Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan
ada dalam kebersamaan.
9 Alat Penilaian Hasil Belajar Uraian di bawah ini menjelaskan secara khusus alat
penilaian hasil belajar, yakni tes, baik tes uraian esai maupun tes objektif. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan tes lisan, dalam bentuk tulisan tes tulisan
atau dalam bentuk perbuatan tes tindakan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur
hasil belajar ranah kognitif dalam hal penguasaan bahan ajar sesuai dengan kurikulumnya. Sungguh pun demikian dalam batas tertentu
tes dapat pula digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik.
Ada dua jenis tes yang akan dibahas yakni tes uraian atau tes esai dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian
terbatas dan uraian berstruktur. Sedangkan tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu bentuk pilihan benar-salah, pilihan berganda
dengan berbagai variasinya, menjodohkan dan bentuk isian pendek
atau melengkapi.
5. Evaluasi Kurikulum
Pengertian evaluasi menurut Suharsimi Arikunto 2004: 1 evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak
decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan. Worthen dan Sanders 1979: 1 evaluasi
adalah mencari sesuatu yang berharga worth. Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta
alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi
kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan
keinginannya semula. Stufflebeam dalam worthen dan sanders 1979: 129
evaluasi adalah : process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Dalam evaluasi ada beberapa
unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah proses process perolehan obtaining, penggambaran delineating, penyediaan providing
informasi yang berguna useful information dan alternatif keputusan. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah
penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan
terhadap implementasi dan efektifitas suatu program.
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari suatu
pengembangan kurikulum. Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya maupun
pada pengambilan keputusan pada khususnya. Hasil-hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan oleh para pengembang kurikulum dan pemegang
kebijakan kurikulum dalam pengembangan sistem pendidikan. Demikian juga, hasil-hasil evaluasi tersebut dapat digunakan oleh para pendidik dan
pelaksana pendidikan pada umumnya untuk memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan ajar, memilih metode, dan alat-
alat pengajaran serta sejenisnya. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk meneliti kembali, apakah
suatu proses atau kegiatan yang terdapat dalam kurikulum itu telah dan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang diharapkan. Wright
mengemukakan bahwa curriculum evaluation may be defined as the estimation of the growth and progress of students toward objectives or
values of the curriculum. Evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai estimasi atau perkiraan tentang pertumbuhan dan kemajuan para peserta didik ke
arah pencapaian tujuan-tujuan dan nilai-nilai kurikulum. Luas dan
sempitnya program evaluasi kurikulum, sebenarnya ditentukan oleh tujuannya. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi
keseluruhan komponen-komponen dalam sistem kurikulum atau hanya komponen-komponen tertentu dalam sistem kurikulum tersebut.
6. Model Riset Evaluasi
Riset yang dilakukan menggunakan metodologi action research untuk meningkatkan kerangka kerja dalam penerapan data dimana obyek tersebut
menjadi kajian penelitian. Action research adalah jenis metodologi riset yang dilakukan dengan secara aktif terjun langsung pada pemberi
kebijakan yang akan diteliti. Teknik yang dilakukan dengan cara: 1 mengobservasi; 2 action learning; 3 interview tak terjadwal; dan 4 studi
informasi yang tersimpan.
Dengan melakukan action learning, peneliti membuat dokumentasi terhadap setiap interaksi dengan kegiatan di SMK Harapan
Kartasura. Terdapat banyak model evaluasi program yang digunakan para
ahli. Salah satunya adalah model CIPP Context – input – process – product. Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam, model CIPP oleh
Stufflebeam 1971 dari Ward Mitchell Cates, 1990. Model CIPP 1971 melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi Konteks, dimensi Input,
dimensi Proses dan dimensi Produk.
Evaluasi Context, Input, Process, Product CIPP sesuai dengan bidang pendidikan karena tidak terlalu memfokuskan diri pada studi-studi
individu tetapi lebih ditekankan kepada evaluasi yang terus menerus dalam satu institusi. Hal ini terjadi karena evaluasi CIPP menganggap bahwa
tujuan utama evaluasi bukanlah untuk membuktikan sesuatu tetapi untuk meningkatkan kinerja. Evaluasi CIPP tidak melihat evaluasi semata-mata
sebagai alat untuk melihat akuntabilitas, evaluasi CIPP lebih difokuskan kepada penyempurnaan mekanisme untuk membantu progam agar mampu
bekerja lebih baik bagi pelanggan. Pada dasarnya evaluasi CIPP ditujukan untuk menumbuhkan dan membantu semua yang terlibat, baik pimpinan
maupun staf, untuk mendapatkan dan memanfaatkan umpan balik secara sistematis. Dengan demikian, sumber daya yang tersedia dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan.
Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada
perangkat pengambil keputusan decision yang menyangkut perencanaan
dan operasional sebuah program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu
tahap konteks, masukan, proses, dan produk. Untuk memahami hubungan model CIPP dengan pembuat keputusan dan akuntabilitas dapat diamati
pada visualisasi sebagai berikut :