Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Lembaga

a. Sejarah Berdiri Karang Taruna Saguh Jaya

Karang Taruna Saguh Jaya didirikan pada tanggal 22 Mei 1990, awal mula didirikannya Karang Taruna Saguh Jaya berawal dari sekumpulan pemudapemudi yang mempunyai cita-cita untuk membangun jiwa kepemimpinan generasi muda yang bertujuan untuk membina dan memberdayakan masyarakat di sekitar Karang Taruna Saguh Jaya. Karang Taruna Saguh Jaya dulu bernama KT FKPB Forum Komunikasi Pemuda Brntokusuman, namun seiring berjalannya waktu dan pergantian pengurus ada masukan jika nama FKPB dirasa kurang cocok dan akhirnya berubahlah menjadi Saguh Jaya yang mempunyai arti “siap waktu, tenaga dan pikiran untuk mengabdi ke masyarakat guna kejayaan Brontokusuman”. Di dalam menjalankan proses berorganisasi, Karang Taruna Saguh Jaya ini mempunyai bidang garapan dalam memberdayakan pemuda dan masyarakat di Kelurahan Brontokusuman, sehingga pada tahun 2013 muncul gagasan dari pemuda untuk menjadikan kampung Brontokusuman sebagai kawasan desa wisata dengan memanfaatkan potensi alam dan potensi budaya jawa yang ada sehingga mampu memberdayakan pemuda dan masyarakat di Kelurahan Brontokusuman. 58 Kegiatan pengembangan desa wisata di Kelurahan Brontokusuman dilakukan dengan intensif sejak tahun 2013 oleh pemuda dan sesepuh tokoh masyarakat di Kelurahan Brontokusuman dalam hal ini masyarakat sangat mendukung adanya Desa Wisata. Selain itu juga menjalin kerjasama dengan dinas terkait dan berkonsultasi dengan pakar atau ahli budaya jawa dalam proses mengembangkan Desa Wisata tersebut. Awal mula pengelolaan Desa Wisata ini dilakukan oleh masyarakat atau golongan tua karena dari pemuda sendiri dinilai belum cukup menguasai dan kurang begitu mengetahui sejarah budaya yang ada di Kelurahan Brontokusuman. Seiring berjalannya waktu dan proses pelatihan kepemimpinan pemuda yang dilaksanakan oleh Karang Taruna Saguh Jaya, masyarakat mulai menggandeng pemuda untuk terlibat langsung dalam mengelola Desa Wisata tersebut. Pengelolaan secara intensif dilakukan sejak Karang Taruna Saguh Jaya dilibatkan dalam hal ini pemudapemudi yang selalu aktif dan berperan serta di dalam setiap kegiatan gelaran budaya yang dilaksanakan. Dengan adanya Desa Wisata ini diharapkan dapat merubah paradigma negatif tentang kondisi masyarakat dan lingkungan di Kelurahan Brontokusuman. Banyak pemuda yang terjerat kasus kriminalitas, Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT, pernikahan dini, sungai yang kotor, lingkungan yang kumuh. Untuk itu muncul keinginan untuk merubah paradigma tersebut dengan menjadikan Kelurahan Brontokusuman