15 c.
Saham Pertumbuhan Growth Stock - well-known, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yamg tinggi, sebagai
pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock lesser-known, yaitu saham dari emiten yang
tidak berperan sebagai leader dalam industry, namun memiliki ciri growth stock
. d.
Saham Spekulatif Speculative Stock yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang.
e. Saham Silikal Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu
memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten
seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan
sehari-hari consumer goods.
2.1.2. Harga Saham
Harga saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya Emitennya. Jika perusahaan emiten mampu menghasilkan keuntungan yang
tinggi dan mampu menyisihkan sebagian dari keuntungannya itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi. Hal tersebut akan menarik investor masyarakat
untuk membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut akan meningkat dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut di
Bursa. Sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan tersebut untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga mendorong naiknya harga saham di
Bursa. Dengan demikian keuntungan perusahaan merupakan faktor penting sebuah saham.
Dapat dikatakan bahwa harga saham mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika pasar sudah
ditutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya. Untuk
Universitas Sumatera Utara
16 memperkecil bahkan menghindari kerugian, setiap investor yang berinvestasi
dalam saham dari waktu ke waktu harus rajin memantau perkembangan terakhir dari perusahaan emiten untuk dapat diketahui apakah perusahaan emiten
mempunyai prospek yang bagus atau tidak . Menurut Fahmi, 2012:89 berikut adalah beberapa kondisi dan situasi
yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi. 1.
Kondisi mikro dan makro ekonomi. 2.
Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi perluasan usaha, seperti membuka kantor cabang branch office dan kantor
cabang pembantu sub-branch office, baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri.
3. Pergantian direksi secara tiba-tiba.
4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tidak
pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan. 5.
Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.
6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara
menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. 7.
Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.
2.2. Indeks Harga Saham