Faktor Internal 1. Pengetahuan Faktor-faktor Yang Menyebabkan Pernikahan Usia Muda

Sedangkan menurut Pieter dan Lumongga 2011, masa remaja merupakan masa peralihan dari masa pubertas menuju masa dewasa yang akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Usia 9-11 tahun disebut remaja awal 2. Usia 12-15 tahun disebut remaja tengah 3. Usia 16-20 tahun disebut remaja akhir.

2.4 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Pernikahan Usia Muda

Penyebab pernikahan usia remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor yang timbul dari dalam diri sendiri dan juga dari luar dirinya seperti pengetahuan, agama, ekonomi, dorongan orang tua, budaya dan pergaulan bebas Suparyanto, 2013. Pada penelitian ini faktor yang memengaruhi pernikahan usia muda adalah pengetahuan, pemahaman agama, kematangan emosi, budaya, dorongan orang tua, paparan mediamassa dan pergaulan bebas.

2.4.1 Faktor Internal 1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengalaman tingkat ini adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami Comprehension Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Analisis Analysis Adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 4. Aplikasi Application Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu areal sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 5. Sintesis Synthesis Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari informasi-informasi yang ada. Universitas Sumatera Utara 6. Evaluasi Evaluation Yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden Notoatmodjo, 2003. 2. Pemahaman agama Menurut pandangan agama islam seseorang dikatakan dewasa apabila dia sudah mengalami “Aqil baliqh” yaitu mimpi basah bagi laki-laki dan sudah mendapatkan menstruasi bagi perempuan atau telah mencapai usia 15 tahun. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW “ Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian sudah mencapai ba’ah, maka kawinlah. Karena sesungguhnya kawin lebih bisa menjaga dari pandangan mata dan lebih menjaga kemaluan. Bila tidak mampu melaksanakannya maka berpuasalah karena berpuasa adalah baginya kendali dari gairah seksual ”. Jadi, pada usia tersebut setiap orang sudah bisa melangsungkan sebuah ikatan pernikahan agar mereka dapat terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang Kurnia, 2013. Menurut Yusuf 2010, dalam islam pada dasarnya tidak ada keterangan yang jelas untuk membatasi usiaumur diperbolehkannya seseorang melaksanakan aqad nikah. Hubungan antar laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat dan berdasarkan saling ridho dengan dilangsungkannya upacara pernikahan. Karena dengan pernikahan seseorang akan terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh agama Universitas Sumatera Utara seperti halnya seks bebas, sebab dengan cara pernikahan maka akan lebih efektif dan efesien untuk mencegah perbuatan zina, sehingga fenomena maraknya pernikahan di usia muda semakin banyak terjadi. 3. Kematangan emosi Salah satu ciri kedewasaan seseorang dapat dilihat dari segi psikologis. Bila seseorang telah matang emosinya, telah dapat mengendalikan emosinya, maka individu akan dapat berfikir secara matang, berfikir secara baik dan berfikir secara objektif. Hal ini dituntut agar suami istri dapat melihat permasalahan yang ada dalam keluarga secara baik. Adapun aspek-aspek kematangan emosi diantaranya dapat menerima keadaan dirinya maupun keadaan orang lain seperti apa adanya sesuai dengan keadaan sesungguhnya, tidak bersifat impulsif melakukan perbuatan tanpa berfikir, dapat mengontrol emosinya dengan baik sehingga dapat mengatur kapan kemarahan itu perlu dimanifestasikan, bersifat sabar, bersifat tanggung jawab yang baik Walgito, 2000. Periode kehidupan yang emosinya sangat menonjol yaitu pada masa remaja. Karena itu banyak perbuatan atau tingkah laku remaja yang kadang-kadang sulit dimengerti atau diterima oleh fikiran yang baik, selain itu para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang sehingga masih belum bisa menghadapi masalah yang timbul dalam pernikahan Marlina, 2012. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Faktor Eksternal