Kesesuaian kurikulum dari aspek Process

6 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai F re k ue ns i Interval Process Guru Gambar 8. Histogram Kategori Aspek Process Guru Beberapa temuan atau masukan yang terkait dengan aspek Process antara lain: 1 performa guru dalam kegiatan pembelajaran masih ada yang kurang, 2 ketuntasan penyampaian materi selama proses belajar mengajar belum optimal, 3 kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas sangat kurang, termasuk kedisiplinannya 4 siswa kurang aktif untuk bertanya maupun berdiskusi mengenai mata pelajaran yang sedang berlangsung. Hasil wawancara dengan guru bidang keahlian Elektronika Industri berkaitan kegiatan pembelajaran dan penilaian diperoleh informasi sebagai berikut: Pertanyaan: Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian di sekolah BapakIbu? Jawaban: Kegiatan pembelajaran diawali dengan pendahuluan, inti kemudian penutup. Pembelajaran yang saya laksanakan dengan berbagai metode penyampaian materi, mulai dari ceramah, diskusi antar siswa, dan juga demonstrasi. Dengan itu diharapkan siswa aktif untuk berinteraksi dengan guru saat pembelajaran berlangsung. Penilaian yang saya lakukan dengan mengambil nilai harian, nilai ulangan dan juga nilai ujian semester.

4. Kesesuaian kurikulum dari aspek Product

Berdasarkan data hasil evaluasi aspek Product diperoleh dari angket yang disebar kepada 28 responden siswa. Dari 8 pernyataan diperoleh hasil rata-rata 23,2500. Jika dibandingkan dengan kriteria evaluasi Product dengan rata-rata ideal 20,00 maka dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan KTSP Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK Harapan Kartasura dilihat dari aspek Product termasuk kategori sesuai atau baik. Rincian data aspek selengkapnya dapat dilihat dari tabel 17 berikut ini. Tabel 17. Deskriptif Aspek Product Siswa N 28 Mean 23,2500 Median 23,5000 Mode 24,00 Std. Deviation 3,80667 Minimum 15,00 Maximum 31,00 Hasil pengolahan data menggunakan paket program SPSS di atas menunjukkan skor rerata mean sebesar 23,2500, nilai tengah median sebesar 23,5000, modus mode sebesar 24,00, dan simpangan baku standar deviation sebesar 3,80667. Melihat perbedaan harga rerata, median, dan mode satu sama lain relatif kecil jauh lebih kecil dari 1 SD maka skor rerata dipakai sebagai patokan gejala pusat. Jika dibandingkan dengan skor rerata ideal sebesar 20,00 ternyata bahwa rerata observasi sebesar 23,2500 mempunyai kecenderungan sesuai. Hal ini berarti evaluasi aspek Product sesuai dalam pelaksanaan KTSP. Adapun distribusi frekuensi dari data variabel aspek Product tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kategori Keseluruhan Aspek Product Siswa Product 6 21.4 21.4 21.4 18 64.3 64.3 85.7 4 14.3 14.3 100.0 28 100.0 100.0 Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Data distribusi frekuensi di atas dapat dilihat dalam bentuk histogram pada Gambar 9 berikut ini: 6 18 4 5 10 15 20 Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai F re k ue ns i Interval Product Siswa Gambar 9. Histogram Kategori Aspek Product Siswa Gambar histogram di atas memperlihatkan bahwa aspek Product merupakan distribusi normal di tengah. Hal ini berarti distribusi tersebut mempunyai rata-rata mean hampir sama dengan rata-rata ideal, yaitu sebesar 23,2500 dengan standar deviasi sebesar 3,80667. Jika dibanding dengan harga rata-rata ideal sebesar 20,00, maka evaluasi aspek Product termasuk dalam interpretasi M sampai M + 1,5 SD dengan kecenderungan sesuai. Sehingga hasil evaluasi aspek Product di Bidang Keahlian Elektronika Industri SMK Harapan Kartasura dapat dikategorikan sesuai. Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kategori Keseluruhan Aspek Product Guru Product 1 16.7 16.7 16.7 5 83.3 83.3 100.0 6 100.0 100.0 Sangat Sesuai Sesuai Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 5 1 2 3 4 5 6 Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai F re k ue ns i Interval Product Guru Gambar 10. Histogram Kategori Aspek Product Guru Beberapa temuan atau masukan yang terkait dengan aspek Product antara lain: 1 kompetensi atau penguasaan materi oleh siswa pada umumnya relatif cukup, 2 nilai hasil ujian nasional bidang keahlian elektronika industri relatif lebih rendah dibanding bidang keahlian lainnya di SMK Harapan Kartasura. Hasil evaluasi pada aspek Product ini, ketercapaian suatu program pembelajaran yang digunakan sudah mengakomodir kebutuhan pengembangan potensi peserta didik dan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional, dan tuntutan global. Sekolah sudah menerapkan KTSP cenderung menggunakan penilaian yang holistik meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penilaian aspek kognitif ditetapkan kriteria ketuntasan minimal KKM yang digunakan sebagai acuan dalam mengetahui ketercapaian tujuan belajar yang diharapkan. Pada penilaian afektif agak menyulitkan karena harus memahami siswa secara individu. Penilaian aspek ini diyakini memberikan dampak positif terhadap siswa, seperti mereka termotivasi untuk lebih rajin dan aktif dalam belajar. Hal ini menunjukan bahwa sistem penilaian yang dicanangkan KTSP yang bersifat holistik dapat memberi dampak positif bagi siswa maupun guru.

B. Pembahasan 1. Evaluasi Konteks

Pelaksanaan KTSP dilihat dari kesiapan sekolah SMK Harapan Kartasura dalam mengantisipasi perubahan paradigma pendidikan dari yang semula sentralistik menjadi desentralistik. KTSP diluncurkan lebih