129
c. Melibatkan orang tua
Keberhasilan suatu usaha atau upaya sekolah tidak akan berhasil tanpa campur tangan orang tua di dalamnya. Keterlibatan orang tua merupakan salah
satu faktor pendukung adanya upaya sekolah dalam mengatasi bullying karena siswa hidup dan mendapatkan lebih banyak pendidikan di lingkungan
keluarga. Upaya yang telah dilakukan sekolah dengan berbagai kegiatan, pembiasaan, dan program yang selalu dilaksanakan di lingkungan sekolah,
juga harus dilaksanakan di lingkungan keluarga agar terjadi sinkronisasi antara pendidikan karakter yang sudah dibentuk di sekolah dan di lingkungan
keluarga. Bentuk keterlibatan orang tua dalam upaya sekolah untuk mengatasi
bullying di SD Negeri Keputran 1 adalah dengan menyelenggarakan pengajian rutin dan sosialiasi atau workshop tentang hal-hal baru yang perlu
diketahui oleh orang tua. Sedangkan bentuk keterlibatan orang tua dalam upaya sekolah untuk mengatasi bullying di SD Negeri Surokarsan 2 adalah
dengan menyelenggarakan paguyuban wali murid yang diselenggarakan dua bulan sekali. Paguyuban wali murid merupakan sebuah forum diskusi yang
mempertemukan pihak sekolah dan orang tua siswa untuk membahas hal-hal tertentu yang berkaitan dengan siswa termasuk solusi untuk dirumuskan
bersama. Kedua bentuk upaya yang dilakukan kedua sekolah ini ternyata masih
belum optimal. Hal ini dikarenakan masih banyak orang tua siswa yang enggan datang ke forum tersebut. Alasan yang paling umum dikemukakan
130
orang tua adalah karena sibuk bekerja mengingat mayoritas profesi orang tua siswa adalah sebagai pedagang. Hanya beberapa orang tua yang peduli
dengan anaknya yang mau dan dateng ke pertemuan atau forum tersebut.
d. Penanganan bullying
Penanganan yang dilakukan oleh kedua sekolah, baik SD Negeri Keputran 1 maupun SD Negeri Surokarsan 2 insidental dan kondisional.
Maksud dari insidental adalah penanganan akan spontan dilakukan pada saai itu juga jika siswa melakukan tindakan bullying. Penanganan yang dilakukan
seperti menegur dan menasehati. Namun jika bullying yang dilakukan sudah masuk dalam tahap bullying sedang sampai berat seperti berkelahi atau
melukai siswa lain maka akan dilakukan dengan sifat kondisional, yaitu dengan terlebih dahulu wali kelas memanggil siswa yang melakukan tindakan
bullying. Pemanggilan tersebut bertujuan untuk mengetahui penyebab siswa melakukan tindakan bullying. Jika dalam penanganan wali kelas belum juga
ditemukan solusi yang tepat maka akan dilakukan diskusi dengan guru lain. Jika dengan berdiskusi guru lain pun belum juga ditemui titik temu dan
solusi, maka akan dilimpahkan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan.Tentu saja pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah berdasarkan diskusi dan verifikasi bersama dengan pihak guru, wali kelas, dan siswa. Jika keputusan sudah diambil oleh kepala sekolah, maka
akan dikomunikasikan oleh orang tua siswa sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap siswa.