orang tersebut mampu melakukan diskriminasi. Tipe belajar aturan lebih tinggi tingkatnya dibandingkan tipe belajar konsep. Dalam
belajar aturan, seseorang dipandang telah memiliki berbagai konsep yang dapat digunakan untuk mengemukakan derajat.
Tipe belajar pemecahan masalah dapat dilakukan seseorang apabila dalam dirinya sudah mampu mengaplikasikan berbagai aturan
yang relevan dengan masalah yang dihadapinya. Dalam memecahkan masalah, diperlukan waktu yang cukup lama dan juga seringkali harus
melalui beberapa langkah. Menurut Ditjen PMPTK 2008: 32 pembelajaran memuat
rangkaian kegiatan peserta didik yang dikelola secara sistematis dan menyeluruh untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk menentukan
kegiatan pembelajaran yang produktif urutan pembelajaran perlu ditentukan bila pembelajaran tersebut memerlukan konsep persyaratan
atau bersifat spiral mudah ke sukar, kongkret ke abstrak. Kegiatan pembelajaran dirumuskan secara terpadu mengandung unsur kegiatan
peserta didik, pengelolaan kelas, materi, dan penggunaan sarana. Rumusan kegiatan belajar perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1 mengandung pengalaman belajar yang berpusat pada peserta didik, 2 mengandung kegiatan yang sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai, 3 mengelola kegiatan bervariasi, 4 melayani perbedaan
individu, dan 5 menggunakan sarana tersedia dan menunjang berkembangnya kecakapan hidup.
Sementara itu menurut Ditjen PMPTK 2008: 33 materi dapat diperdalam secara kontekstual dengan memperhatikan hal berikut: 1
kebenaran materi secara keilmuan, 2 kebermanfaatan materi sesuai usia, 3 kebutuhan, dan 4 peserta didik serta menarik minat peserta
didik sehingga dapat mendorong rasa ingin tahu dan motivasi peserta didik untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Penentuan alokasi
waktu disesuaikan
dengan tujuan
pembelajaran, kedalaman dan keluasan materi, serta kebermanfaatannya bagi peserta didik, potensi, dan kondisi sekolah.
Sementara itu sarana berfungsi memudahkan terjadinya proses pembelajaran, yaitu yang bercirikan menarik, meletakkan dasar untuk
memahami yang kongkret, merangsang pengertian, berguna dan berfungsi ganda dan sederhana. Sumber belajar adalah sarana cetak
dan lingkungan. Pembelajaran memerlukan sebanyak mungkin sumber belajar
untuk memperkaya pengalaman belajar data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Perumusan kegiatan penilaian perlu
disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai.
b. Penilaian Hasil Belajar
1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Menurut Ditjen PMPTK 2008: 4-5 ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu
objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dari pengertian tersebut
dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah adanya objek yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan
antara apa yang dicapai dengan kriteria yang harus dicapai. Perbandingan bisa bersifat mutlak, bisa pula bersifat relatif.
Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari
kriteria yang berlaku. Sedangkan perbandingan yang bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan posisi
suatu objek yang dinilai terhadap objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama. Dengan demikian, inti penilaian adalah
proses menentukan nilai suatu objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk
interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang
mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan
kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam kegiatan penilaian selalu ada objekprogram yang dinilai,
ada kriteria, dan ada interpretasijudgment. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa
kompetensi menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses pembelajaran adalah upaya memberi
nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Menurut Ditjen PMPTK 2008: 5 tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa. Dalam
penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajar. Dengan mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan
perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan.
Misalnya dengan melakukan perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan dan bantuan belajar kepada
siswa. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya perubahan tingkah
laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan proses pembelajaran dalam mengupayakan perubahan tingkah laku siswa.
Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan
akibat dari proses pembelajaran yang ditempuhnya pengalaman belajarnya.
Sejalan dengan pengertian diatas maka penilaian berfungsi sebagai berikut: a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran
dari kompetensi mata pelajaran. b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal
tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran,
dll. c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan
kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang
dicapainya.
3. Tujuan Penilaian Hasil Belajar