16 memperkecil bahkan menghindari kerugian, setiap investor yang berinvestasi
dalam saham dari waktu ke waktu harus rajin memantau perkembangan terakhir dari perusahaan emiten untuk dapat diketahui apakah perusahaan emiten
mempunyai prospek yang bagus atau tidak . Menurut Fahmi, 2012:89 berikut adalah beberapa kondisi dan situasi
yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi. 1.
Kondisi mikro dan makro ekonomi. 2.
Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi perluasan usaha, seperti membuka kantor cabang branch office dan kantor
cabang pembantu sub-branch office, baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri.
3. Pergantian direksi secara tiba-tiba.
4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tidak
pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan. 5.
Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.
6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara
menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. 7.
Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.
2.2. Indeks Harga Saham
Menurut Gumanti, 2011: 72-75 “Indeks Harga Saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham”. Saat ini Bursa
Efek Indonesia memiliki lima macam indeks harga saham, yaitu :
2.2.1. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG atau Composite Stock Price Index pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 april 1983 sebagai indikator
pergerakan harga saham yang tercatat di Bursa, baik saham biasa maupun saham preferen. Hari dasar penghitungan indeks adalah tanggal 10
Agustus 1982 dengan nilai 100, sedangkan jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 12 saham. IHSG biasa digunakan sebagai
proksi dalam pengukuran risiko pasar dalam model analisis harga saham. IHSG mencerminkan pergerakan perubahan harga saham harian seluruh
saham yang tercatat di bursa saham Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
17
2.2.2. Indeks Sektoral
Indeks Sektoral BEJ adalah Sub indeks dari IHSG. Semua saham yang tercatat di BEJ diklasifikasikan ke dalam Sembilan sektor menurut
klasifikasi industry yang telah ditetapkan BEJ, dengan nama JASICA Jakarta Stock Exchange Industrial Classification. Ada tiga sektor utama
di Bursa Efek Indonesia, sedangkan pembagian sektor mencakup sembilan sektor dan masing-masing sektor masih dipecah lagi menjadi sub-sektor
yang jumlah sub-sektor pada masing-masing sektor tidak sama.
a. Sektor-sektor primer ekslaratif
1. Pertanian
2. Pertambangan
b. Sektor-sektor sekunder industri manufaktur
3. Industri dasar dan kimia
4. Aneka Industri
5. Industri barang konsumen
c. Sektor-sektor tertier jasa
6. Properti dan real estate
7. Transportasi dan infrastruktur
8. Keuangan
9. Perdagangan, jasa dan investasi
2.2.3. Indeks LQ45
Indeks LQ45 terdiri atas 45 saham dengan likuiditas liquidity tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. LQ45 dibaca Likuid
45. Saham-saham perusahaan yang masuk ke dalam kelompok ini dikenal dengan sebutan saham blue chip. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi
atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria-
kriteria tertentu, yang dalam hal ini ada empat kriteria. Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh calon perusahaan yang akan
masuk ILQ45:
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
regular rata–rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. 2.
Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar rata – rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir.
3. Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi,
dan jumlah hari transaksi di pasar reguler tertinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain.
ILQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 juli 1994 dengan nilai dasar 100. Untuk
Universitas Sumatera Utara
18 seleksi awal digunakan data pasar dari bulan Juli 1993 sampai dengan
bulan Juni 1994, hingga terpilih 45 emiten sesuai dengan empat kriteria di atas. Perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam ILQ45 secara agregat
memiliki kapitalisasi sebesar 72 dari total kapitalisasi pasar dan memiliki nilai transaksi sebesar 72,5 dari total nilai transaksi di pasar
reguler. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam ILQ45 mencerminkan kisaran 70 dari keseluruhan perusahaan yang ada
di pasar modal. Artinya, kontribusi perusahaan-perusahaan ILQ45 hampir tiga perempat dari kekuatan bursa. Kondisi ini dapat mencerminkan bahwa
pengamatan terhadap 34 perusahaan yang masuk dalam LQ45 cukup menggambarkan kinerja pasar secara keseluruhan.
2.2.4. Indeks Jakarta Islamic JII