siswa menilai isi kurikulum belum sesuai dengan yang mereka butuhkan, dan 3 isi kurikulum perlu disempurnakan sesuai dengan kemajuan
teknologi telekomunikasi. Hasil wawancara dengan guru tentang kesesuaian kurikulum dengan
kebutuhan siswa dan kesesuaian kurikulum dengan perkembangan IPTEKS dalam pelaksanaan KTSP diperoleh informasi sebagai berikut:
Pertanyaan: Mohon dijelaskan sejauh mana kesesuaian pelaksanaan KTSP bidang keahlian Elektronika Industri Bpk Ibu terhadap kebutuhan siswa?
Jawab: Pelaksanaan kurikulum yang disusun belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan siswa. Sarana dan prasarana untuk belajar siswa kurang
memadai dan ada beberapa yang sudah tidak layak pakai. Sekolah sudah berusaha menambah anggaran dana, akan tetapi belum terealisasi
sepenuhnya. Pertanyaan: Mohon dijelaskan sejauh mana kesesuaian pelaksanaan KTSP
bidang keahlian Elektronika Industri Bpk Ibu terhadap perkembangan IPTEKS?
Jawab: Sekolah menyediakan website yang bisa diakses dengan mendaftar via internet, akan tetapi belum sepenuhnya website dikelola dengan baik.
Sekolah juga menyediakan akses internet untuk browser siswa guna menambah ilmu, namun hanya bisa dilaksanakan di laboratorium
komputer.
2. Kesesuaian kurikulum dari aspek Input
Berdasarkan data hasil evaluasi aspek Input diperoleh dari angket yang disebar kepada 28 responden siswa. Dari 9 pernyataan diperoleh
hasil rata-rata 24,9286. Jika dibandingkan dengan kriteria evaluasi Input dengan rata-rata ideal 22,50
maka dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan KTSP Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK Harapan
Kartasura dilihat dari aspek Input termasuk kategori sesuai atau baik. Rincian data aspek selengkapnya dapat dilihat dari Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Deskriptif Aspek Input Siswa N 28
Mean 24,9286
Median 25,0000
Mode 28,00
Std. Deviation 3,95276
Minimum 18,00
Maximum 34,00
Hasil pengolahan data menggunakan paket program SPSS di atas menunjukkan skor rerata mean sebesar 24,9286, nilai tengah median
sebesar 25,0000, modus mode sebesar 28,00, dan simpangan baku standar deviation sebesar 3,95276. Melihat perbedaan harga rerata,
median, dan mode satu sama lain relatif kecil jauh lebih kecil dari 1 SD maka skor rerata dipakai sebagai patokan gejala pusat. Jika dibandingkan
dengan skor rerata ideal sebesar 22,50 ternyata bahwa rerata observasi sebesar 24,9286 mempunyai kecenderungan sesuai. Hal ini berarti evaluasi
aspek Input sesuai dalam pelaksanaan KTSP. Adapun distribusi frekuensi dari data variabel aspek Input tersebut dapat dilihat pada tabel 12 di
bawah ini.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kategori Keseluruhan Aspek Input Siswa
Input
3 10.7
10.7 10.7
17 60.7
60.7 71.4
8 28.6
28.6 100.0
28 100.0
100.0 Sangat Sesuai
Sesuai Kurang Sesuai
Total Valid
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Data distribusi frekuensi di atas dapat dilihat dalam bentuk histogram pada Gambar 5 berikut ini:
3 17
8
2 4
6 8
10 12
14 16
18
Sangat Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
Fr ek
u en
si
Interval
Input Siswa
Gambar 5. Histogram Kategori Aspek Input Siswa Gambar histogram di atas memperlihatkan bahwa aspek Input
merupakan distribusi normal di tengah. Hal ini berarti distribusi tersebut mempunyai rata-rata mean hampir sama dengan rata-rata ideal, yaitu
sebesar 24,9286 dengan standar deviasi sebesar 3,95276. Jika dibanding dengan harga rata-rata ideal sebesar 22,50, maka evaluasi aspek Input
termasuk dalam interpretasi M sampai M + 1,5 SD dengan kecenderungan sesuai. Sehingga hasil evaluasi aspek Input di Bidang Keahlian
Elektronika Industri SMK Harapan Kartasura dapat dikategorikan sesuai.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kategori Keseluruhan Aspek Input Guru
Input
6 100.0
100.0 100.0
Sangat Sesuai Valid
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
6
1 2
3 4
5 6
7
Sangat Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
Fr ek
u en
si
Interval
Input Guru
Gambar 6. Histogram Kategori Aspek Input Guru Di samping rangkuman hasil penelitian seperti terlihat pada tabel
dan histogram di atas, terdapat beberapa temuan atau masukan yang terkait dengan aspek Input antara lain: 1 materi mata pelajaran teori belum
cukup ‘kuat’ sehingga siswa masih mengalami kesulitan untuk menguasai mata pelajaran prakteknya, 2 peralatan dan bahan bengkel untuk praktik
perlu dilengkapi dan diperbarui, 3 laboratorium kurang memadai dan labshhetjobsheet perlu dilengkapi, dan 4 pemahaman siswa terhadap
kurikulum dan mekanisme pelaksanaannya sangat kurang. Hasil wawancara dengan guru bidang keahlian Elektronika Industri
berkaitan dengan kelengkapan perangkat pembelajaran dan fasilitas pendukung diperoleh informasi sebagai berikut: