Penyajian Data dan Analisis Data Analisis Keseluruhan Iklan Torpedo

3. Level Ideologi - Dialog Tidak ada dialog dalam shot ini, namun model laki-laki mengeluarkan suara “hemm..aah..” Analisis: Pada shot ini menampilkan model perempuan. Terlihat model perempuan sedang menikmati makan siang namun sesekali menoleh kearah kiri dan kanan sang model, dan dengan ekspresi tersenyum. Model perempuan terlihat mengenakan dress warna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Dress , dapat diartikan gaun, rok, blus yaitu busana yang menunjukkan kesempatan tertentu, misalnya busana untuk kesempatan resmi disebut dress suit, busana seragam dikatakan dress uniform dan busana untuk pesta disebut dress party. Dress juga menunjukkan model pakaian tertentu seperti long dress, sack dress dan Malaysian dress . http:longdressmurah.blogspot.com201007pengertian-busana- dan-macam-macamnya.html Warna merah sendiri menggambarkan karakter terkuat dan paling menarik perhatian, agresif lambang primitif. Dan diasosiasikan darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan dan cinta, kebahagiaan. ht t p: t ut orialkit a.com 106 m akna-w arnamore-106 Setting tempat yang digunakan adalah di dalam kantin dengan keadaan ramai pengunjung, model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya. Pengambilan gambar pada shot ini menggunakan long shot dan eye level angle dari sisi depan dan objek berada di tengah, yang menampilkan tubuh bagian atas model perempuan terlihat bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Untuk tata cahaya, tidak menggunakan bantuan lighting karena telah menggunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dari sisi kanan, dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. Untuk sound effect yang digunakan menggambarkan adanya suara hembusan benda terbang.

4.3.1.2 Scene 2 Shot 12

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, dengan mengenakan dress warna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. - Setting Model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya, terlihat juga segelas air putih. Gigi palsu menjadi frame menuju ke tubuh model perempuan. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan sedang menikmati makan siang. 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan medium close up sehingga fokus pada tubuh bagian dada, pundak dan sedikit bagian background. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan objek. - Pencahayaan Dalam shot ini tidak menggunakan tambahan lighting yang kuat karena telah menggunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dari sisi kanan, dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik cut, yang menunjukkan perubahan tiba-tiba untuk merubah scene. - Musik dan suara Musik latar yang digunakan adalah sound effect yang menggambarkan adanya suara hembusan yang kencang dari benda terbang. 3. Level Ideologi - Dialog Tidak ada dialog dalam shot ini. Analisis: Dalam shot ini muncul gigi palsu yang menjadi frame dan model perempuan. Terlihat model perempuan sedang menikmati makan siang. Pengambilan gambar menggunakan medium close up sehingga fokus pada tubuh bagian dada, pundak dan sedikit bagian background tampak keseluruhan objek serta backgroundnya. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan objek. Kostum yang dikenakan model perempuan yang mengenakan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Unsur eksploitasi cukup jelas dalam shot ini, karena menunjukkan bagian tubuh yang menjadi daya tarik perempuan. Backsound memperkuat kesan adanya benda terbang kemudian menghasilkan suara hembusan angin yang kencang.

