pembelajaran masih belum bisa untuk mengukur keberhasilan suatu metode pembelajaran karena bisa saja siswa dan guru berupaya membuat nama baik
sekolah tersebut. 3.
Penelitian ini hanya meneliti tentang pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan bidang keahlian elektronika industri di SMK Harapan Kartasura
untuk mengetahui keefektifan pelaksanaannya di sekolah terkait dengan komponen CIPP, sehingga jika penelitian ini diterapkan pada bidang keahlian
lain atau sekolah lain kemungkinan data akan berubah.
C. Saran
Pelaksanaan KTSP berada pada kategori sesuai atau baik, sehingga perlu
untuk ditingkatkan. Berdasarkan hasil evaluasi ini, dapat disarankan beberapa hal kepada pihak-pihak yang terkait dalam program implementasi KTSP pada
umumnya dan pada bidang keahlian elektronika industri khususnya: 1.
Bagi sekolah, implementasi KTSP perlu terus diperbaiki dalam hal ini pendekatan pembelajaran, pelatihan guru, kelengkapan sarana prasarana
pendidikan, dan pemanfaatan system TIK. 2.
Bagi sekolah, perlu mengembangkan suatu sistem yang mendorong pelaksanaan KTSP agar dapat berjalan secara efektif dalam bentuk
penghargaan reward bagi guru yang memiliki kinerja dan kreativitas tinggi. Kepala sekolah perlu memberikan pemahaman kepada guru mengenai KTSP
yang bisa dilakukan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru.
3. Bagi guru bidang keahlian elektronika industri, perlu mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengajar, memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal, mengevaluasi kegiatan pembelajaran secara
menyeluruh agar dapat memotivasi proses belajar dan membekali siswa dengan seperangkat kompetensi yang dibutuhkan masyarakat. Guru harus
lebih aktif dan memiliki kesadaran serta motivasi baik dalam memahami, menyusun, dan menerapkan KTSP.
4. Bagi teknisi bengkel maupun laboratorium secara aktif bekerja sama dengan
bidang keahlian untuk melengkapi lab sheet dan job sheet serta meng update alat dan bahan agar relevan dengan materi mata pelajaran praktek.
5. Kepala UPT Dinas Pendidikan perlu lebih intens melakukan sosialisasi KTSP
sehingga guru bisa lebih memahami KTSP. 6.
Bagi perguruan tinggiLPTK sebagai penghasil tenaga kependidikan dan LPMP sebagai lembaga penjamin mutu pendidikan, diharapkan dapat
menyelenggarakan program-program pelatihan, pembinaan dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru yang berjenjang dan berkelanjutan
sesuai dengan perkembangan pendidikan dan teknologi, sebagai upaya peningkatan kualitas guru.
7. Bagi peneliti selanjutnya, dapat meneliti pelaksanaan KTSP pada bidang
keahlian lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Plus Minus KTSP. Diambil dari http:www.duniaguru.com
, pada tanggal 16 Maret 2011.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP, Depdiknas
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Ditjen PMPTK. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Ditjen PMPTK, Depdiknas Ditjen PMPTK. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta:
Ditjen PMPTK, Depdiknas
Karnadi. 2008. “KTSP Membuat Guru Kreatif“. Diambil dari http:www.wijianta.com200806ktsp-membuat-guru-kreatif.html
, pada tanggal 16 Maret 2011
Kemala Sarbini. 2008. “Kreativitas Guru dan Memaknai Kurikulum“. Diambil dari http:chrisna.blogdetik.com20080712kreativitas-guru-dan-memaknai-kurikulum
, pada tanggal 16 Maret 2011
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nasution, S. 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan nasional.
Jakarta: Depdiknas
Ramly, Mansyur. 2006. Mencermati Pelaksanaan KTSP di Sekolah. Diambil dari http:www.scribd.com
, pada tanggal 16 Maret 2011. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group