ES merupakan orang yang mandiri, sabar, dan ketika ada permasalahan dia tidak ingin melibatkan orang lain. Pada saat
permasalahan muncul ES lebih ingin menyelesaikan permasalahan tersebut sendiri. ES mengganggap istrinya sebagai orang yang bekerja
keras, dan mau diajak rekoso. ES juga menggaggp istrinya sebagai orang yang mandiri dan keibuan. ES menyadari bahwa dirinya adalah
orang yang pendiam dan sulit untuk menyampaikan perasaannya. Subjek ES menyadari sikapnya tersebut dipengaruhi oleh pola asuh dari
bulek dan neneknya ketika tinggal bersama mereka. Subjek ES melihat bahwa bulek dan neneknya memang orang yang pendiam tapi pekerja
keras dan bertanggungjawab. Subjek ES ingat bahwa neneknya selalu mengajarkan bahwa dadi wong ki ora mung waton omong wae, nanging
ono nyatane, mending dadi wong sing menengan trimo anteng, nanging tumindak becik lan duwe tanggung jawab. Ajaran neneknya itulah yang
mempengaruhi pemikiran dan sikap subjek. Ajaran neneknya itu juga dijadikan sebagai prinsip hidup subjek ES.
2. Subjek 2 DN
a. Identitas Subjek
Nama : DN
Usia : 58 tahun
Jenis kelamin : Pria
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Dosen
Agama : Islam
Usia perkawinan : 28 tahun
b. Latar Belakang Subjek
Subjek DN merupakan anak ke 4 dari 8 bersaudara. Subjek DN lahir pada tahun 1955 dalam keluarga muslim. Ayah subjek DN bekerja
sebagai guru SMP di Yogyakarta, sedangkan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Subjek DN menceritakan walaupun ibunya hanya ibu
rumah tangga, tapi beliau juga pintar untuk mencari tambahan uang. Ibu subjek DN membuka jasa jahitan dari tetangga sekitar dan teman-
temannya, dan pada waktu itu langganan ibu subjek DN juga banyak. Subjek DN menceritakan bahwa beliau sangat dekat dengan ibunya.
Subjek melihat ibunya adalah orang yang sangat menyanyangi anak- anaknya dan juga dapat bersikap adil kepada anak-anaknya. Subjek DN
mengenal ayahnya sebagai orang yang keras dan disiplin. Subjek DN sangat ingat sekali ketika dulu ada anak-anak dari ayahnya yang
melakukan kesalahan, pasti mendapat hukuman dipukul dengan rotan. Tapi, subjek DN juga sangat mengganggumi ayahnya sebagai seorang
guru. Subjek DN menceritakan kalau ayahnya itu guru yang sangat tegas, jujur dan disiplin. Ayah subjek DN selalu mengajarkan subjek
untuk selalu jujur dalam bertindak dan dapat bertanggungjawab terhadap segala perbuatan yang dilakukan.
Kedua orangtua subjek DN selalu mengajarkan kepada anak- anaknya bahwa pendidikan sangat penting. Oleh karena itu, subjek DN
selalu berusaha untuk mendapatkan nilai yang terbaik di sekolahnya. Subjek DN ingin membuat kedua orangtuanya bangga terhadap prestasi
yang dicapainya. Subjek DN menunjukkan prestasinya dengan ranking yang diperoleh di sekolahnya. Subjek menceritakan bahwa beliau sejak
SD hingga SMA selalu mendapatkan ranking. Pada tahun 1975 subjek DN melanjutkan studinya dan mengambil jurusan tekhnik informatika
di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Pada tahun 1980 subjek DN telah menyelesaikan studinya. Setelah berhasil menyelesaikan
studi, subjek DN kemudian bekerja sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Sembari bekerja, subjek DN
memutukan untuk melanjutkan studi S2 dan lulus pada tahun 1983. Kemudian pada tahun 1984 subjek DN diangkat menjadi pegawai
negeri. Subjek DN bertemu dengan istrinya ketika beliau masih
menempuh pendidikan di bangku kuliah. Istri subjek DN merupakan adik dari teman dekatnya. Pada waktu itu, subjek DN sering datang ke
rumah temannya, sehingga sering bertemu dengan istrinya. Pertemuan subjek DN dan istrinya membuat subjek menyukai istrinya. Hingga
pada akhirnya subjek DN mengungkapkan perasaannya kepada istrinya. Ternyata istri subjek DN juga memiliki perasaan yang sama dengan
subjek, sehingga mereka memutuskan untuk menjalin hubungan. Pada
1985 subjek DN dan istrinya memutuskan untuk menikah. Pada waktu itu usianya sudah 30 tahun dan istrinya sudah 25 tahun, mereka merasa
sudah siap untuk menikah, maka dari itu subjek DN melamar istrinya tersebut. Dalam pernikahan subjek DN dan istrinya tersebut, mereka
dikaruniai 2 orang anak. Subjek DN menyadari bahwa beliau adalah orang yang tegas dan
keras. Ajaran ayah subjek DN yang sangat disiplin membuat subjek terbiasa untuk melakukan segala sesuatu sesuai aturan yang telah
dibuat. Sebagai kepala rumah tangga dan imam dalam keluarga subjek DN mengganggap bahwa dirinya memiliki tanggung jawab yang penuh
terhadap keluarganya. Oleh karena itu, sebelum subjek DN mengalami permasalahan perselingkuhan yang dilakukan istrinya, subjek selalu
menunjukkan sikap yang selalu mengatur dan memutuskan segala sesuatu yang terjadi dalam rumah tangganya.
C. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Subjek 1 ES
a. Kategorisasi data
1. Penilaian subjek terhadap istri sebelum terjadi perselingkuhan
A1.1. No Baris
Kata Kunci 1-5
Subjek menilai istrinya sebagai istri yang baik dan mau untuk diajak hidup susah.
2. Kegiatan keseharian yang dilakukan subjek bersama dengan istri
sebelum terjadi perselingkuhan A1.2. No Baris
Kata Kunci 29-35
Kegiatan keseharian subjek dan istri berupa pembagian tugas dalam mengurus rumah tangga: istri bangun pagi
mempersiapkan sarapan sedangkan suami membantu membersihkan rumah dan memanaskan motor untuk
berangkat kerja 35-37
Pada hari Minggu kegiatan yang dilakukan subjek dan istri pada waktu pagi adalah pergi ke Gereja setelah itu subjek
dan istri lebih sering menghabiskan waktu bersama di rumah untuk menonton TV dan membersihkan rumah.
503-513 522-528
Subjek tidak pernah mengucapkan kata-kata cinta kepada istrinya, subjek lebih menunjukkan tindakan nyata untuk
menunjukkan rasa cintanya kepada istri.
3. Permasalahan yang muncul dalam perkawinan subjek sebelum
peritiwa perselingkuhan A1.3. No Baris
Kata Kunci 44-49
Permasalahan dalam perkawinan yang dihadapi subjek dan istri adalah dalam hal mengurus kepentingan rumah tangga
dan anak-anak. 62-64
Subjek merasakan ada perubahan sikap istri setelah bekerja