4.3.1.3 Scene 2 Shot 13

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, mengenakan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. - Setting Model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya. Gigi palsu telah tertancap di tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan duduk tegak dan sedang menikmati makan siang. 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan close up sehingga fokus pada gigi palsu yang tertancap dan pada tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan objek.. - Pencahayaan Dalam shot ini tidak menggunakan tambahan lighting yang kuat karena telah menggunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dari sisi kanan, dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik cut, yang menunjukkan perubahan tiba-tiba untuk merubah scene. - Musik dan suara Musik latar yang digunakan adalah sound effect yang menggambarkan adanya suara hembusan yang kencang dari benda terbang.dan berhenti “zzheep”. 3. Level Ideologi - Dialog Tidak ada dialog dalam shot ini. Analisis: Shot ini ditunjukkan model perempuan sedang duduk menikmati makan siang. Selain itu, tetap dalam balutan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Dengan pengambilan gambar close up sehingga fokus pada gigi palsu yang tertancap dan pada tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya. Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan salah satu yang bisa menjadi fosil dengan baik. Paleontologis menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis fosil dan seringkali hubungan di antaranya. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan hewan tersebut. Misalnya herbivora memiliki banyak gigi geraham untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna. Karnivora membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu. http:id.wikipedia.orgwikiGigi Gigi Palsu pertama kali dikenal pada tahun 700 SM. Biasanya pada masa tersebut gigi palsu masih terbuat dari gading, tulang ikan paus atau tulang kudanil dan diikat dengan semacam kawat yang terbuat dari emas. Teknik ini bertahan selama hampir 2000 tahun. Pada tahun 1500 dan seterusnya, tulang masih dipakai unuk bahan pembuatan gigi palsu, akan tetapi mulai diikat dengan tali yang terbuat dari benang sutera. Pada masa itu, sutera juga dipakai untuk menutupi gigi yang ompong, terutama oleh para tokoh terkenal di era tersebut seperti Ratu Elizabeth I dari Inggris dan Presiden George Washington dari Amerika Serikat. Selain menggunakan tulang, gigi palsu pada masa itu juga sudah mulai menggunakan bahan-bahan seperti perak, emas, atau batu akik. Selain itu ada juga beberapa gigi palsu yang terbuat dari gigi asli, yang biasanya diambil dari mayat korban perang atau dari orang miskin yang menjual gigi-nya. Gigi palsu yang murah dan nyaman baru mulai diciptakan pada tahun 1839 oleh Nelson Goodyear di Amerika Serikat. Bahannya berupa karet keras yang disebut vulcanite. Nelson adalah saudara dari Charles Goodyear, seorang pengusaha yang belakangan terkenal dengan pabrik ban Goodyear-nya. Karena nyaman, maka gigi palsu yang diciptakan oleh Nelson laku keras dan diproduksi massal sehingga Nelson mendapatkan paten atas ciptaannya ini. Paten ini tidak dilanjutkan pada tahun 1881 dikarenakan pengacara-nya, Josiah Bacon, akhirnya harus menemui ajal-nya di tangan seorang dokter gigi yang kelewat kesal karena Josiah terlalu rajin menuntut para dokter gigi untuk mendapatkan royalti dari paten tersebut. Selain itu hingga bahan akrilik ditemukan pada awal 1940-an, bahan vulcanite masih terus digunakan sebagai bahan gigi palsu. Pada saat ini bahan gigi palsu biasanya dibuat dari bahan akrilik atau metal bahkan bisa dibuat permanen jika diiinginkan oleh sang pasien. http:id.wikipedia.orgwikiGigi_palsu Unsur eksploitasi cukup jelas ada pada shot ini karena memperlihatkan bagian tubuh perempuan yang tidak sepantasnya ditampilkan dalam iklan. Sedangkan backsound menggambarkan adanya suara hembusan yang kencang dari benda terbang.dan berhenti “zzheep”.

4.3.1.4 Scene 2 Shot 16

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, mengenakan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. - Setting Model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya. Gigi palsu telah tertancap di tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan masih duduk dan sedang menikmati makan siang. 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan close up sehingga fokus pada gigi palsu yang tertancap dan pada tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan objek.. - Pencahayaan Dalam shot ini tidak menggunakan tambahan lighting yang kuat karena telah menggunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dari sisi kanan, dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik cut, yang menunjukkan perubahan tiba-tiba untuk merubah scene. - Musik dan suara Musik latar yang digunakan adalah sound effect yang menggambarkan adanya suara hembusan yang kencang dari benda terbang.dan berhenti “zzheep”. 3. Level Ideologi - Dialog Laki-laki : menertawakan perempuan “he..heee..” Analisis: Dalam shot ini ditunjukkan model perempuan sedang duduk menikmati makan siang. Dalam balutan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Dengan pengambilan gambar close up sehingga fokus pada gigi palsu yang tertancap dan pada tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. Unsur eksploitasi cukup jelas ada pada shot ini karena memperlihatkan bagian tubuh perempuan yang tidak sepantasnya ditampilkan dalam iklan. Sedangkan backsound menggambarkan adanya suara hembusan yang kencang dari benda terbang dan berhenti “zzheep”, kemudian model laki-laki mengekspresikan kejadian itu berkata “he..heee..” dengan maksud menertawakan model perempuan yang tidak sengaja telah tertancap gigi palsu model laki-laki.

