Komunikasi dalam Keluarga Perkawinan
pasangan dan hubungan antaranggota keluarga sehingga terkadang dapat menyebabkan perceraian. Permasalahan tersebut antara lain:
a. Pria Idaman Lain PIL dan Wanita Idaman Lain WIL
Istilah PIL dan WIL yang sering diggunakan pada masyarakat umum pada dasarnya menunjuk pada istilah affair, selingkuh,
ketidaksetiaan, perzinahan, serong atau seks di luar pernikahan yang dilakukan oleh salah satu atau keduanya dari pasangan suami istri.
b. Tinggal dengan mertua
Beberapa pasangan suami istri yang telah menikah seringkali memilih untuk tetap tinggal dengan salah satu orangtua mereka.
Terdapat banyak alasan yang membuat pasangan suami istri tetap tinggal dengan orangtua ataupun mertua. Masalah yang muncul adalah
tidak cukup mudah untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru sebagai tempat tinggal. Permasalahan yang sering timbul adalah
mengenai komunikasi, budaya, nilai-nilai, persepsi, serta masalah- masalah yang terkait dengan pola asuh di keluarga tersebut.
c. Pertengkaran antaranggota keluarga
Adakalanya hubungan antaranggota tidak berjalan dengan mulus, banyak faktor yang menjadi penyebab perselisihan. Faktor
tersebut dapat muncul baik dari dalam maupun luar keluarga tersebut. Masalah yang tidak dapat dikendalikan akan memunculkan konflik
yang berkepanjangan sehingga sering mengakibatkan pertengkaran antaranggota keluarga.
d. Anak cacat
Dalam keluarga yang memiliki anak cacat, baik itu secara fisik maupun mental dapat menimbulkan permasalahan tersendiri terutama
bagi orangtua. Permasalahan yang ada akan mempengaruhi keluarga tersebut di dalam lingkungan keluarga itu sendiri dan lingkungan
masyarakat. Permasalahan yang dihadapi keluarga dengan anak yang mengalami dan menderita cacat adalah tidak mudah untuk menerima
dan menghadapi lingkungan sosialnya. e.
Penyimpangan hubungan seksual pada salah satu pasangan Masalah seksual terkadang juga dapat menjadi pemicu
munculnya konflik dalam perkawinan. Ketidakpuasan dalam hubungan seksual dapat menjadi salah satu indikator yang
memunculkan permasalahan dalam perkawinan. Ada orang-orang tertentu yang memiliki penyimpangan seksual, seperti contoh
homoseksual, pedofilia penyimpangan seksual dimana seorang dewasa menyukai orang yang usianya jauh terpaut dibawahnya, dan
promiscuity hubungan seksual dengan dua atau lebih pasangan. Penyimpangan seksual yang terjadi dalam perkawinan dapat
menimbulkan konflik dan perasaan-perasaan yang dapat mengganggu hubungan suami istri.
f. Perbedaan agama
Perbedaan agama dapat menjadi konflik pasangan dalam perkawinan. Konflik yang terjadi dapat muncul karena
ketidakpahaman, ketidaktahuan atau ketidaksesuaian dengan yang dikerjakan oleh pasangannya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dapat menyebabkan perceraian di atas, peneliti berfokus pada permasalahan perselingkuhan.
Banyak kasus perceraian akibat perselingkuhan gangguan pihak ketiga yang terjadi di Indonesia. Peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut
mengenai kasus perceraian akibat perselingkuhan yang banyak terjadi di Indonesia. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil pencatatan oleh Badilag
telah terjadi peningkatan perceraian sepanjang tahun 2005 hingga 2010 sebesar 70. Perselingkuhan merupakan salah satu alasan yang menjadi
penyebab utama pasangan suami istri bercerai. Pada tahun 2010 sendiri menunjukkan bahwa perselingkuhan menempati posisi keempat sebagai
alasan pasangan bercerai. Tercatat sebanyak 20.199 perkara perceraian yang diputuskan akibat perselingkuhan. Pada tahun 2011 kasus perceraian
akibat perselingkuhan yang dicatat Badilag juga mengalami peningkatan sebesar 20.563 perkara. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk
menggali lebih lanjut mengenai perselingkuhan yang terjadi dalam perkawinan karena perselingkuhan berpotensi untuk mengakhiri suatu
hubungan perkawinan.