1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Gumanti, 2011:9 “Investasi adalah penggunaan modal keuangan sebagai suatu upaya untuk menciptakan uang lebih banyak the use of
financial capital in an effort to create more money ”. Jadi, investasi adalah upaya
investor dalam menanmkan modalnya hari ini untuk mengharapkan keuntungan yang lebih baik tinggi di masa mendatang.
Menurut Fahmi, 2012:4 dalam aktivitasnya, secara umum investasi dikenal ada dua bentuk, yaitu “investasi nyata real investment dan investasi
keuangan financial investment. Investasi nyata secara umum melibatkan asset berwujud, sepeti tanah, mesin-mesin, atau pabrik. Sedangkah invetasi keuangan
melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa dan obligasi”. Menurut Fatma, 2008 : 59 “Secara sederhana saham dapat didefinisikan
sebagai penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan
yang sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham serta dividen tunai yang diterima dari emiten karena
perusahaan memperoleh keuntungan. Apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli saham, maka investor akan menderita kerugian capital loss. Selain
memiliki tujuan yang sama, investor juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yakni untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka
Universitas Sumatera Utara
2 panjang. Investor membeli pada pagi hari dan segera menjual pada saat harga
naik, yang kenaikannya melebihi biaya transaksi jual beli pada hari yang sama atau dalam beberapa hari berikutnya. Investor semacam ini lebih tepat disebut
sebagai spekulator atau day trader. Investor yang sebenarnya adalah yang membeli saham untuk jangka panjang, yaitu disimpan dan dijual setelah beberapa
bulan. Menurut Halim, 2005:20 terdapat tiga jenis nilai dalam penilaian saham
yaitu: nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan
tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis tergantung pada perubahan nilai kekayaan
bersih ekonomis pada suatu saat. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang
beredar. Kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva dengan total kewajiban. Sedangkan harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar
jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi.
Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah undervalued, karena investor
membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Bila nilai intrinsik saham sama dengan harga pasaran maka harga saham tersebut adalah
wajartepat nilai correctly valued. Sedangkan jika nilai intrinsik lebih kecil dibandingkan dengan harga pasaran maka harga ditetapkan overvalued.
Sehingga penilaian harga wajar saham dapat kita artikan sebagai penilaian dalam membandingkan nilai pasar dengan nilai intrinsik perusahaan guna
membantu investor dalam mengambil keputusan apakah sebaiknya melakukan pembelian atau melakukan penjualan saham. Harga pasar yang lebih kecil dari
Universitas Sumatera Utara
3 nilai bukunya sudah pasti murah dan jika lebih besar maka saham tersebut
termasuk mahal. Nilai buku book value dianggap sebagai nilai akuntansi saham sebuah perusahaan yaitu nilai asset perusahaan yang secara teoritis akan diterima
oleh pemegang saham jika perusahaan tersebut dijualdilikuidasi. Dengan kata lain, nilai buku book value merupakan nilai dari sebuah perusahaan jika hanya
mengambil aset serta laba ditahan sebagai perhitungan. Valuasi yang tepat terhadap nilai perusahaan yang akan dibeli sahamnya
adalah hal utama yang harus dilakukan sehingga investor dapat melakukan prediksi dan perhitungan terhadap harga saham perusahaan tersebut.
Investor dalam memutuskan membeli maupun menjual saham akan dipengaruhi oleh
penilaiannya terhadap harga saham tersebut. Penilaian investor terhadap saham adalah untuk mengetahui apakah jumlah yang akan datang lebih besar
dibandingkan biaya untuk memperolehnya. Pendekatan Relative Valuation Techniques merupakan salah satu cara
dalam melakukan valuasi harga wajar saham dengan menghitung nilai intrinsik saham melalui nilai laba perusahaan earnings. Melalui pendekatan ini, penulis
memakai metode Price Earnings Ratio dan Price Book Value Ratio. Price Earning Ratio
PER menggambarkan appresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam
satuan kali, berarti pasar menghargai 10 kali atas kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Bagi investor, semakin kecil PER suatu saham,
semakin bagus, karena saham tersebut termasuk dalam kategori murah Darmadji, 2006 : 198.
Dengan Price Earning Ratio, investor dapat menaksir nilai wajar dengan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga sahamnya. Jika harga
saham lebih rendah dari nilai intrinsik, maka saham tersebut termasuk kategori
Universitas Sumatera Utara
4 saham yang undervalued sehingga layak dibeli. Sebaliknya, jika harga saham
lebih tinggi dari nilai intrinsik, maka saham tersebut termasuk kategori saham yang overvalued sehingga layak dijual.
“Price book value ratio menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, maka pasar semakin
percaya akan prospek perusahaan tersebut” Darmadji, 2006 : 199. Selanjutnya, penulis memilih industri perbankan adalah karena industri ini
merupakan salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan,
properti dan lain- lain. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediary antara pihak- pihak yang
memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Pada dasarnya falsafah yang melandasi kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam operasinya
lebih banyak menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan modal sendiri dari pemilik atau pemegang saham. Oleh sebab itu pengelola bank dalam
melakukan usahanya dituntut untuk menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan
kebutuhan modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, banyak perbankan melakukan berbagai cara
untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya tersebut. Salah satu alternatif sumber
Universitas Sumatera Utara
5 pembiayaan bagi bank adalah dengan menerbitkan surat-surat berharga di pasar
modal, seperti saham. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa saham memiliki resiko
investasi yang cukup tinggi, namun juga menjanjikan return yang besar pula. Untuk mengurangi resiko saham dibutuhkan informasi yang aktual, akurat dan
transparan. Keputusan investasi dalam suatu saham harus didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi harga
suatu saham akibat oleh sifat saham yang sangat peka terhadap perubahan- perubahan yang terjadi, baik akibat faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal berasal dari dalam perusahaan, yakni berupa kinerja perusahaan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen, kondisi perusahaan, dan prospek
perusahaan. Sedangkan faktor eksternal, meliputi berbagai informasi di luar perusahaan, seperti kondisi pasar uang, kondisi pasar modal supply dan demand,
politik, dan isu- isu yang beredar saat ini dapat berperan dalam jatuhnya harga suatu saham.
Terdapat 6 enam perusahaan sektor perbankan yang termasuk dalam indeks LQ-45 yaitu PT Bank Central Asia, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk,
PT Bank Tabungan Negara, Tbk, PT Bank Danamon, Tbk, PT Bank Negara Indonesia, Tbk, dan PT Bank Mandiri, Tbk. Perusahaan-perusahaan ini memiliki
reputasi tinggi di industri perbankan karena sejarah pertumbuhan yang baik, memiliki pendapatan stabil, konsisten dalam membayar dividen, memiliki nilai
pasar dan likuiditas tinggi, saham-sahamnya yang masih tetap menarik dalam jangka panjang, serta merupakan jenis saham yang paling aktif dan diminati oleh
Universitas Sumatera Utara
6 para investor maupun calon investor. Setelah melakukan pengamatan, dipilih dua
perusahaan yang merupakan perusahaan perbankan yang memiliki asset terbesar.
Kedua perusahaanemiten tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI
dengan total asset terhitung tahun 2013 sebesar Rp. 556.458.879.000.000 dan PT
Bank Mandiri Tbk BMRI dengan total asset sebesar Rp. 672.173.138.000.000.
Berikut ini adalah aktifitas perdagangan saham 2 dua perusahaan yaitu
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Mandiri, Tbk periode 2009-2012. Tabel 1.1
Aktivitas Perdagangan Saham PT Bank Mandiri, Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Periode 2009-2012
Keterangan Tahun Volume
perdagangan Jutaan
Lembar Saham
Nilai Kapitalisasi
Pasar Miliar Rp.