4.3.1.5 Scene 2 Shot 17

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, mengenakan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. - Setting Model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya. Gigi palsu telah tertancap di tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan masih duduk dan menunduk kaget melihat tubuh bagian dadanya belahan payudara. 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan medium close up sehingga fokus pada tubuh bagian dada, pundak, setengah bagian kepala dan sedikit bagian background. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan objek - Pencahayaan Dalam shot ini tidak menggunakan tambahan lighting yang kuat karena telah menggunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dari sisi kanan, dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik jump cut, yang membuat suatu adegan lebih dramatis, menunjukkan perubahan terkesan tiba- tiba tertarik atau zoom out. - Musik dan suara Dalam shot ini terdapat backsound berupa musik yang membuat kaget. 3. Level Ideologi - Dialog Perempuan : “huuuuuuh” dengan mimik muka marah. Analisis: Model perempuan sedang duduk menikmati makan siang dan gigi palsu telah tertancap di tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. Selain itu, dalam balutan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Dengan pengambilan gambar medium close up sehingga fokus pada gigi palsu yang tertancap dan pada tubuh bagian dada belahan payudara, pundak, setengah bagian kepala model perempuan dan sedikit bagian background. Unsur eksploitasi cukup jelas ada pada shot ini karena memperlihatkan bagian tubuh perempuan yang tidak sepantasnya ditampilkan dalam iklan. Sedangkan backsound berupa musik yang membuat penonton kaget, kemudian model perempuan mengekspresikan kejadian itu berkata “huuuuuuh” dengan mimik muka marah kepada model laki-laki.

4.3.1.6 Scene 2 Shot 18

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, dengan make up yang natural megaplikasi bedak tipis, eye shadow warna natural, eye liner dan mascara, serta mengenakan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. - Setting Keadaan ramai pengunjung di dalam kantin, model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya. Gigi palsu telah tertancap di tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan masih duduk dan kaget melihat tubuh bagian dadanya belahan payudara lalu menatap dengan penuh emosi kepada model laki-laki 1. 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan medium shot sehingga fokus pada tubuh bagian dada, pundak, bagian kepala dan terlihat bagian background figuran sedang duduk. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan objek - Pencahayaan Dalam shot ini tidak menggunakan tambahan lighting yang kuat karena telah menggunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dari sisi kanan, dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik jump cut, yang membuat suatu adegan lebih dramatis, menunjukkan perubahan terkesan tiba- tiba tertarik atau zoom out. - Musik dan suara Dalam shot ini terdapat backsound berupa musik yang membuat kaget. 3. Level Ideologi - Dialog Perempuan : “huuuuuuh” dengan mimik muka marah. Analisis: Masih dalam shot ini ditunjukkan model perempuan tetap duduk sedang menikmati makan siang dan gigi palsu telah tertancap di tubuh bagian dada belahan payudara model perempuan. Selain itu, tetap dalam balutan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Model perempuan masih duduk dan terlihat mengangkat alis. Mengangkat alis yang dapat diartikan takjub, heran, surprise, terkejut. ht t p: pranaindonesia.w ordpress.com art ikel-2 kekuat an- bahasa-t ubuh-2 Kemudian kaget melihat tubuh bagian dadanya belahan payudara lalu menatap dengan penuh emosi kepada model laki-laki 1. Dengan pengambilan gambar medium shot sehingga fokus pada gigi palsu yang tertancap dan pada tubuh bagian dada belahan payudara, pundak, setengah bagian kepala model perempuan dan sedikit bagian background. Unsur eksploitasi terlihat jelas ada pada shot ini karena memperlihatkan bagian tubuh perempuan yang tidak sepantasnya ditampilkan dalam iklan. Sedangkan backsound berupa musik yang membuat penonton kaget, kemudian model perempuan mengekspresikan kejadian itu berkata “huuuuuuh” dengan mimik muka marah kepada model laki-laki.

