19 25 mengartikan pengkoordinasian sebagai usaha
untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai indi- vidu atau unit yang ada agar kegiatan mereka berjalan
selaras dalam rangka mencapai suatu tujuan. Paturusi 2012: 81 menyatakan:
Pengkoordinasian harus dilakukan dalam organi- sasi pendidikan, karena dalam organisasi pendi-
dikan ada pembagian kerja yang amat substansi yaitu pekerjaan mendidik dan pekerjaan manaje-
men satuan pendidikan dan manajemen pembela- jaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai
mutu yang diharapkan
”.
Dengan demikian pengkoordinasian dalam pem- belajaran sangat penting dimiliki oleh guru, karena
dengan kemampuan mengkoordinasi maka pembela- jaran akan dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
2.2 Pengelolaan Pembelajaran
Pembelajaran adalah sebuah istilah baru sebagai pengganti istilah belajar mengajar. Kedua istilah ter-
sebut hampir mengandung arti yang sama, hanya saja istilah pembelajaran menitikberatkan pada bagaimana
membelajarkan siswa didik secara optimal. Dengan kata lain peran siswa didik harus lebih aktif dibanding
dengan guru dalam proses pembelajaran. Sanjaya 2006: 97 mempunyai anggapan bahwa
peran guru di dalam kelas bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Artinya guru harus
lebih banyak membantu siswa didik untuk belajar.
20 Sementara menurut Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama 2004: 6:
“pembelajaran dapat diartikan sebagai proses membu- at orang belajar, tujuannya adalah membantu orang
belajar, atau memanipulasi lingkungan sehingga mem- beri kemudahan bagi orang yang belajar”.
Hasil suatu pendidikan ditentukan oleh efektif tidaknya guru dalam mengatur atau mengelola pem-
belajaran. Dengan pengelolaan pembelajaran yang baik akan mengasilkan tujuan pembelajaran yang baik
pula. Menurut Seivert 2005: 1 “intensitas dan
efektivitas hasil pendidikan out putgraduated sangat ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan
instruksi yang dijalankan dalam lembaga pendidikan tersebut”.
Guru sebagai tenaga pendidik harus profesional, dan dapat menunjukkan keprofesionalnnya melalui
bentuk pelayanan jasa kepada masyarakat. Layanan jasa itu diwujudkan dengan pelayanan yang memuas-
kan terhadap siswa didiknya. Agar masyarakat menda- patkan pelayanan yang memuaskan, maka guru harus
bisa melaksanakan manajemen yang baik dalam menjalankan tugas kesehariannya. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab XI,
pasal 39, ayat 2 dinyatakan bahwa:
Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
21
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penilaian dan pengabdian kepada ma- syarakat terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
Slameto 2009: 123 menyatakan bahwa manaje- men atau administrasi pengajaran adalah keseluruhan
proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran ter-
laksana secara efektif dan efisien. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sarana
Pendidikan 1996-1997: 35 mengemukakan:
Fungsi dan tugas guru sebagai seorang pendidik dan pengajar adalah: a menyusun perangkat
program pengajaran, b pelaksanaan pelajaran, c evaluasi, d analisa hasil ulangan, dan e pe-
laksanaan program perbaikan dan pengayaan.
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Perta-
ma 2005: 1 bahwa:
Rincian subtansi manajemen pembelajaran terdiri: a perencanaan meliputi: membuat AMP, menyu-
sun kalender pendidikan, menyusun program tahunan, menyusun program semester, menyusun
program satuan pelajaran, dan menyusun RPP, b pengorganisasian meliputi: penyusunan jadwal ke-
giatan, c pelaksanaan yaitu: melaksanakan ke- giatan pembelajaran, dan d pengawasan yaitu
kegiatan evaluasi proses pembelajaran dan hasil kegiatan pembelajaran.
Penulis sependapat
dengan Slameto
yang menyatakan bahwa pengelolaan pembelajaran adalah
suatu usaha atau upaya yang dilakukan oleh seorang
22 guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksana-
kan pembelajaran, mengevaluasi pelaksanaan pem- belajaran, menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan
tindaklanjut hasil evaluasi agar dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan kata lain seorang
guru dalam melaksanakan tugas kesehariannya tidak hanya melakukan fungsi instruksionalnya saja, me-
lainkan juga harus melaksanakan tugas manajerial.
2.3 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan