Kompetensi Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif

53 Sekolah Menengah Kejuruan SMK Kompetensi Keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif sebagai bagian dari pendidikan menengah kejuruan memiliki visi, misi dan tujuan tertentu yakni : 1 Visi Terwujudnya tenaga teknisi perbaikan bodi otomotif yang kompeten,handal dan mampu bersaing di dunia usaha serta industri international. 2 Misi Melaksanakan pendidikan dan pelatihan dalam bidang teknik perbaikan bodi otomotif. 3 Tujuan Menghasilkan tamatan yang bermutu dan mampu bersaing baik di tingkat regional maupun nasional di dalam kompetensi keahlian Teknik Perbaikan Bodi otomotif. Untuk tujuan tersebut, maka kompetensi yang harus dikuasai dijabarkan dalam standar pendidikan dan pelatihan meliputi : 1 Komponen pendidikan umum normatif untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara dan bangsa indonesia ; 2 Komponen pendidikan dasar penunjang adaptif untuk memberikan bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 54 3 Komponen teori kejuruan untuk membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. 4 Komponen praktek dasar profesi berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja baik benar dan salah sesuai tuntutan persyaratan keahlian profesi. 5 Komponen praktek keahlian profesi berupa kegiatan secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan tuntutan dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan. Seiring dengan pengembangannya, Sekolah Menegah Kejuruan harus bisa mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai pendekatan. Salah satunya pendekatan kecakapan hidup yang berorientasi pada Pendidikan Berbasis Luas Broad Based EducationBBE yang terintegrasi pada topik pemelajaran instruksional atau pada kegiatan ekstrakurikuler.

4. Pembelajaran Praktik a. Pengertian Pembelajaran Praktik

Menurut Slameto 1995 pembelajaran praktik adalah proses belajar mengajar yang diberikan di laboratorium, bengkel kerja, sehingga peserta didik memungkinkan mendapatkan pengalaman 55 belajar kongkrit, menguji coba pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh sebelumnya dengan cara demonstrasi, redemonstrasi atau simulasi, baik secara mandiri atau kelompok. Sedangkan praktikum merupakan strategi pembelajaran atau bentuk pembelajaran yang digunakan untuk membelajarkan secara bersama–sama kemampuan psikomotorik keterampilan, pengertian pengetahuan dan afektif sikap menggunakan sarana laboratorium. Kegunaan praktikum dalam proses pembelajaran adalah: 1 Melatih keterampilan yang dibutuhkan peserta didik. 2 Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipunyai sebelumnya secara nyata dalam praktek. 3 Membuktikan dan atau menemukan suatu konsep secara ilmiah scientific inquiry. 4 Menghargai ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Praktikum selain akan memberikan dampak instruksional juga mempunyai dampak lain bagi mahasiswa yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar dalam hal bagaimana kerja sama dan berinteraksi dengan teman-teman peserta didik dalam sebuah “team-work”, dapat menjalin hubungan yang erat dengan teman peserta didik yang nantinya akan berkembang menjadi semangat solidaritas kolegial, dan juga membina hubungan kemitraan dengan pendidik atau asisten. Bahkan dengan atribut atau pakaian 56 kerja yang dipakai dapat menimbulkan kebanggaan dan motivasi belajar. Praktikum membutuhkan pembimbing atau instruktur, sarana alat dan bahan, metode sistem dan prosedur dan hasil yang diperoleh yang akan dijadikan sebagai tolok ukur. Dalam pembelajaran praktik membutuhkan media atau alat peraga pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempermudah dan membantu guru dalam menyampaikan materi sehingga siswa menjadi lebih paham dan mengerti. Penggunaan media pembelajaran juga dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran, karena dengan adanya media pembelajaran proses belajar mengajar menjadi tidak membosankan baik bagi siswa maupun bagi guru sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat berupa buku, papan tulis, gambar, wallchart, diagram, grafik, tabel, foto, media pembelajaran tiga dimensi serta benda prototipe. Menurut Nana Sudjana 2005 : 101, media pembelajaran dikelompokkam menjadi dua jenis yaitu : 1 Alat peraga dua dan tiga dimensi, yaitu alat yang mempunyai ukuran baik panjang, lebar dan tinggi. Alat peraga dua dan tiga dimensi antara lain : bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar dan peta timbul. 57 2 Alat peraga yang diproyeksi, yaitu alat peraga yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat peraga yang diproyeksi terdiri dari : film dan slide atau filmstrip. Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan implementasi kurikulum yang bersifat potensial tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Pendidik merupakan faktor utama terpenting dalam keberhasilan implementasi kurikulum disamping sarana dan prasarana. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam pelaksanaan kurikulum yaitu dalam proses belajar mengajar, sehingga tolak ukur dalam pelaksanaan kurikulum adalah perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

b. Penilaian Pembelajaran Praktik

Evaluasi merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu Nana Sudjana, 1995 : 111. Menurut Suryosubroto 1997 : 53, penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Evaluasi hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar. Jenis penilaian yang digunakan oleh guru dapat berupa penilaian formatif maupun penilaian sumatif. Penilaian formatif