4.3.1.7 Scene 2 Shot 19

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, dengan mengenakan dress mini berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Dan mengenakan asesoris gelang. - Setting Model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya. Tersaji segelas air putih dan hidangan yang ada di meja. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan masih duduk dan mulai beranjak dari tempat duduk setelah melihat tubuhnya bagian dada belahan payudara ada gigi palsu yang tertancap . 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan medium shot sehingga fokus pada tubuh bagian paha putih mulus dan pantat model perempuan. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari dari samping objek. - Pencahayaan Dalam shot ini menggunakan tambahan lighting yang tidak terlalu kuat karena hanya membantu unuk menambah cahaya saat pengambilan gambar dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik cut, yang menunjukkan perubahan tiba-tiba untuk merubah scene. - Musik dan suara Dalam shot ini terdapat backsound berupa musik. 3. Level Ideologi - Dialog Perempuan : “huuuuuuh” sambil beranjak dari tempat duduk. Analisis: Dalam shot ini ditunjukkan model perempuan sedang duduk menikmati makan siang, tersaji segelas air putih dan hidangan yang ada di meja. Tetap dalam balutan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara dan terlihat mengenakan asesoris gelang. Model perempuan masih duduk, kemudian mulai beranjak dari tempat duduk setelah kaget melihat tubuh bagian dada belahan payudara ada gigi palsu yang tertancap. Dengan pengambilan gambar medium shot sehingga fokus pada tubuh bagian paha putih mulus dan pantat model perempuan. Unsur eksploitasi jelas ada pada shot ini karena menunjukkan bagian tubuh yang menjadi daya tarik perempuan. Sedangkan seperti shot sebelumnya backsound berupa musik yang membuat penonton kaget, kemudian model perempuan mengekspresikan kejadian itu berkata “huuuuuuh” dengan mimik muka marah sambil beranjak dari tempat duduk.

4.3.1.8 Scene 2 Shot 20

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, dengan mengenakan dress mini berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. - Setting Model perempuan duduk sendirian sedang menikmati makan siangnya. Tersaji segelas air putih dan hidangan yang ada di meja. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan berdiri dari tempat duduk kemudian melemparkan sedotan ke atas meja dan mulai berjalan ke arah model laki-laki setelah melihat tubuhnya bagian dada belahan payudara ada gigi yang tertancap. 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan medium shot sehingga fokus pada tubuh bagian paha putih mulus dan betis model perempuan. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari dari samping objek yang berdiri di tengah, dan kursi berada di sebelah kiri, dan meja berada di sebelah kanan - Pencahayaan Dalam shot ini menggunakan tambahan lighting yang tidak terlalu kuat karena hanya membantu unuk menambah cahaya saat pengambilan gambar dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik cut, yang menunjukkan perubahan tiba-tiba untuk merubah scene. - Musik dan suara Dalam shot ini terdapat backsound berupa suara kursi yang terdorong. 3. Level Ideologi - Dialog Perempuan : “huuuuuuh” sambil berdiri dari tempat duduk dan berjalan ke arah model laki-laki. Analisis: Adegan dalam shot ini adalah model perempuan berdiri dari tempat duduk. Terlihat telah tersaji segelas air putih dan hidangan yang ada di meja. Tetap dalam balutan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Kemudian model perempuan berdiri dari tempat duduk kemudian melemparkan sedotan ke atas meja setelah kaget melihat tubuh bagian dada belahan payudara ada gigi palsu yang tertancap. Dengan pengambilan gambar medium shot sehingga fokus pada tubuh bagian paha putih mulus dan betis model perempuan. Unsur eksploitasi jelas ada pada shot ini karena menunjukkan bagian tubuh yang menjadi daya tarik perempuan. Sedangkan seperti shot sebelumnya backsound berupa suara kursi yang terdorong musik, kemudian model perempuan mengekspresikan kejadian itu berkata “huuuuuuh” dengan mimik muka marah sambil berjalan ke arah model laki-laki.

