Karakteristik Kepemimpinan Pemuda Indonesia

35 teguh budaya Jawa. Dalam era globalisasi sekarang ini banyak generasi muda tidak memahami budaya Jawa. Sedangkan budaya dan kepemimpinan saling dekat dan keduanya juga saling mengisi, karena kepemimpinan butuh budaya ketika berhadapan dengan politik. Menurut Endraswara 2013:2, kebudayaan dalam hal ini adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui belajar. Kebudayaan tersebut memiliki unsur-unsur universal, yang juga merupakan isi dari seluruh kebudayaan, yaitu: 1. Sistem religi dan upacara keagamaan, 2. Sistem organisasi kemasyarakatan, 3. Sistem pengetahuan, 4. Sistem bahasa, 5. Sistem kesenian, 6. Sistem mata pencaharian hidup, 7. Sistem teknologi dan peralatan. Kepemimpinan mempunyai ciri khas gaya yang berbeda- beda. Dalam kepemimpinan Jawa terdapat gaya 5-M yang sebenarnya sebuah pilihan dalam memimpin suatu komunitas. Menurut Endraswara 2013:69, yang dimaksud gaya kepemimpinan 5-M meliputi lima konsep dasar kepemimpinan sebagai berikut: 1 Melek, selain berarti membuka mata, melihat dengan cermat, juga bermakna senantiasa awas. 2 Melik, yang berarti seorang pemimpin harus benar-benar merasa memiliki tumpah darah dan rakyatnya. 3 Muluk, dalam bahasa Jawa sehari-hari ia berarti gerakan “mengangkat” makanan dengan menggunakan “tangan kosong” yang bertujuan memenuhi salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling vital, yaitu makanan. 4 Melok, artinya bahwa seorang pemimpin haruslah mampu menyuarakan, mengikuti dan merealisasikan aspirasi rakyat yang dipimpinnya. 36 5 Meluk, yang artinya seorang pemimpin haruslah memiliki perasaan dan perilaku cinta-kasih yang tulus-mendalam terhadap rakyatnya. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan budaya Jawa adalah sebuah budaya yang telah melewati masa perkembangan yang panjang. Model kepemimpinan Jawa telah lebur ke dalam model kepemimpinan nasional Indonesia. Melalui kriteria-kriteria diatas dapat dijadikan tolok ukur untuk memilih seorang pemimpin. Jangan sampai ketika menjadi pemimpin kelak lupa dengan moralitas dan ilmu rasa sebagai bentuk kepribadian asli orang Jawa.

5. Pemuda

a. Pengertian Pemuda

Pemuda merupakan individu yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah yang lebih baik. Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI edisi kedua kata pemuda disatu pengertiankan dengan remaja yang berarti sudah mulai dewasa dan sudah sampai umur untuk kawin. Selanjutnya Rita Eka Izzaty 2010:124 menyatakan kata remaja diterjemahkan dari kata dalam bahasa Inggris adolescence atau adolecere bahasa latin yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa. 37 Masa remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik ketika alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan Sarlito Wirawan Sarwono. 2006:7. Sedangkan Harold Albert dalam Syamsuddin 2007: 130 mendefinisikan bahwa masa remaja adalah periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai datangnya awal masa dewasa, rentangan masa remaja itu berlangsung sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun. Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 16 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan mimpi basah bagi pria dan keluarnya darah haid bagi wanita. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan agen perubahan. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. Menurut UU No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan 2009: 2 disebutkan bahwa pemuda berusia 16 – 30 tahun, dalam pasal 7 UU tersebut juga berisi bahwa pelayanan kepemudaan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah maupun organisasi kepemudaan diarahkan untuk menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi dan semangat