Tinjauan Pengembangan Tentang Media Ular Tangga Edukatif

18 tangga edukatif adalah seperangkat media pembelajaran berupa alat permainan untuk anak Taman Kanak-kanak berbentuk mirip ular tangga dengan kontennya berupa angka dan gambar bermacam-macam binatang. Melalui angka dan gambar tersebut anak diminta untuk menjawab pertanyaan dan melakukan perintah sesuai keterangan pada kartu yang tersedia. Media ular tangga edukatif adalah seperangkat media pembelajaran yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan anak Taman Kanak- kanak yang berbentuk mirip ular tangga yang didalamnya berisi angka dan gambar bermacam-macam binatang serta dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang mudah untuk digunakan dan dibawa kemana-mana. Media ular tangga edukatif ini termasuk ke dalam media grafis atau visual. Media grafis merupakan media dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk dapat mengkomunikasikan pesan-pesan pembelajaran. Unsur yang terkandung dalam media ini adalah gambar, warna dan tulisan. Gambar dalam media grafis termasuk ke dalam unsur ilustrasi. Ilustrasi berfungsi untuk menarik perhatian, merangsang minat pembaca terhadap keseluruhan pesan, menciptakan suasana khas, dramatisasi pesan, menonjolkan suatu pesan dan mendukung judul media Pujiriyanto, 2005:41. Penggunaan gambar dalam media ular tangga edukatif untuk anak Taman Kanak-kanak, juga harus dapat memenuhi fungsi dari unsur tersebut. Gambar yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik anak Taman Kanak-kanak, misalnya gambar yang digunakan berupa gambar 19 kartun atau animasi agar anak lebih tertarik. Pemilihan warna dalam media ini juga disesuaikan dengan karakteristik anak Taman Kanak-kanak. Itten dalam Pujiriyanto, 2005:44 menyatakan bahwa efek sebuah warna dalam komposisinya ditentukan oleh situasi karena warna selalu dilihat dalam hubungannya dengan lingkungannya. Menurut David dalam Pujiriyanto, 2005:46, warna digolongkan menjadi dua yaitu warna eksternal dan warna internal sesuai persepsi manusia. Secara psikologis warna memiliki efek terhadap manusia, karena selain menimbulkan sensasi juga menimbulkan rasa senang dan tidak senang sehingga penggunaan warna dalam penyajian bahan pelajaran perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut. Pemilihan tulisan juga merupakan unsur yang penting dari keberhasilan komunikasi grafis meskipun bukan menjadi unsur utama. Tulisan terdiri dari huruf-huruf yang disusun sehingga membentuk kata. Menurut Artini dalam Pujiriyanto, 2005:54, huruf sebenarnya dapat ditranformasikan menjadi suatu karya seni, yaitu dengan mengolah bentuk kata atau blok tulisan sesuai fungsi masing-masing sehingga kemudian tercipta suatu bentuk, tekstur yang kemudian dikomunikasikan sebagai pesan, mood, atau berupa gambar hias. Maka dalam pemilihan jenis huruf juga harus diperhatikan dengan karakteristik anak Taman Kanak-kanak. Jenis huruf yang digunakan harus mudah dibaca dan tidak terlalu formal untuk anak Taman Kanak-kanak. 20