4.3.1.9 Scene 3 Shot 27

1. Level Realitas - Penampilan make up dan kostum Model perempuan, dengan make up yang natural megaplikasi bedak tipis, eye shadow warna natural, eye liner dan mascara, serta mengenakan dress mini berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. - Setting Model perempuan berdiri sembari berjalan meninggalkan model laki-laki, dan kedua model laki-laki sedang duduk. - Gerak tubuh dan ekspresi Model perempuan berdiri sembari berjalan meninggalkan tempat duduk model laki-laki dengan mimik muka tersenyum, lega karena telah menampar model laki-laki 1. Model laki-laki 2 duduk dengan membawa minuman Torpedo lalu tersenyum melihat model laki-laki 1 melongo kesakitan setelah ditampar model perempuan. 2. Level Representasi - Teknik kamera Pengambilan gambar menggunakan long shot sehingga fokus pada ketiga objek dan beberapa orang disekitar objek. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan dengan model perempuan tampak di sebelah kanan dan model laki-laki 1 dan 2 berada di tengah sedang duduk. - Pencahayaan Dalam shot ini tidak menggunakan tambahan lighting yang kuat karena telah menggunakan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dari sisi kanan, dan pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan indoor. - Teknik editing Menggunakan teknik cut, yang menunjukkan perubahan tiba-tiba untuk merubah scene. - Musik dan suara Dalam shot ini terdapat backsound berupa suara sepatu saat model berjalan dan suara musik. 3. Level Ideologi - Dialog Tidak ada dialog dalam shot ini. Analisis: Sang model perempuan mengenakan dress berwarna merah dengan bagian dada yang terbuka dan menonjolkan bagian dada belahan payudara. Kemudian model perempuan berdiri sembari berjalan meninggalkan tempat duduk model laki-laki dengan mimik muka tersenyum, lega karena telah menampar model laki- laki 1. Dengan pengambilan gambar long shot sehingga fokus pada ketiga objek dan beberapa orang disekitar objek terlihat tertegun dengan tindakan berani sang model perempuan menampar model laki-laki 1. Sudut pengambilan gambar menggunakan eye level angle dari depan dengan model perempuan tampak di sebelah kanan dan model laki-laki 1 dan 2 berada di tengah sedang duduk. Unsur eksploitasi cukup terlihat jelas ada pada shot ini karena memperlihatkan bagian tubuh perempuan yang tidak sepantasnya ditampilkan dalam iklan. Dalam shot ini terdapat backsound berupa suara sepatu saat model berjalan dan suara musik, kemudian tidak ada dialog dalam shot ini.

