Evaluasi Input Evaluasi Proses

yang aktif, kreatif, dan inovatif. Agar siswa dapat menjalankan tugasnya dengan baik hendaknya diberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajarannya. Guru secara konsisten melaksanakan tugasnya mulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran, RPP, program tiap semester, mengidentifikasi materi dan pengalaman belajar, merancang setting pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan melaporkan hasil siswa dalam kerangka dan model KTSP. Berdasarkan paparan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara umum pelaksanaan KTSP Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK Harapan Kartasura dilihat dari aspek context, Input, process dan product termasuk kategori sesuai. Hal ini sebenarnya mengindikasikan bahwa kurikulum tersebut, baik dari struktur dan isinya, fasilitas pendukung dan proses implementasinya serta hasilnya cukup sesuai dengan yang diharapkan. Belum seluruhnya lulusan yang diterima di dunia usaha maupun industri menunjukkan bahwa kurikulum, sumber daya manusia guru, karyawan, teknisi, manajemen bidang keahlian, mekanisme pelaksanaan kurikulum, kegiatan pembelajaran, fasilitas pendukung masih perlu dibenahi dan disempurnakan. Kesesuaian kurikulum dari aspek context tergolong sesuai. Kurikulum yang berlaku belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat dan dunia kerja. Pada dasarnya, masyarakat berharap agar siswa segera lulus, dan apa yang dipelajari siswa dapat bermanfaat baik untuk pengembangan diri maupun untuk memperoleh pekerjaan yang layak, serta berkontribusi untuk kehidupan masyarakat. Kenyataannya, siswa lulus, dan nilai UAN belum optimal. Di sisi lain, dunia kerja menginginkan untuk standarisasi lagi terhadap lulusan bidang keahlian elektronika industri. Demikian pula ada indikasi belum sinkronnya antara kurikulum bidang keahlian dengan SMK. Implikasinya, Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK Harapan Kartasura perlu melakukan pengkajian terhadap kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, yang mungkin terus berkembang sesuai dengan tuntutan kehidupan dan melakukan penyempurnaan terhadap kurikulumnya. Idealnya, mata pelajaran yang ada dalam kurikulum dijabarkan menjadi silabi, satuan acara pembelajaran, bahan ajar dan sistem penilaian yang memadai. Selanjutnya, dengan dukungan fasilitas yang mencukupi, guru dapat melaksanakan kurikulum melalui aktivitas pembelajaran dan aktivitas akademik terkait. Pada kenyataannya, belum semua komponen tersebut memadai. Terdapat beberapa kelemahan yang menonjol, terutama yang terkait dengan aspek input, antara lain: 1 alat dan bahan bengkel untuk praktik kurang lengkap dan out of date, 2 lab sheetjobsheet untuk praktik di labbengkel kurang memadai, dan 3 pemahaman siswa terhadap kurikulum dan mekanisme pelaksanaannya sangat kurang. Hal ini menjadi salah satu penyebab aktivitas proses belajar mengajar berjalan kurang sesuai dengan tujuan dan muatan kurikulum yang mestinya dibahas dan dikuasai oleh siswa.