28 sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya,
sedangkan yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak 2007:141.
Keaktifan belajar dapat dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Meliputi keaktifan dalam memperhatikan penjelasan guru,
tidak mengerjakan pekerjaan lain, spontan bekerja apabila diberi tugas, tidak terpengaruh situasi di luar kelas. Interaksi siswa dengan guru meliputi
keaktifan bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, memanfaatkan guru sebagai narasumber dan memanfaatkan guru sebagai fasilitator.
G. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang peningkatan aktivitas belajar pembelajaran ilmu pengetahuan sosial melalui metode Time Token Arends pada siswa SD
Negeri Tegalpanggung ini mengacu pada skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Time Token
Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Pakem Sleman, skripsi tersebut ditulis oleh Diyah Umamah yang merupakan mahasiswa S1 Universitas Negeri
Yogyakarta Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam skripsi yang ditulis oleh Diyah Umamah dinyatakan bahwa
penggunaan metode Time Token Arends dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Pakem , hal itu dibuktikan dengan meningkatnya
keaktifan siswa. Aspek keaktifan siswa dalam siklus I sebesar 59,44 siswa,
29 sedangkan pada siklus II meningkat 72,96 siswa, dan pada siklus III
meningkat menjadi 74,07. Pada tindakan siklus I, jumlah siswa yang mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM dalam pembelajaran IPS tersebut hanya 13,89 siswa yang mampu mencapai nilai 75. Sedangkan pada siklus II dengan
indikator tersebut di atas 51,42 siswa yang mampu mencapai nilai 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Pada siklus III dengan indikator
yang sama 72,22. Penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini hampir
menyerupai penelitian yang telah dijelaskan diatas akan tetapi terdapat beberapa perbedaan antara lain dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti
adalah aktifitas belajar bukan keaktifan dan hasil belajar seperti yang terdapat dalam penelitian diatas, selain itu subjek penelitiannya juga berbeda
penelitian ini mencoba menerapkan metode Time Token pada anak sekolah dasar kelas 5 sedangkan pada penelitian diatas subjek yang dijadikan
penelitian merupakan siswa tingkat SMP. H.
Kerangka Berpikir
Aktivitas belajar merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran, dimana siswa ikut terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya diam dan pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal tersbut yang tidak ditemukan pada kelas 5 B
SD Negeri Tegalpanggung saat pembelajaran IPS berlangsung. Selama kegiatan pembelajaran siswa kegiatan pembelajaran lebih banyak berlangsung
30 dengan pendominasian guru dan kebanyakan siswa hanya diam dan pasif.
Kegiatan pembelajaran menjadi hanya satu arah saja dimana pondominasian guru masih sangat kental selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi juga ditemukan bahwa aktifitas belajar siswa kelas 5 B SD Negeri Tegalpanggung masih rendah hal tersebut terlihat dari kegiatan selama proses
belajar mengajar terjadi. Metode pembelajaran Time Token akan memberikan suasana
positif karena bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan tersebut, siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan
berpikir. Pembelajaran Time Token juga akan memberikan saling bergantung yang positif antar siswa karena setiap siswa diajak berpikir untuk bagaimana
menyelesaikan masalah yang dihadapkan kepada siswa. Pembelajaran dengan metode Time Token memberikan kesempatan
siswa untuk lebih aktif berbicara dalam proses pembelajaran baik menjawab pertanyaan ataupun memberi tanggapan dan pendapat. Siswa yang aktif pada
proses pembelajaran tidak hanya mengetahui materi akan tetapi dapat memahami materi secara mendalam materi yang dipelajari. Pemahaman siswa
akan materi secara mendalam adalah sebagai akibat dari aktifitas belajar siswa. Hal tersebut akan meningkatkan aktivitas belajar siswa yang
bersangkutan.
31
Gambar 1. Bagan kerangka pikir
I.
Definini Operasional
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam peneltian ini, maka perlu disampaikan definisi
operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1.
Aktivitas belajar Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses belajar mengajar. Aktifitas belajar siswa meliputi 8 aspek yaitu adalah Visual Activities yang termasuk didalamnya adalah membaca,
memperhatikan; Oral Activities seperti menyatakan, merumuskan,, mengutarakan pendapat; Listening Activities meliputi mendengarkan;
Writing Activities meliputi menulis, membuat karangan, membuat laporan; Drawing Activities meliputi menggambar, membuat grafik;
Motor Activitie yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi; Mental Activities meliputi menanggapi,
Kondisi Sebelum Kondisi Setelah
Tindakan Aktifitas
belajar siswa rendah
Penggunaan metode
pembelajaran kurang
bervariasi Penerapan
Model pembelajar
an Time
Token Arends
Aktifitas belajar
siswa tinggi
32 mengingat, menganalisis; Emotional Activities meliputi menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat. 2.
Model Time Token Arends Model Pembelajaran Time Token Arends ini akan melibatkan seluruh
peserta didik tidak memandang usia dan juga jenis kelamin. Pada awal pembelajaran guru akan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh siswa pada pembelajaran hari ini sehingga guru dan siswa sudah menyepakati tema yang akan dibicarakan pada hari ini. Kemudian
guru akan mengkondisikan siswa dalam keadaan siap untuk mengadakan diskusi kelas, setelah siswa siap mengadakan diskusi kemudian guru
membagikan 2 potongan kertas kepada setiap siswa hingga semua siswa mendapatkan kupon berjumlah 2 buah. Setiap kupon berfungsi sebagai
alat tukar untuk menukar waktu berbicara yang setiap kupon memiliki waktu untuk berbicara selama ±30 detik dan tidak boleh melebihi dari
waktu yang ditentukan. Setiap siswa yang telah berbicara wajib memberikan kuponnya kepada guru. Setiap siswa boleh berbicara lagi
setelah teman yang lain telah berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi salah satu siswa. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh
berbicara lagi dan juga siswa yang masih memegang kupon harus berbicara sampai semua kupon yang dimiliki habis.
J.
Hipotesis
Berdasar kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut, dirumuskan hipotesis tindakan yaitu dengan melalui proses pembelajaran
33 menggunakan model Time Token Arends dapat meningkatkan aktifitas belajar
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V B SD Negeri Tegalpanggung.
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas classroom action research. Ciri utama dari penelitian tindakan kelas adalah
memperbaiki pelaksanaan praktik pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian
tindakan kolaboratif, penelitian tindakan kolaboratif merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang
diinginkan. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru.
Dalam hal ini guru bertindak sebagai pelaksana tindakan pengajar dan peneliti bertindak sebagai observer serta perancang tindakan.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan permasalahan pada siswa kelas 5 B SD Tegalpanggung yaitu kepasifan siswa dan aktivitas
belajar siswa yang rendah. Peneliti bermaksud memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas classroom
action research, dengan judul Meningkatkan Aktivitas belajar Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Model Time Token pada
Siswa kelas 5 B SD Negeri Tegalpanggung, Yogyakarta.
2. Model Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Model Kemmis McTaggart.