4.4 Analisis Keseluruhan Iklan Torpedo

Berdasarkan analisis data di atas, iklan Torpedo versi “Gigi Palsu” sarat akan muatan representasi eksploitasi bagian tubuh pada perempuan. Representasi eksploitasi tubuh perempuan ini divisualisasikan dengan penggunaan pakaian yang dipakai model perempuan, dengan potongan busana yang minim. Dengan demikian ditunjukkan bagian-bagian tubuh yang menjadi daya tarik sensual perempuan, seperti bagian lengan, dada, paha, betis, pantat dan lekuk tubuh yang menonjol yang menjadikannya tereksploitasi. Penggunaan pakaian minim ini untuk mengidentifikasi bahwa perempuan tersebut menunjukkan sensualitas yang ada dalam dirinya. Gerakan tubuh atau gesture yang dilakukan perempuan dalam iklan juga mencerminkan tindakan atau usaha untuk menarik perhatian dengan efek sensual yang ditimbulkan. Dan gerak tubuh serta ekspresi tersebut didukung dengan teknik pengambilan gambar yang semakin menonjolkan eksploitasi pada bagian-bagian tubuh perempuan dalam iklan. Pakaian yang minim dan sedikit terbuka dibagian tertentu dalam sebuah iklan juga menunjukkan pornografi dan kerusakan moral bagi masyarakat khususnya remaja yang masih dalam tahap pendidikan dan memerlukan arahan dari sumber yang tepat. Jika ada pendidikan ini, pelecehan seksual bisa terjadi dalam diri perempuan terkait dengan iklan ini yang menggunakan pakaian minim dan sedikit terbuka dalam adegan iklan tersebut. Eksploitasi tubuh perempuan dapat menimbulkan kerusakan moral dan kriminalitas. Dari segi tata suara tidak terlalu berpengaruh dalam pengeksploitasian, tata suara hanya menjadi pendukung dari adegan- adegan yang dilakukan oleh model. Demikian pula dengan dialog dalam iklan ini. Namun terdapat tagline iklan yang menjadikan representasi eksploitasi terhadap perempuan ini semakin kuat, yakni dengan tagline iklan “Tancep Langsung ..Grr”. Tagline iklan tersebut menggambarkan perempuan dinilai sebagai obyek laki-laki dalam iklan ini. Dalam iklan Torpedo ini sendiri, sebenarnya tidak ada keterkaitan antara produk, yakni minuman energi, dengan model perempuan yang memperlihatkan segala lekuk tubuhnya. Pembuat iklan hanya menjadikan perempuan sebagai daya tarik iklan ini dengan mengeksploitasi bagian- bagian tubuh perempuan tersebut. Karena konsumen laki-laki tentu saja akan tertarik dengan iklan yang menampilkan perempuan sebagai modelnya, terlebih model tersebut menonjolkan lekuk tubuhnya dalam iklan. 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap iklan Torpedo versi “Gigi Palsu” di media televisi mengenai representasi eksploitasi tubuh perempuan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa iklan ini sarat akan muatan representasi eksploitasi pada diri seorang perempuan yang dapat dilihat dari ciri-ciri fisik, gerak tubuh, ekspresi untuk dapat menarik minat penonton iklan Torpedo. Dalam iklan ditunjukkan seorang perempuan cantik dengan tubuh proposional memiki daya tarik seksual yang memberikan kesan sensual. Melakukan kegiatan atau adegan yang memicu adanya sensualitas didalamnya, representasi eksploitasi tubuh terhadap perempuan ini semakin kuat dilengkapi dengan tagline iklan “Tancep Langsung ..Grr”. Tagline iklan tersebut semakin memperjelas perempuan dinilai sebagai obyek laki-laki dalam iklan ini. Eksploitasi perempuan ini setelah dikaji oleh peneliti dengan melakukan representasi mendalam mengenai makna pesan komunikasi yang disampaikan dalam iklan tersebut yang dilakukan dengan pendekatan analisis semiotik John Fiske yang membagi film iklan menjadi beberapa level utama yaitu pada realitas, level representasi dan level ideologi. Dan mengesampingakan norma-norma yang ada dan melanggar peraturan yang telah dibuat KPI Komisi Penyiaran Indonesia tentang Standar Program Penyiaran, Bagian Kedua tentang Pelarangan Adegan Seksual dalam Pasal 17 a. mengekspoitasi bagian-bagian tubuh yang lazim dianggap dapat membangkitkan birahi, seperti: paha, bokong, payudara, danatau alat kelamin.

