Dimensi Penyusunan AQ Adversity Quotient AQ

Sebagian besar manusia berada pada AQ ini mungkin dapat mengendalikan kesulitan. Namun, bila masalah datang secara bertubi–tubi, orang dengan tipe ini sulit mengatasinya. d AQ Menengah Bawah 118–134 Seseorang dengan AQ ini akan mengalami kesulitan bila masalah yang dihadapi lebih kompleks, sehingga masalah yang sederhana pun menjadi lebih berat. e AQ Rendah 117 dan lebih rendah Seseorang dengan AQ ini sering mengalami keputusasaan. Adversity Response Profile ARP didalam bahasa Indonesia diartikan sebagai profil respon terhadap kesulitan. ARP ini adalah suatu bentuk pertanyaan yang digunakan untuk menafsirkan tingkat AQ seseorang Stoltz, 2000. AQ ini berisikan pertanyaan yang dibuat berdasarkan dimensi pendukungnya yakni CORE.

5. Metode Memfokuskan Langkah Tindakan

Memfokuskan langkah tindakan merupakan tingkah laku objektif untuk menyelesaikan masalah. Sehingga masalahkesulitan yang dihadapi akan lebih cepat terkendali. Metode memfokuskan tindakan antara lain: L Listen to Your CORE Respones yakni membaca dan memahami CORE seseorang dengan tepat. E Establish Accountability yakni bangkit dari kesulitan dengan dorongan dari dalam diri. A Analisis Bukti yakni mengendalikan masalah atau hambatan yang ada dalam penyelesaian masalah. D Do Something yakni tindakan setelah melewati tiga langkah diatas Stoltz, 2003.

6. Membangun Kepercayaan dan Menghancurkan Ketakutan

Keyakinan yang dimiliki seseorang akan keberhasilannya kelak harus tertanam dalam setiap diri seseorang. Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni melalui tahapan atau prosedur yang terdiri dari 2 langkah yaitu mengurung ketakutan dengan cara memfokuskan apa yang ditakutkan dan menguncimengurung ketakutan dengan rapat di dalam hati. Jenis ketakutan diantaranya adalah rasa malu karena penampilan pribadi, takut kehilangan pelanggan yang penting, takut gagal dalam ujian, takut segalanya menjadi diluar kendali sepenuhnya, takut terluka secara fisik oleh sesuatu diluar kendali, takut akan orang lain pikir dan katakan, takut membuat investasi, dan takut kepada orang banyak; dan melakukan tindakan yakni melakukan tindakan dengan tegas dan yakin tanpa ada keraguan Schwartz, 2011.

C. Belajar 1. Definisi

Belajar ialah suatu perubahan suatu usaha yang dilakukan seseorang dalam merubah tingkah laku sesuai dengan pengalaman yang dialaluinya secara keseluruhan yang berasal dari interaksi dengan lingkungan Slameto, 2010. Sedangkan menurut Sardiman 2011 belajar adalah perubahan tingkah laku dari serangk aian kegiatan yakni membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan sebagainya.

2. Tujuan Belajar

Tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan, untuk penanaman konsep dan keterampilan, dan untuk pembentukan sikap. Untuk mendapatkan pengetahuan yaitu adanya keseimbangan antara pemilikan pengetahuan dengan kempuan berpikir. Dengan kata lain, kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan seseorang. Untuk penanaman konsep dan keterampilan yaitu