133
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan serta temuan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: 1. Fenomena Bullying Di Sekolah Dasar Kawasan Beresiko
a. Bentuk Bullying Dari penjelasan di atas terkait dengan jenis bullying dan bentuk bullying yang
terjadi di SD Negeri Keputran 1 dan SD Negeri Surokarsan 2 dapat dikategorikan menjadi bullying fisik, bullying verbal, dan bullying psikis
gestural. Namun, ada satu hal yang membedakan bentuk bullying yang terjadi di SD Negeri Keputran 1 dan SD Negeri Surokarsan 2 dan menjadi
penentu perbedaan bentuk bullying di SD Negeri Keputran 1 dan SD Negeri Surokarsan 2. Perbedaan tersebut terletak pada tindakan-tindakan bullying
yang terjadi di SD Negeri Keputran 1 ternyata tidak hanya sampai dalam lingkup dua orang atau tiga orang saja tetapi sudah sampai tahap bullying
yang melibatkan kelompok besar dan mengatasnamakan sekolah bahkan sudah menjurus ke tawuran.
Terkait dengan waktu-waktu yang paling banyak menunjukkan kejadian bullying di kedua sekolah adalah ketika jam istirahat berlangsung karena
para siswa mayoritas berada di luar kelas dan guru berada di ruang guru dan ketika guru sedang tidak ada di ruang kelas pada saat jam pembelajaran.
134
Pengawasan yang lemah dan seringnya interaksi antar siswa pada saat jam istirahat menyebabkan tindakan bullying lebih “leluasa” dijalankan oleh
pelaku. Dilihat dari segi frekuensi tindakan bullying, SD Negeri Keputran 1 dan SD
Negeri Surokarsan 2 masuk dalam kategori sedang. Hal tersebut dikarenakan tindakan bullying yang dilakukan di kedua sekolah itu berjalan setiap hari dan
dapat dikatakan tiada hari tanpa bullying meskipun dalam kategori bullying ringan seperti mencubit, mengejek, menggoda, dan lain-lain. Dalam sehari
rata-rata ada sekitar lima sampai sebelas kasus tindakan bullying di SD Negeri Keputran 1 dan SD Negeri Surokarsan 2.
b. Faktor Penyebab Bullying Faktor penyebab tersebut, yaitu latar belakang lingkungan dan pergaulan
teman. Latar belakang lingkungan yang dimaksud mencakup lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggal. SD Negeri Keputran 1 dan SD
Negeri Surokarsan 2 mempunyai siswa yang sebagian besar tinggal di kawasan bantaran tepi Sungai Code dan mempunyai latar belakang
ekonomi menengah kebawah. Orang tua yang kurang peduli terhadap anaknya karena faktor ekonomi yang mengharuskan orang tua bekerja dari
pagi sampai malam hingga tidak sempat memperhatikan perkembangan anak. Sedangkan pergaulan teman yang dimaksud adalah pembentukan
kelompok teman dan keakraban dengan teman yang menurut mereka dianggap nyaman sudah terbentuk pada siswa. Adanya pertemanan yang
“klop” dan menggerombol sering menimbulkan percikan-percikan rasa iri