat menerima kondisi dirinya apa adanya. Oleh karena itu, subjek ES merasa yakin bahwa istrinya adalah orang
yang tepat untuk dijadikan pendamping hidupnya. Hingga pada akhirnya subjek ES memutuskan untuk menikah dengan istrinya
karena subjek ES melihat istrinya sebagai seseorang yang baik dan mau diajak untuk hidup susah ES, pp 1-5.
Setelah memutuskan untuk menikah, dalam menjalani kehidupan berumah tangga subjek ES dan istrinya melakukan
pembagian tugas dalam mengurus rumah tangga. Istri subjek bertugas sebagai ibu rumah tangga yang mempersiapkan segala
keperluan subjek seperti mempersiapkan sarapan untuk subjek sebelum berangkat kerja. Sementara itu, subjek ES juga membantu
membersihkan rumah dan memanaskan motor sebelum berangkat kerja ES, pp 29-35. Sedangkan pada hari Minggu subjek ES dan
istrinya mengawali kegiatan dengan pergi ke Gereja pada pagi hari. Setelah itu, subjek ES dan istrinya lebih banyak menghabiskan
waktu di rumah untuk menonton TV bersama ES, pp 35-37. Selama menjalani kehidupan berumah tangga sehari-hari
subjek ES tidak pernah mengungkapkan perasaan sayang kepada istrinya dengan kata-kata verbal. Subjek ES lebih senang
menunjukkan rasa sayang terhadap istrinya dengan perbuatan. Subjek ES menyadari bahwa sikapnya yang pendiam dipengaruhi
oleh didikan dari bulek dan nenek subjek. Semasa subjek ES duduk di bangku SD hingga lulus SMP subjek pernah diasuh oleh buleknya.
Ketika tinggal bersama dengan buleknya ini, subjek melihat bahwa buleknya adalah orang yang tidak banyak berbicara tapi lebih banyak
menunjukkan perbuatan ES, pp 492-500. Begitu juga ketika subjek ES tinggal bersama dengan neneknya, subjek juga dididik untuk
lebih banyak menunjukkan perbuatan nyata daripada omongan ES, pp 500-503. Didikan yang diperoleh subjek dari bulek dan neneknya
ini membuat subjek mempunyai prinsip bahwa ucapan mempunyai tuntutan untuk membuktikan. Prinsip yang dipegang oleh subjek ES
membuat subjek lebih senang langsung menunjukkan tindakan nyata untuk membuktikan perasaan sayang terhadap istrinya ES, pp 503-
513; ES, pp 522-528.
Subjek ES merasa bahwa dalam menjalani kehidupan perkawinan subjek ES dan istrinya tidak pernah mengalami
permasalahan yang membuat mereka bertengkar ES, pp 39-44. Namun, subjek ES dan istrinya pernah mengalami masa-masa yang
berat yaitu ketika istri subjek tidak kunjung mempunyai anak. Banyak cara yang telah diusahakan oleh subjek dan istrinya untuk
mendapatkan seorang anak ES, pp 413-448. Hingga pada suatu hari subjek ES dan istrinya memeriksakan diri pada salah seorang dokter
yang menyatakan bahwa istri subjek ES mengalami permasalahan pada saluran reproduksi berupa penyempitan saluran indung telur
ES, pp 443-446. Mengalami situasi demikian subjek ES memutuskan tidak memaksa istrinya untuk mengandung karena akan
membahayakan nyawa istrinya ES, pp 448-457. Seminggu setelah subjek ES dan istrinya mengetahui bahwa mereka tidak dapat
mempunyai anak, mereka ditawari untuk mengangkat seorang anak dari ibu yang waktu itu hamil di luar nikah dan masih kecil. Melihat
situasi itu, subjek ES dan istrinya memutuskan untuk mengangkat anak tersebut ES, pp 458-471. Menurut subjek ES permasalahan
yang terjadi dalam rumah tangga yang dijalaninya dengan istri lebih kepada mengurus kepentingan rumah tangga dan bersikap adil
terhadap anak-anak ES, pp 44-56.
Dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga, subjek ES selalu
berdiskusi dengan istrinya. Namun, sebagai kepala rumah tangga
subjek ES yang selalu memutuskan cara penyelesaian masalah ES, pp 400-404; ES, pp 413-417; ES, pp 455-471.
Subjek ES merasakan mulai muncul permasalahan sehingga membuat subjek bertengkar dengan istrinya setelah istri subjek
kembali dari diklat di Bandung pp 62-64; ES, pp 83-85. Istri subjek ES menjadi mudah marah ES, pp 92; ES, pp 95-99, tidak
menunjukan sikap hormat kepada diri subjek ES, pp 93-94, bicaranya yang lembut berubah menjadi keras ES, pp 530-532, dan
selalu menyalahkan subjek ES, pp 532-534. Namun, melihat perubahan sikap pada diri istri, subjek ES berusaha untuk memahami
dan memaklumi. Subjek ES berpikir bahwa istrinya memerlukan adaptasi untuk bekerja sekaligus mengurus pekerjaan rumah tangga
ES, pp 64-69; ES, pp 99-102.