Frekuensi Perdagangan
x Jumlah Hari
Perdagangan Harga
Saham Rp
PT. Bank Mandiri,
Tbk 2009 9.725 31.737 321.250
241 3.371 2010 7.071 39.889 298.295
245 5.888 2011 13.518 86.219 597.767
247 6.783 2012 7.902 57.019 410.917
246 7.533 PT. Bank
Rakyat Indonesia,
Tbk 2009 5.146 32.540 290.727
241 6.244 2010 4.920 44.926 277.907
245 9.260 2011 10.695 65.512 625.398
247 6.269 2012 9.285 62.701 513.872
246 6.835
Sumber : www.idx.co.id
dan www.yahoofinance.com Januari 2014, Data Diolah
Tabel 1.1 menunjukkan aktivitas perdagangan dari masing-masing perusahaan periode 2009-2012 yang mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Di
antara kedua perusahaan tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang memiliki harga saham tertinggi selama periode 2009-2012,
Universitas Sumatera Utara
7 khususnya tahun 2010, yaitu Rp. 9.260 ataupun kenaikan sekitar 48,30 dari
harga saham sebelumnya. Sedangkan untuk PT. Bank Mandiri, Tbk terlihat memiliki aktivitas perdagangan yang cukup agresif, dilihat dengan peningkatan
yang cukup konsisten dari tahun ke tahun khusunya periode 2009-2012. Kenaikan tertinggi harga saham PT. Bank Mandiri, Tbk tercatat pada tahun 2012, yaitu Rp.
7.533 ataupun kenaikan sekitar 11,05 dari harga saham sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang kuat dan
dapat mempertahankan kepercayaan investor pada bank. Selain itu, penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Manurung 2008 dan
Erawan 2002 juga menggambarkan tentang penilaian harga saham yang juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengerjaan penelitian ini. Penelitian
tersebut di antarannya : Manurung 2008 dengan judul ”Valuasi Harga Wajar Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk”. Penelitian tersebut menggunakan
pendekatan analisis fundamental Dividend Discount Model dengan jangka waktu investasi selama 5 tahun untuk tiap perhitungan nilai wajar sahamnya.
Penelitiannya menggunakan metode analisis deskriptif dan uji beda dengan mengolah data sekunder.
Selain itu, penelitian yang sama juga ditulis oleh Erawan 2002 dengan judul penelitian “Penilaian Harga Saham Pada Sektor Industri Rokok Yang Go
Public Selama Tahun 1995-1999 Dengan Menggunakan Analisa Fundamental
Price Earning Ratio PER” menemukan bahwa:
1. Berdasarkan harga wajar saham PT.BAT Indonesia,Tbk maka dapat
disimpulkan bahwa nilai pasar untuk saham BAT Indonesia selama bulan
Universitas Sumatera Utara
8 Januari hingga April 2000 lebih tinggi overvalued dibandingkan dengan
nilai intrinsik dari saham tersebut. Sedangkan untuk periode Mei hingga Juli 2000, saham BAT Indonesia jika dilihat memiliki harga pasar yang
lebih kecil dari nilai intrinsiknya undervalued. Pada bulan Agustus 2000 harga pasar saham BAT Indonesia mengalami kesamaan nilai correctly
valued dengan nilai intrinsik saham tersebut. 2.
Penilaian Harga Saham PT Gudang Garam dan PT HM Sampoerna dapat disimpulkan bahwa saham-saham perusahaan tersebut selama periode
Januari hingga Agustus 2000 memiliki nilai pasar yang lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai intrinsik saham PT.Gudang Garam dan PT.HM
Sampoerna. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Penilaian Harga Wajar Saham dengan Relative Valuation Techniques PT Bank Mandiri, Tbk, dan PT Bank Rakyat
Indonesia, Tbk”. 1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
a. Apakah harga wajar saham PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk yang dinilai dengan metode Price Earning Ratio memiliki beda yang signifikan terhadap harga sahamnya ?
Universitas Sumatera Utara
9 b.
Apakah harga wajar saham PT. Bank Mandiri, Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk yang dinilai dengan metode Price Book Value Ratio memiliki
beda yang signifikan terhadap harga sahamnya ?
1.3. Tujuan Penelitian