3. Langkah Penggunaan Media Ular Tangga Edukatif

Media ular tangga edukatif ini dapat digunakan maksimal sampai empat siswa. Siswa akan melewati kotak-kotak yang berangka berurutan dan bergambar binatang dengan bantuan dadu dan pion. Ketika berhenti di kotak, siswa harus melakukan perintah atau menjawab pertanyaan yang ada pada kartu pertanyaan yang tersedia. Jika siswa berhasil melakukan perintah atau menjawab pertanyaan maka diberikan penghargaan berupa maju beberapa langkah atau tetap berada di tempat tetapi jika salah harus mundur beberapa langkah. 4. Manfaat Penggunaan Media Ular Tangga Edukatif Penggunaan media ular tangga edukatif membawa dampak positif bagi kegiatan belajar di kelas. Terutama untuk anak Taman Kanak-kanak, media ular tangga edukatif akan memudahkan untuk memahami materi bertema binatang. Selain itu media ular tangga edukatif mempunyai manfaat yaitu : a Anak dapat berinteraksi langsung antara anak dan benda-benda di sekitarnya b Anak mengenal kalah dan menang c Anak belajar bekerjasama dan menunggu giliran d Dapat membangkitkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan e Dapat belajar memecahkan masalah f Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan g Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar 21 h Menstimulasi aspek perkembangan bahasa, kognitif dan motorik i Dapat mengembangkan kreatifitas, kemandirian anak menciptakan komunikasi timbal balik serta dapat membina tanggung jawab dan disiplin j Pendidik dapat berperan sebagai fasilitator, sehingga dapat memberikan kemudahan dan keleluasaan terhadap anak

C. Tinjauan Tentang Pendidikan Taman Kanak-Kanak

1. Pengertian Taman Kanak-kanak

Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu pendidikan usia dini yang berumur 4-6 tahun. Pendidikan Taman Kanak-kanak memiliki peran yang sangat penting untuk pengembangan kepribadian anak, serta untuk persiapan memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas 2003 pasal 1 ayat 14 dalam buku Djauhar Siddiq, Nelva Rolina Unik Ambar Wati 2006:6 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam pasal 28 ayat 3 Undang-undang Sisdiknas 2003 ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman 22 Kanak-kanak TK, Raudathul Athfal RA, atau bentuk lain yang sederajat. 2. Fungsi dan Tujuan Taman Kanak-kanak Tujuan Taman Kanak-kanak adalah meningkatkan daya cipta anak- anak dan memacunya untuk belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, seni dan kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan peranan anak dalam hidupnya. Fungsi pendidikan Taman Kanak-kanak adalah mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak; mengenalkan anak dengan dunia sekitar; menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik; mengembangkan keterampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki anak; dan menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar. 3. Kurikulum Taman Kanak-kanak Kurikulum secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang berarti “pelari” dan curere yang artinya “tempat berpacu”. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finis. Secara terminologis istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan dengan pengertian semula ialah sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah Sudirman 23 N, dan A. Tabrani Rusyan, 1991:101. Menurut Beeby 1987:147, kurikulum curriculum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Struktur dan muatan kurikulum untuk anak taman kanak-kanak meliputi sejumlah pengembangan keluasan dan kedalamannya merupakan program belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Oleh karena itu, pembelajaran di Taman Kanak-kanak mencakup dua bidang pengembangan yaitu bidang pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar. Bidang pembiasaan terdiri atas aspek perkembangan moral dan nilai agama, perkembangan sosial, emosional dan kemandirian. Pengembangan dalam bidang pembiasaan ini bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina anak agar dapat memiliki kecerdasan emosi sehingga dapat mengendalikan emosinya secara wajar, dapat berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan dan aktivitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan kemampuan dasar meliputi aspek perkembangan bahasa, kognitif dan motorik. Bahasa sebagai alat komunikasi, tidak hanya berupa bicara tetapi dapat diwujudkan dengan tanda isyarat atau anggota tubuh lainnya yang memiliki aturan sendiri. Perkembangan bahasa merupakan kemampuan dasar peserta didik agar peserta didik mampu mengungkapkan pikiran 24 melalui bahasa yang sederhana secara tepat, sehingga mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk berbahasa Indonesia. Perkembangan kognitif memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir sehingga anak dapat mengolah apa yang telah diperoleh ketika belajar. Berkembangnya kognitif peserta didik maka peserta didik mampu menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mampu mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta mampu memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir secara teliti. Perkembangan motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup yang sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.

D. Kedudukan Media Ular Tangga Edukatif Dalam Kawasan Teknologi

Pendidikan Teknologi pendidikan selalu mengalami perkembangan terkait erat dengan perkembangan dan inovasi yang terjadi pada teknologi. Definisi teknologi pendidikan pun berkembang dari tahun ke tahun karena teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola