untuk pengembangan diri maupun untuk memperoleh pekerjaan yang layak, serta berkontribusi untuk kehidupan masyarakat. Kenyataannya,
siswa lulus, dan nilai UAN belum optimal. Di sisi lain, dunia kerja menginginkan untuk standarisasi lagi terhadap lulusan bidang keahlian
elektronika industri. Demikian pula ada indikasi belum sinkronnya antara kurikulum bidang keahlian dengan SMK. Implikasinya, Bidang Keahlian
Elektronika Industri SMK Harapan Kartasura perlu melakukan pengkajian terhadap kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, yang mungkin terus
berkembang sesuai dengan tuntutan kehidupan dan melakukan penyempurnaan terhadap kurikulumnya.
Idealnya, mata pelajaran yang ada dalam kurikulum dijabarkan menjadi silabi, satuan acara pembelajaran, bahan ajar dan sistem penilaian
yang memadai. Selanjutnya, dengan dukungan fasilitas yang mencukupi, guru dapat melaksanakan kurikulum melalui aktivitas pembelajaran dan
aktivitas akademik terkait. Pada kenyataannya, belum semua komponen tersebut memadai. Terdapat beberapa kelemahan yang menonjol, terutama
yang terkait dengan aspek input, antara lain: 1 alat dan bahan bengkel untuk praktik kurang lengkap dan out of date, 2 lab sheetjobsheet untuk
praktik di labbengkel kurang memadai, dan 3 pemahaman siswa terhadap kurikulum dan mekanisme pelaksanaannya sangat kurang. Hal ini
menjadi salah satu penyebab aktivitas proses belajar mengajar berjalan kurang sesuai dengan tujuan dan muatan kurikulum yang mestinya dibahas
dan dikuasai oleh siswa.
122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa secara umum, KTSP Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK Harapan
Kartasura dilihat dari aspek konteks, input, proses, dan produk secara akumulatif
termasuk kategori sesuai atau baik. Hal ini mengindikasikan bahwa kurikulum
dan implementasinya di bidang keahlian elektronika industri selama ini cukup memadai seperti yang diharapkan. Kelemahan atau kendala hampir ada disetiap
komponen, seperti: kurang sistematisnya konstruk, isi dan penjabaran kurikulum, kurangnya performa guru dalam proses belajar mengajar, kurangnya beberapa
fasilitas pendukung praktik, dan kurangnya keaktifan serta kemandirian siswa
dalam belajar.
Hasil penelitian pada aspek konteks, input, proses, dan produk secara
sendiri-sendiri menunjukkan hasil sesuai atau baik seperti yang diharapkan.
Hasil dari implementasi KTSP Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK
Harapan Kartasura tergolong sesuai atau baik. Belum seluruhnya siswa yang
diterima di dunia usaha maupun dunia industri menunjukkan bahwa perlu pembenahan pada kurikulum dan komponen-komponen yang terkait dengan
implementasinya di Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK Harapan Kartasura.
1. Berkaitan dengan konteks, pelaksanaan KTSP sesuai ditinjau dari kesesuaian
isi kurikulum dengan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya siswa, kesesuaian kurikulum dengan perkembangan psikologis siswa, kesesuaian kurikulum
dengan perkembangan Iptek, dan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa ada upaya penyesuaian kurikulum
dengan pengadaan sarana prasarana untuk menunjang pelaksanaan kurikulum di sekolah, ada dukungan dan kerjasama yang baik oleh penyelenggara
kurikulum dengan warga sekolah terhadap pelaksanaan KTSP, dan kerjasama guru dengan perencanaan pelaksanaan kurikulum di sekolah,
pengorganisasian pelaksanaan kurikulum, pengembangan kompetensi guru, dan instrumen supervise, serta monitoring dan evaluasi berjalan dengan baik
dan efektif. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru sudah lengkap dan isinya sudah sesuai dengan komponen-komponen minimal yang ditetapkan.
2. Berkaitan dengan input, tujuan dan prosedur penyusunan dokumen dalam
penerapan KTSP termasuk kategori sesuai. Hal ini dapat diartikan bahwa pemahaman terhadap KTSP yang meliputi pemahaman terhadap silabus, RPP
dan sistem penilaian cukup baik. Dengan demikian guru dapat menyusun perangkat pembelajaran dengan baik, pemanfaatan media pembelajaran,
pelaksanaan KBM, system penilaian, telah berjalan. Perlu penyusunan
jobsheet oleh guru untuk melaksanakan kegiatan praktek di bengkel maupun laboratorium. Pemanfaatan sistem TIK dalam pembelajaran kurang
terlaksana. 3.
Berkaitan dengan proses, termasuk kategori sesuai baik ditinjau dari perencanaan maupun pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini dapat
diartikan bahwa kegiatan pembelajaran khususnya di bidang keahlian elektronika industri di kelas yang diukur dari beberapa aspek motivasi,
pemanfaatan media pembelajaran, penguasaan materi oleh guru, dan system penilaian berlangsung cukup efektif. Siswa kurang aktif dalam bertanya
maupun berdiskusi saat proses belajar mengajar berlangsung. 4.
Berkaitan dengan produk, KTSP yang disusun sekolah sudah baik, meski masih mengikuti contoh yang diberikan oleh Dinas Pendidikan.
B. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini telah diupayakan semaksimal mungkin agar sesuai dengan tujuan penelitian, tetapi masih terdapat keterbatasan dan
kelemahan yang tidak dapat dihindari antara lain: 1.
Pengumpulan data penelitian ini didasarkan hasil isian angket, dimungkinkan adanya sikap kurang objektif dalam proses pengisian. Sikap tersebut antara
lain: keengganan, kelelahan, kesungguhan, kejujuran, dan kemampuan responden dalam menjawab angket tersebut.
2. Penggunaan angket sebagai teknik pengumpulan data jika tidak diukur
dengan komponen penilaian lain seperti laporan maupun observasi proses
pembelajaran masih belum bisa untuk mengukur keberhasilan suatu metode pembelajaran karena bisa saja siswa dan guru berupaya membuat nama baik
sekolah tersebut. 3.
Penelitian ini hanya meneliti tentang pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan bidang keahlian elektronika industri di SMK Harapan Kartasura
untuk mengetahui keefektifan pelaksanaannya di sekolah terkait dengan komponen CIPP, sehingga jika penelitian ini diterapkan pada bidang keahlian
lain atau sekolah lain kemungkinan data akan berubah.
C. Saran
Pelaksanaan KTSP berada pada kategori sesuai atau baik, sehingga perlu
untuk ditingkatkan. Berdasarkan hasil evaluasi ini, dapat disarankan beberapa hal kepada pihak-pihak yang terkait dalam program implementasi KTSP pada
umumnya dan pada bidang keahlian elektronika industri khususnya: 1.
Bagi sekolah, implementasi KTSP perlu terus diperbaiki dalam hal ini pendekatan pembelajaran, pelatihan guru, kelengkapan sarana prasarana
pendidikan, dan pemanfaatan system TIK. 2.
Bagi sekolah, perlu mengembangkan suatu sistem yang mendorong pelaksanaan KTSP agar dapat berjalan secara efektif dalam bentuk
penghargaan reward bagi guru yang memiliki kinerja dan kreativitas tinggi. Kepala sekolah perlu memberikan pemahaman kepada guru mengenai KTSP
yang bisa dilakukan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru.