Proses Suami Memaafkan Istri Yang Pernah Selingkuh

keempat seseorang telah dapat membuang pikiran negatif, dan membangun keinginan untuk kembali menjalani kehidupan baru dengan orang yang melakukan pelanggran. Penelitian ini mengambil subjek suami yang pernah mengalami perselingkuhan yang dilakukan oleh istri. Peneliti mengambil subjek suami karena selama ini kebanyakan penelitian lebih berfokus pada dinamika istri yang mengalami perselingkuhan yang dilakukan oleh suami. Oleh karena itu, peneliti ingin menggali dan mengenali proses suami sehingga pada akhirnya berhasil memaafkan istri yang pernah selingkuh. Peneliti ingin mengetahui bagaimana proses suami memaafkan istri yang berselingkuh dalam rangka mempertahankan perkawinan.

F. Kerangka Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan di atas, peneliti membuat suatu gambar atau kerangka penelitian yang menunjukkan mengenai proses suami memaafkan istri yang pernah berselingkuh. Skema 1. Kerangka Penelitian: Proses Suami Memaafkan Istri yang Pernah Selingkuh untuk Mempertahankan Perkawinan PERKAWINAN Faktor penyebab perselingkuhan: 1. ketidakpuasan dalam kehidupan perkawinan. 2. Ketidakharmonisan rumah tangga 3. adanya kekosongan emosional dalam kehidupan pasangan tersebut. 4. problem pribadi di masa lalu. 5. kebutuhan untuk mencari variasi dalam kehidupan seksual 6. sulit untuk menolak “godaan” 7. marah terhadap pasangan 8. tidak lagi bisa mencintai pasangan 9. kecanduan alkohol atau pun obat-obatan 10. seringnya hidup berpisah lokasi 11. ingin membuat pasangan menjadi cemburu 12. ada kesempatan untuk melakukan perselingkuhan PERSELINGKUHAN TAHAP DISAKITI TAHAP MEMBENCI TAHAP PENYEMBUHAN TAHAP KEMBALI BERSAMA AWAL TENGAH AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Pendekatan kualitatif ini dipilih oleh peneliti karena penelitian yang akan dilakukan melibatkan pengumpulan data dalam bentuk laporan verbal berupa transkrip wawancara atau pertanyaan tertulis serta analisis yang dilakukan bersifat tekstual. Interpretasi yang akan dilakukan dibuat dalam suatu laporan naratif terinci mengenai persepsi, pemahaman, atau pemaknaan subjek penelitian tentang fenomena Smith, 2009. Penelitian kualitatif dilakukan untuk meneliti mengenai latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif. Penelitian yang akan dilakukan mengenai Proses Suami Memaafkan Istri yang Berselingkuh merupakan suatu fenomena pengalaman kehidupan yang lebih dapat digali melalui pendekatan kualitatif. Oleh karena itu, pendekatan kualitatif membantu peneliti dalam mengungkap proses seseorang dalam hal ini memaafkan pasangan yang pernah berselingkuh. Penelitian kualitatif dapat menggali lebih dalam mengenai latar belakang seperti motivasi, peran, nilai, sikap, dan persepsi. Penelitian kualitatif juga membantu untuk mengungkapkan isu-isu yang sensitif dan memerlukan evaluasi lebih mendalam Moleong, 2007, dalam hal ini memaafkan perselingkuhan yang pernah dilakukan oleh pasangan dalam perkawinan. 49 Penelitian ini menggunakan metode narasi. Metode narasi dipilih sebagai metode penelitian karena penelitian yang dilakukan melingkupi kehidupan manusia sehari-hari. Kehidupan sehari-hari dalam penelitian ini adalah kehidupan dalam perkawinan dengan permasalahan yang berupa perselingkuhan. Metode narasi menggambarkan bahwa manusia terlahir melalui narasi, menjalani kehidupan melalui narasi, dan kemudian mendeskripsikan diri dalam bentuk narasi Smith, 2009. Metode narasi memiliki struktur yang tuntas yaitu ada alur keterhubungan yang disampaikan oleh subjek sebagai narator dari awal hingga akhir. Oleh karena itu, peneliti memilih metode ini untuk melihat cara subjek menggambarkan diri dan menjalani kehidupan dalam menghadapi permasalahan perkawinan dalam hal ini perselingkuhan. Metode narasi memberikan kesempatan kepada subjek penelitian untuk menyampaikan kisah mengenai pengalaman kehidupan dalam hal ini pengalaman suami berproses memberikan maaf terhadap istri yang pernah melakukan perselingkuhan. Metode narasi dalam penelitian ini berfungsi untuk melihat bagaimana proses suami menghadapi perselingkuhan yang dilakukan oleh istri dari awal membangun kehidupan berumah tangga dengan istri, lalu dinamika perasaan yang dialami ketika mengetahui istri berselingkuh hingga akhir yaitu memutuskan untuk memaafkan istri dan membangun kembali hubungan yang baru dengan istri. Metode narasi bertujuan supaya subjek penelitian dapat menyampaikan narasi mengenai pengalaman yang berisi mengenai peran subjek dalam hal ini proses subjek memaafkan pasangan yang pernah melakukan perselingkuhan.

B. Subjek Penelitian

Peneliti menggunakan metode proposive sampling dalam menetapkan subjek penelitian. Metode proposive sampling dipilih karena peneliti sebelumnya telah menetukan karakterisktik subjek penelitian terlebih dahulu untuk suatu tujuan yang juga telah ditetapkan Moleong, 2007. Peneliti menetapkan beberapa kriteria dalam pemilihan subjek, yaitu: 1. Subjek dalam penelitian ini adalah suami yang memiliki istri yang pernah selingkuh. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan yang tetap mempertahankan perkawinan kendati istri pernah melakukan perselingkuhan. 3. Subjek bersedia untuk membagikan pengalaman dalam penelitian.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada proses suami memaafkan istri yang pernah melakukan perselingkuhan. Memaafkan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai proses pengolahan emosi dan kognitif seorang suami setelah mengalami suatu pelanggaran istri melakukan perselingkuhan, sehingga emosi negatif yang muncul dapat diubah dalam bentuk perilaku yang positif, kebencian dan keinginan untuk membalas dendam terhadap istri yang telah melakukan perselingkuhan menjadi hilang, serta adanya keinginan untuk tetap mempertahankan hubungan dengan istri yang telah melukai. Proses memaafkan adalah suatu tahapan yang dilalui oleh seseorang dalam hal ini suami dalam melepaskan emosi negatif dan mengubahnya