121
b. Beragam dan
terpadu kurikulum
dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap peberdaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan jender.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta
didik untuk
mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial,
keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan kebudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan kondisi tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam Kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia NKRI.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP perlu didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif bagi terciptanya suasana yang
aman, nyaman dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan enjoible learning
Mulyasa 2007: 33. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya
122
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan bermakna, yang lebih menekankan pada belajar mengetahui learning to know, belajar
berkarya learning to do, belajar menjadi diri sendiri learning to be, dan belajar hidup bersama-sama learning to live together.
B. Kerangka Berpikir
Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SBI bukanlah suatu hal yang mudah, diperlukan banyak persiapan-persiapan dan
pembenahan baik dari standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan. Tahun ajaran 2008 2009, SMK Negeri 2 Depok mulai merintis penyelenggaraan
Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional
RSBI. Penyelenggaraan RSBI di SMKN 2 Depok ditahun pertama salah satunya
adalah Kompetensi Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif. Lulusan- lulusan program keahlian ini diharapkan mampu bersaing dengan sekolah-
sekolah terbaik didunia, selain itu juga diharapkan mempunyai kompetensi yang diakui secara internasional khususnya dibidang otomotif baik di dunia
industri atau dunia usaha. Kompetensi Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta harus menyiapkan
komponen-komponen review KTSP agar tujuan pemenuhan komponen penjaminan mutu dalam Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dapat
berjalan dan tercapai dengan baik, lancar dan efisien.
123
Partner industri merupakan salah satu hal pokok dalam penjaminan mutu SMK RSBI dikarenakan industri memegang peranan yang sangat
penting dan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, tempat bagi siswa untuk melakukan
praktik kerja lapangan dan nantinya menjadi institusi yang menampung para siswa untuk bekerja setelah lulus dari sekolahnya. Dengan memiliki partner
industri, sekolah dapat menentukan kurikulum yang digunakan sebagai pedoman dalam menetukan proses pembelajaran, yang mencakup mata diklat
yang diajarkan, bahan ajar dan sumber bahan, fasilitas yang digunakan, metode pembelajaran yang yang sesuai dengan program diklat, dan
penggunaan media pembelajaran yang tepat, sehingga kompetensi lulusan yang diharapkan tercapai sesuai yang direncanakan.
Ketercapaian pemenuhan komponen penjaminan mutu bidang partner industri SMK RSBI dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Perencanaan ini diharapkan menghasilkan beberapa industri yang dapat dijadikan partner atau bekerja sama dalam pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan. Diharapkan dengan adanya kerja sama antara institusi pendidikan dan industri atau perusahaan mampu menjawab kebutuhan dunia
kerja baik nasional maupun internasional terhadap sumber daya manusia Indonesia.
Pelaksanaan kerja sama atau partner industri dengan institusi pendidikan dalam hal ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang tepat
merupakan langka awal keberhasilan pendidikan dan wajib dilaksanakan oleh
124
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Pelaksanaan kerja sama tersebut menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang harus
disepakati bersama, paling tidak meliputi : institusi pasangan, program pendidikan dan pelatihan bersama, kelembagaan kerjasama, nilai tambah atau
kemanfaatan dan jaminan keberlangsungan sustainability . Untuk mendukung pengembangan SMK RSBI, pada tahun 2009
pemerintah melalui Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah
Departemen Pendidikan
Nasional Nomor:
10CKEPMN2009 menetapkan 90 sembilan puluh SMK sebagai target dan sasaran pembengabnan SMK-SBI melalui proyek Indonesia Vocation
Education Strenghthening INVEST. Dan SMK Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah yang dijadikan target dan sasaran INVEST.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka SMK N 2 Depok dalam melaksanakan kurikulum melalui kerjasama dengan mitra kerja partner
tentunya membutuhkan kerja keras, dan menemui hambatan-hambatan yang perlu di pecahkan. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana
pengimplementasian kurikulum yang telah dilaksanakan institusi pendidikan dalam hal ini adalah SMK Negeri 2 Depok. Evaluasi ini diperlukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam pelaksanaan kurikulum
SMK RSBI INVEST dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu membahas mengenai pelaksanaan kurikulum RSBI INVEST yang dilakukan oleh guru praktik di
125
Program Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMK Negeri 2 Depok, Sleman, Yogyakarta termasuk kendala-kendala yang dihadapi beserta cara
mengatasi kendala tersebut yang difokuskan pada tiga komponen yaitu: 1. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan tanggung jawab guru, sebagai langkah awal keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaan.
Perencanaan pembelajaran diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, metode pengajaran dan penilaian
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan. Perencannaan pembelajaran yang disusun oleh guru meliputi penyusunan silabus,
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, penyusunan dokumen pendukung program tahunan program semester, pemetaan
kompetensi dasar per unit, analisis alokasi waktu, dan perencanaan sumber belajar bahan ajar yang digunakan.
2. Pelaksanaan pembelajaran Inti dari pelaksanaan kurikulum RSBI INVEST adalah bagaimana
menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran merupakan operasionalisasi konsep KTSP plus yang sudah
tersusun dan masih bersifat potensial tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Proses
pembelajaran dalam kurikulum RSBI INVEST merupakan hasil terjemahan guru terhadap KTSP tertulis. Dalam melaksanakan
pembelajaran, guru harus berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat