Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

69 dasar yaitu Bekerja dalam Satu Tim, sehingga model ini sangat tepat dengan keadaan kelas yang gaduh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian tindakan kelas yang berfokus pada peningkatan hasil belajar ini mengadopsi model Kemmis dan Taggart yaitu empat tahap kegiatan pada satu putaran siklus. Kegiatan tersebut adalah perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Untuk siklus pertama pada tahap perencanaan mempersiapkan perangkat pembelajaran, merumuskan langkah pembelajaran dan menyiapkan instrumen. Pada tahap tindakan terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan inti guru menerapkan metode Role Playing. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan dengan bantuan lembar observasi dan yang terakhir yaitu kegiatan refleksi, mengungkap hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya penggunaan model cooperatif learning dengan metode Role Playing ini, diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat pada mata diklat Pelayanan Prima pada kompetensi bekerja dalam satu tim.

C. Hipotesis Tindakan

Menurut Sugiyono 2008 hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar Pelayanan Prima Siswa Kelas X Tata Busana B di SMK Ma’arif 2 Sleman. 70

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK yang berfokus pada upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 2-3 penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan siswa. Komponen-komponen yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas menurut Wijaya Kusumah 2011: 20 yang mengadopsi pendapat Kemmis dan Taggart adalah sebagai berikut : a. Penyusunan rencana planning Rencana penelitian merupakan tindakan yang tersusun dan mengarah pada tindakan, fleksibel, dan refleksi. Rencana tindakan yang tersusun dan mengarah pada tindakan ini dimaksudkan bahwa rencana yang dibuat harus melihat permasalahan ke depan sehingga semua tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan. Fleksibel berarti rencana harus dapat diadaptasikan dengan faktor-faktor tak terduga yang muncul selama proses diadakan. Refleksi diartikan bahwa 71 rencana harus dibuat berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif dan sesuai dengan kenyataan dan permasalahan yang muncul. b. Tindakan acting dan Pengamatan Observing Tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan karena kegiatan tersebut saling berkaitan. Tindakan disini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Observasi merupakan landasan dari bagi refleksi tindakan saat itu dan dijadikan orintasi pada tindakan yang akan datang. Selain itu, observasi harus bersifat responsif, terbuka pandangan dan pikiran. Berdasarkan pengertian tersebut, disimpulkan bahwa tindakan haruslah mempunyai inovasi baru meskipun hanya sedikit. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana, meskipun tidak harus mutlak dilaksanakan semua. Berdasarkan uraian di atas yang perlu diperhatikan bahwa tindakan harus mengarahkan pada perbaikan dari keadaan sebelumnya. c. Refleksi reflecting Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Kegiatan refleksi merupakan kegiatan memaknai proses, persoalan, dan kendala yang muncul selama proses tindakan.