menikah. Taraf signifikan p=0,006 0,05 secara statistik terbukti ada hubungan pergaulan bebas dengan pernikahan usia muda di Desa Seumadam Kecamatan
Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014.
4.4 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel yang diuji secara bersamaan terhadap variabel dependen. Variabel yang dimasukkan dalam
model prediksi regresi logistik berganda adalah variabel dengan nilai p 0,25 pada hasil uji Chi-Square yaitu pengetahuan, kematangan emosi, dorongan orang tua,
budaya, paparan media massa, pergaulan bebas.
Tabel 4.24 Hasil Uji Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Variabel
B Sig
Exp B 95 CI for
Pengetahuan Kematangan emosi
Budaya Paparan media massa
Pergaulan bebas 1,703
-1,671 3,404
1,988 2,633
0,048 0,019
0,0001 0,013
0,031 5,490
0,188 30,075
7,299 13,918
1,013-29,744 0,046-0,762
4,682-193,198 1,521-35,017
1,274-151,987
Konstanta -7,425
0,0001 0,001
Setelah dilakukan analisis multivariat, didapatkan hasil bahwa pengetahuan, kematangan emosi, budaya, paparan media massa dan pergaulan bebas berpengaruh
terhadap pernikahan usia muda pada remaja di Desa Seumadam Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014.
Hasil analisis uji regresi logistik juga menunjukkan bahwa variabel-variabel pengetahuan dengan nilai p = 0,048, kematangan emosi nilai p = 0,019, budaya
dengan nilai p = 0,0001, paparan media massa dengan nilai p = 0,013 dan pergaulan bebas dengan nilai p = 0,031 berpengaruh terhadap pernikahan usia muda di Desa
Seumadam Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap pernikahan usia muda adalah variabel budaya dengan nilai koefisien regresi B = 3,404.
Berdasarkan hasil analisis uji regresi logistik, budaya diperoleh nilai Exp B sebesar 30,075 sehingga dapat disimpulkan kemungkinan remaja untuk menikah usia
muda karena ada budaya 30 kali lebih besar dibandingkan yang tidak ada budaya menikah usia muda.
Dari ke empat variabel yang berpengaruh dengan pernikahan usia muda diatas, maka variabel yang lebih efektif mengurangi pernikahan usia muda adalah
pengetahuan dan budaya yaitu dengan cara memberikan konseling pada remaja guna menambah pengetahuan remaja mengenai pernikahan dan akibat pernikahan yang
dilakukan pada usia muda terhadap kesehatan reproduksi dan memberikan arahan kepada orang tua agar orang tua dapat mengarahkan remaja dalam hal positif seperti
melanjutkan pendidikan dan tidak menganjurkan remaja untuk untuk cepat menikah. Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi
kemungkinan pernikahan usia muda pada remaja di Desa Seumadam Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Persamaan diatas menyatakan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan
kurang, kematangan emosi kurang, ada budaya, terpapar media massa dan melakukan pergaulan bebas memiliki probabilitas sebesar 34,71 melakukan pernikahan usia
muda 1.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB V PEMBAHASAN
5.1 PengaruhFaktor Internal
5.1.1 Pengaruh Pengetahuan terhadapTerjadinya Pernikahan Usia Muda Pada Remaja di Desa Seumadam Kecamatan Kejuruan Muda
Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014
Berdasarkan analisis univariat didapatkan pengetahuan remaja baik sebesar 34,7 namun masih banyak remaja yang berpengetahuan kurang sebesar 65,3
tentang pernikahan usia muda. Masih banyak remaja yang tidak mengetahui batasan usia dalam pernikahan, banyak yang tidak mengetahui akibat yang terjadi dari
pernikahan usia muda baik itu dari psikologis dan kesehatan reproduksi. Hasil analisis bivariat didapatkan ada pengaruh antara pengetahuan dengan
pernikahan usia muda p = 0,005.Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan remaja mengenai pernikahan usia muda.
Dari hasil analisis multivariat diperoleh bahwa nilai p = 0,0480,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara pengetahuan terhadap
pernikahan usia muda. Dari penelitian ini didapatkan nilai Exp B = 5,490 artinya remaja yang memiliki pengetahuan rendah mempunyai kemungkinan sebesar 5 kali
lipat melakukan pernikahan usia muda. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Priyanti 2013 yang mengatakan pengetahuan berhubungan dengan
perkawinan usia muda pada penduduk kelompok umur 12-19 tahun. Pengetahuan wanita sehubungan dengan kehamilan dan persalinan lebih
mengarah setelah wanita tersebut menikah. Karena untuk dapat memahami mengenai
Universitas Sumatera Utara