Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN
memiliki nilai yang signifikan. Pada tabel 5.1. menunjukkan mayoritas responden adalah perempuan yakni sebanyak 90 orang. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan Dweck Stoltz, 2000 yang menyatakan bahwa wanita lebih menganggap sebuah kesulitan merupakan hal yang tetap, sedangkan pria
menganggap bahwa suatu kesulitan itu adalah hal yang sederhana. Namun, jika ditinjau dari tugas perkembangan serta pola kepribadian remaja dalam psikologi
menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki tugas kepribadian yang
sama.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata AQ pada mahasiswa S1 keperawatan adalah 141,04, dengan median adalah 140,50. Nilai
minimum yang diperoleh adalah 119 dengan maksimum adalah 166. AQ memiliki empat dimensi penyusunnya yakni Control, Origin and ownership, Reach, dan
Endurance. Jika ditinjau dari aspek control yang didapa tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
terhadap control diri antara siswa SMA dan MA Rosemary, 2008. Mereka yang AQ-nya lebih tinggi memiliki kendali yang lebih besar atas peristiwa hidup
dibandingkan AQ yang lebih rendah Stoltz, 2000. Mereka yang memiliki dimensi C yang lebih rendah ini cenderung berfikir: “ini diluar jangkauan saya, tidak ada
yang bisa saya lakukan sama sekali, dst…”. Origin and Ownership merupakan suatu keadaan dimana seseorang dapat
mengendalikan dirinya sendiri dalam menghadapi situasi tanpa memandang penyebabnya. Dimensi ini memiliki tiga indikator, pertama, mampu mengakui
kesalahan dirinya dalam belajar. Kedua, mampu belajar dari kesalahan, dan terakhir, mampu mengakui akibat dari kesalahn dalam kegiatan belajar.
Orang yang AQ-nya rendah cenderung menempatkan rasa bersalah ketempat yang tidak semestinya atas perista-peristiwa yang terjadi. Banyak hal yang
menyebabkan seseorang menyalahkan dirinya sendiri. Namun, rasa bersalah memiliki dua fungsi, yakni rasa bersalah dapat membantu seseorang dalam belajar,
artinya dengan menyalahkan diri, seseorang akan cenderung introspeksi diri, belajar, dan menyesuaikan tingkah laku. Kedua, rasa bersalah menjurus kepada penyesalan,
artinya, penyesalan akan menyiksa batin dan mempertimbangkan hal-hal yang dapat melukai orang lain dan berhati-hati untuk menghindari hal itu Stoltz, 2000.
Dengan kata lain origin and ownership dapat meningkatkan prestasi seseorang bila ia memahami betul kesalahan serta memperbaikiintrospeksi agar kehidupannya
lebih baik lagi. Reach adalah kemampuan seseorang berada di dua lingkungan kerja dan
kehidupannya yang lain. Hal ini terjadi demikian karena semakin rendah skor R maka semakin tinggi anggapan seseorang bahwa peristiwa-peristiwa buruk adalah
bencana, dan kebahagiaan semakin sempit dalam pikirannya. Sebaliknya jika dimensi R semakin besar, kemungkinan membatasi masalah yang dihadapi semakin
baik Stoltz, 2000. Endurance adalah kemampuan seseorang dalam melewati kesulitan yang telah lama hingga mencari solusi lain untuk mempersingkat kesulitan
tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini secara keseluruhan terdapat kesamaan kesimpulan dari dimensi lainnya dimana hasil yang diperoleh responden tidak
mendapat jawaban yang maksimal yakni skor 5 baik sikap positif favorable dan sikap negatif unfavorable. Dimana nilai maksimal tiap sikap tidak dicapai oleh
responden secara keseluruhan meskipun ada beberapa responden menjawab dengan sikap maksimal. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa mahasiswa meyakini setiap masalah memiliki jalan keluar,
dengan nilai yang semakin positif dengan prestasinya sebesar 57,98 Setyaningtyas, 2011. Hal ini didukung juga dari penelitian Lorraine Johnson dan
Stuart Biddle menunjukkan bahwa ada perbedaan dramatis antara orang yang menghubungkan kesulitan yang sementara versus sesuatu yang bersifat
permanenabadi Stoltz, 2000. Hal ini dikarenakan dimensi ini mengharapkan seseorang untuk terus melakukan penyesuaian atas kekurangan yang dimiliki yang
akan memperbaiki peluang kesuksesan yang akan datang. Hasil belajar adalah perubahan perilaku setelah terlaksananya proses kegiatan
pembelajaran Jihad Haris, 2013. Pengukuran hasil belajar dilihat dari tingkat pencapaiannya dengan melihat seberapa jauh siswa manguasai pembelajaran selain
dilihat dari segi prosesnya Sudjana Ibrahim, 2002 Hasil penelitian menunjukkan rata-rata Indeks Prestasi IP semester 1 mahasiswa yakni 3,37 dengan standard
deviasi yakni 0,38. Nilai maksimum yang diperoleh mahasiswa adalah 4,00, minimum 2,25 dan Confidence Interval CI adalah 3,30-3,44. Jika IP digolongkan,
maka hasil yang didapat mayoritas termasuk golongan IP tinggi bahkan ada beberapa mahasiswa yang memiliki IP sempurna yakni 4,00. Secara teoritis, prestasi belajar
akan menimbulkan sikap yang baik pula. Sesuai dengan tujuan belajar yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan untuk
pembentukan sikap. Untuk mendapatkan pengetahuan yaitu adanya keseimbangan antara pemilikan pengetahuan dengan kempuan berpikir Sardiman, 2011.
Analisis korelasi antara AQ dan prestasi belajar menunjukkan variabel Adversity Quotient AQ dengan p value 0,660 dengan sampel n 104. Dengan nilai
r 0,04. Ditinjau dari kekuatan korelasinya, AQ dan prestasi belajar memiliki tingkat
kekuatan yang lemah.. hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara AQ dan pretasi belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya bahwa antara AQ dengan prestasi belajar tidak memiliki nilai yang signifikan Nataryna, 2011. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat
Stolz 2000 sang penemu AQ yang menyatakan bahwa AQ merupakan salah satu faktor penting selain EQ, dan IQ dalam meraih kesuksesan. Hal ini terjadi
dimungkinkan karena pendekatan aspek instrument yang kurang sempurna dalam hal menilai AQ dan prestasi, sebaiknya adanya tindakan pre test dan postet dalam
menilai AQ dan prestasi belajar mahasiswa.