Elemen dasar Cooperatif Learning

44

e. Kelebihan dan kelemahan Cooperatif Learning

Menurut Ibrahim dalam Isjoni, 2010: 64, pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1 Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran 2 Siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi 3 Meningkatkan ingatan siswa 4 Meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran. Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu dari dalam dan luar. Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut : 1 Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2 Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan beaya yang cukup memadai. 3 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas, sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4 Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. 45 Berdasarkan uraian kelebihan dan kelemahan strategi kooperatif diatas, jelas terlihat bahwa setiap jenis model atau strategi pembelajaran tidak seutuhnya sempurna. Pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan dalam kerja sama kelompok yang mendorong siswa aktif dan termotivasi. Tetapi waktu yang dibutuhkan terlalu lama apabila tidak diatur secara matang.

7. Metode Role Playing a. Definisi Metode Role Playing

Metode Role Playing adalah menguraikan sebuah masalah, memeragakan dan mendiskusikan masalah. Bruce Joyce dkk dalam Johnson, 2010: 328. Fannie dan George Shaftel dalam Johnson, 2010: 328 dalam role playing siswa mengeksplorasi masalah – masalah tentang hubungan antar manusia dengan cara memainkan peran dalam situasi permasalahan kemudian mendiskusikan peraturan – peraturan. Metode Role Playing atau bermain peran dilakukan dengan cara mengarahkan peserta didik untuk menirukan aktifitas di luar atau mendramatisasikan situasi, ide, karakter khusus Endang Mulyatiningsih, 2011: 236. Metode bermain peran atau Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. 46 Orang berusaha memerankan sebuah peran, adakalanya mereka sulit untuk memiliki kesadaran dalam perilakunya yang tengah dilakukannya. Langkah Role Playing menurut Shaftel dalam Johnson, 2010: 345: 1 Memanaskan suasana kelompok. a Mengidentifikasi dan memaparkan masalah. b Menafsirkan masalah. c Menjelaskan role playing 2 Memilih partisipan. a Menganalisis peran. b Memilih pemain yang akan melakukan peran. 3 Mengatur setting atau tempat kejadian. a Mengatur sesi – sesi tindakan. b Kembali menegaskan peran. c Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah. 4 Menyiapkan peneliti. a Memutuskan apa yang akan dicari b Memberikan tugas pengamatan 5 Pemeranan. a Memulai role play. b Mengukuhkan role play. c Menyudahi role play. 6 Diskusi dan evaluasi. a Mereview pemeranan.