2. Tengah
Seiring berjalannya waktu, subjek ES mengetahui bahwa perubahan-perubahan pada diri istrinya dikarenakan istrinya telah
berselingkuh. Subjek ES mengetahui perselingkuhan istrinya setelah ada seorang teman subjek ES yang juga merupakan teman sekantor
istrinya menyampaikan mengenai perselingkuhan yang dilakukan istri subjek. Selain itu, subjek ES juga mendapatkan surat kaleng dari
pasangan selingkuh istrinya yang isinya menceritakan perselingkuhan mereka ES, pp 104-115.
Mengetahui perselingkuhan tersebut, anggapan subjek ES terhadap istrinya berubah. Pada awalnya subjek ES mengganggap
bahwa istrinya adalah ibu yang baik, setia dan mau diajak hidup susah, tetapi setelah mengetahui perselingkuhan tersebut subjek ES
menjadi merasa disepelekan oleh istrinya ES, pp 153-158. Subjek ES merasa kecewa, bingung, sedih, marah dan membenci perbuatan
istrinya ES, pp 160-166. Setelah subjek ES mengetahui perselingkuhan tersebut, subjek
berpikir dan bertindak untuk mencari cara penyelesaian masalah yang dihadapi ES, pp 173-180. Hal yang dilakukan oleh subjek
pertama kali adalah dengan menanyakan permasalahan tersebut kepada istrinya ES, pp 201-203. Pada saat subjek ES menanyakan
permasalahan tersebut kepada istrinya, subjek berusaha untuk berbicara secara perlahan mengingat bahwa istrinya pernah
mengalami kecelakaan yang berdampak jika mengalami permasalahan yang berat akan jatuh sakit dan juga subjek tidak ingin
melukai istrinya ES, pp 201-211. Ketika subjek ES menanyakan perselingkuhan tersebut, istri subjek ES mengakui perbuatannya ES,
pp 211-217. Setelah subjek ES mengetahui kebenaran dari istrinya secara langsung subjek ES memutuskan untuk menemui teman
selingkuhan istrinya. Hal ini dilakukan subjek agar istri dan teman selingkuhan segera memutuskan hubungan ES, pp 275-305; ES, pp
548-560; ES, pp 564-579. Selain itu, subjek ES juga memberikan
nasihat dan selalu mengingatkan istrinya untuk tidak berselingkuh lagi ES, pp 574-582.
3. Akhir
Perasaan terluka yang dialami subjek ES seperti kecewa, bingung, sedih, marah dan membenci perbuatan istrinya ES, pp 160-
166 membuat subjek sulit untuk mempercayai istrinya lagi ES, pp 584-586. Perasaan terluka yang dialami subjek ES juga membuat
subjek tidak dapat melupakan perselingkuhan istrinya. Apalagi, pada waktu itu yang membuat subjek ES merasa sulit untuk menghadapi
permasalahan itu karena subjek tidak mempunyai orang yang dijadikan tempat mengungkapkan perasaannya ES, pp 326-338.
Situasi yang dialami subjek ES seperti ini yang membuat subjek pada awalnya sulit untuk menerima istrinya kembali.
Namun, pada akhirnya subjek ES membuat keputusan untuk tetap mempertahankan perkawinannya dengan istrinya. Keputusan
untuk tetap mempertahankan perkawinannya dengan istrinya dikarenakan subjek ES telah berhasil melupakan rasa sakit yang
dialami dan dapat menerima kembali istrinya. Subjek ES merasa bahwa keputusan ini dipilihnya karena subjek masih memiliki
perasaan cinta kepada istrinya ES, pp 231-241; ES, pp 264-266. Subjek juga merasa mendapatkan kekuatan doa untuk menghadapi
permasalahannya ES, pp 245-253; ES, pp 334-335; ES, pp 339-
341. Selain itu, ungkapan maaf dari istri subjek membuat subjek untuk kembali mempercayai istrinya yang mau berubah dan
menerima istrinya kembali ES, pp 315-316. Setelah subjek ES memutuskan untuk tetap mempertahankan
perkawinan, subjek merubah pandangannya kembali terhadap istri ketika mengetahui perselingkuhan. Subjek ES melihat istri sebagai
seseorang yang memerlukan kasih sayang dan bimbingan dari diri subjek ES, pp 592-595.Setelah subjek memilih untuk menerima
kembali istri dan mempertahankan perkawinan mereka, subjek ES menjadi lebih tenang dalam menjalani permasalahan yang
dihadapinya ES, pp 307-311. Peristiwa yang dialami oleh subjek ES tersebut membuat
subjek sadar bahwa dirinya juga memiliki kekurangan. Subjek ES kemudian mengambil pelajaran dari peristiwa yang telah dialaminya.
Subjek ES yang sebelumnya kurang memperhatikan istrinya menjadi lebih memperhatikan istrinya ES, pp 343-351. Menyadari
kekurangan yang ada dalam diri, subjek ES juga meluangkan waktu di malam hari untuk doa malam dan sharing bersama ES, pp 595-
602; ES, pp 605-610. Subjek ES berharap dengan dirinya menyediakan waktu untuk doa malam dan sharing bersama, subjek
dan istrinya dapat saling memahami kesulitan dan kebutuhan masing-masing ES, pp 605-610.
Setelah peristiwa perselingkuhan tersebut berlalu, ada perasaan lega ES, pp 354-356 yang dialami subjek ES karena dapat
mempertahankan perkawinannya. Subjek ES juga merasa bersyukur karena keluarganya tetap utuh setelah mengalami persitiwa tersebut
ES, pp 353-359. Seiring berjalannya waktu, subjek ES telah melupakan luka yang pernah dialami akibat perselingkuhan yang
pernah dilakukan istrinya. Selain subjek ES berusaha untuk melupakan perasaan terluka akibat perselingkuhan istrinya, subjek
juga berusaha membimbing istrinya untuk dapat merubah sikap menjadi lebih baik dengan meluangkan waktu berdoa bersama di
malam hari ES, pp 595-602; ES, pp 605-610. Usaha yang dilakukan subjek ES berhasil, lambat laun istrinya juga dapat
merubah sikap yang sebelumnya keras menjadi lembut lagi ES, pp 586-588 dan menjadi perhatian lagi dengan subjek dan anak-anak
ES, pp 588-589. Selain itu, istri subjek ES juga menjadi lebih aktif kegiatan rohani bersama subjek ES, pp 361-373. Dalam menjalani
masa tua, saat ini subjek ES dan istrinya lebih mempunyai waktu untuk bersama dan melakukan kegiatan bersama ES, pp 389-395;
ES, pp 611-620. Berdasarkan cerita subjek ES mengenai pengalamannya dalam
berproses menghadapi persitiwa perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya, subjek ES menunjukkan narasi dengan struktur atau alur
progresif. Walaupun pada awal penceritaan subjek ES menunjukkan
narasi yang regresif yaitu subjek ES menemui kesulitan ketika memutuskan untuk tetap mempertahankan perkawinannya. Subjek
ES merasa belum dapat melupakan rasa sakit yang dialami akibat perbuatan istrinya, terlebih pada waktu itu juga subjek tidak
mempunyai seseorang yang dapat memberinya dukungan. Namun, narasi yang disampaikan oleh subjek ES berubah menjadi progresif
dengan melihat perjuangan subjek dalam usaha untuk melupakan rasa sakit akibat perbuatan istri dan melihat istri dengan cara
pandang yang baru.
Skema 2. Dinamika Memaafkan Subjek 1 ES
c. d.
Permasalahan yang muncul: -
Pengurusan kebutuhan rumah tangga -
Perubahan sikap istri: istri menjadi lebih cepat marah dan tidak
menghormati subjek -
Istri tidak dapat mempunyai keturunan
AWAL SITUASI PERKAWINAN
PERSELINGKUHAN
Cara mengatasi permasalahan dalam perkawinan:
- Melihat permasalahan dengan perasaan
positif yang tampak dalam perilaku memahami dan memaklumi perubahan
sikap istri
- Sebagai kepala rumah tangga
mentukan keputusan penyelesaian masalah
Kegiatan keseharian subjek bersama istri:
- Mengurus kebutuhan rumah tangga
- Pada hari minggu: pergi ke Gereja dan
setelah itu membersihkan rumah dan menonton TV
- Menunjukkan perasaan cinta langsung
ke tindakan nyata. Perubahan penilaian:
- Istri menyepelekan subjek sebagai suami
Perubahan perasaan: -
Kecewa -
Sedih -
Bingung -
Marah -
Merasa disepelekan oleh istri Respon subjek yang muncul:
- Tidak menunjukkan tindakan kekerasan
- Sulit melupakan perselingkuhan
- Tidak mempercayai istrinya lagi
Tindakan yang dilakukan: -
Menemukan cara penyelesaian masalah -
Komunikasi dengan istri pasangan selingkuhan istrinya
- Bertanya kepada istri mengenai kebenaran
perselingkuhan -
Mengajak istrinya untuk bertemu dengan laki- laki selingkuhan
- Mengajak istrinya berdoa untuk menenangkan
diri -
Menasihati dan mengingatkan istrinya bahwa perbuatannya itu salah
Faktor yang mempengaruhi tindakan subjek: -
Perasaan cinta -
Kekuatan doa -
Permintaan maaf istri -
Kesadaran subjek akan kekurangan diri sebagai suami kurang memberi perhatian pada
istri Perubahan penilaian:
- melihat istri sebagai seseorang
yang membutuhkan perhatian, bimbingan dan kasih sayang
Perubahan perasaan: -
merasa lebih lega dan bersyukur karena dapat mempertahankan
perkawinan Penilaian subjek terhadap
istri: -
Istri yang baik -
Setia -
Mau diajak hidup susah
Perubahan aktivitas: -
Subjek dan istri saat ini lebih banyak mempunyai waktu
untuk bersama -
Ada waktu di malam hari untuk doa bersama dan sharing
mengenai perasaan masing- masing
TENGAH Dinamika Subjek Saat
Terjadi Perselingkuhan AKHIR
Proses Subjek dalam Memaafkan
88