5.2 Saran

Berdasarkan representasi eksploitasi tubuh perempuan dalam iklan Torpedo versi “Gigi Palsu” di media televisi yang dikaji dalam penelitian ini, peneliti menyarankan sebaiknya pembuat iklan tidak mengembangkan konsep iklan yang memuat unsur sensualitas dalam tampilannya. Iklan ini juga memberikan ruang berpikir bagi khalayaknya untuk dapat memahami makna yang disampaikan oleh iklan ini melalui ekspresi wajah dan aktivitas model yang ditonjolkan melalui beberapa scene yang diambil dengan berbagai jenis shoot. Bagi pembuat iklan sebaiknya lebih bijaksana lagi dalam memuat unsur-unsur dalam sebuah iklan, karena muatan- muatan yang tidak seharusnya dimasukkan dalam sebuah iklan sudah diatur jelas dalam peraturan yang dibuat KPI Komisi Penyiaran Indonesia tentang Standar Program Penyiaran dalam Pasal 17 a. Penelitian yang dilakukan pada semiotik Torpedo versi “Gigi Palsu” di media televisi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelitian lanjut guna memperbaiki kekurangan yang mungkin ditemui agar dapat memberikan masukkan dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu komunikasi pada umumnya. 105 DAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafid, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Effendi, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti. Fiske, John 1990. Cultural and communiacation studies: Sebuah pengantar paling komprehensif. Idi Subandi Ibrahim, Trans. Yogyakarta : Jalasutra. Fiske, John. 1987. Television Culture. London : Routledge. Fiske, John. 2004. Cultural and communication studies.Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim, Trans. Yogyakarta Bandung: Jalasutra. Kasiyan. 2008. Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan. Yogyakarta: Ombak. Kasali, Rheinald, 1993. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia . Cetakan ketiga. Jakarta: PT.Temprint. Kurniawan, 2000. Semiologi Roland Barthes. Magelang : Yayasan Indonesia. Muntaqo, Lutfan, 2006. Porno Definisi dan Kontroversi. Yogyakarta: Jagad Pustaka. Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika: Tafsir cultural studies atas matinya makna. Yogyakarta: Jalasutra. Sobur, Alex, 2009, Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media : Sebuah pengantar kepada analisis Wacana Analisis Semiotik, dan Analisis Framing . Bandung ; Remaja Rosdakarya. TNI AL, 1999. Cakrawala. Jakarta: PT. Dwisari Jaya Printerindo. Widyatama, Rendra, 2006. Bias Gender dalam Iklan Televisi. Yogyakarta: Media Pressindo. Indonesia, Komisi Penyiaran, 2009. Pedoman Perilaku Penyiaran P3 Standar Program Siaran SPS . Surabaya: Seketariat KPID Provinsi Jaawa Timur

Dokumen yang terkait

Representasi Eksploitasi Perempuan Indonesia dalam Iklan Pond's White Beauty

3 22 128

REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Analisis Semiotika Greimassian tentang Eksploitasi Perempuan dalam TVC Berrygood Versi ”Bikin Good Mood”.

0 2 18

PENDAHULUAN REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Analisis Semiotika Greimassian tentang Eksploitasi Perempuan dalam TVC Berrygood Versi ”Bikin Good Mood”.

0 2 65

KESIMPULAN DAN SARAN REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Analisis Semiotika Greimassian tentang Eksploitasi Perempuan dalam TVC Berrygood Versi ”Bikin Good Mood”.

0 2 20

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN AXE (Studi semiotik representasi sensualitas perempuan dalam iklan axe versi axe effect di televisi).

6 11 197

“REPRESENTASI EKSPLOITASI PEREMPUAN DALAM IKLAN TOP ONE” (Studi Semiotik Representasi Eksploitasi Perempuan dalam Iklan Top1 Action Matic versi “Ringgo-Raffi” di Media Televisi).

5 11 98

Representasi Pencitraan Perempuan Dalam Iklan “Permen Sukoka” di Televisi ( Studi Semiotik Tentang Representasi Pencitraan Perempuan Dalam Iklan “ Permen Sukoka” di Televisi ).

20 124 102

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN PRODUK LAKI-LAKI (Studi Semiotik Mengenai Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Axe Deodorant Bodyspray versi ”Harga Minim” di Media Televisi).

2 8 86

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN PRODUK LAKI-LAKI (Studi Semiotik Mengenai Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan Axe Deodorant Bodyspray versi ”Harga Minim” di Media Televisi)

0 0 19

Representasi Pencitraan Perempuan Dalam Iklan “Permen Sukoka” di Televisi ( Studi Semiotik Tentang Representasi Pencitraan Perempuan Dalam Iklan “ Permen Sukoka” di Televisi ).

0 0 19