Faktor Eksternal Faktor-faktor Yang Menyebabkan Pernikahan Usia Muda

2.4.2 Faktor Eksternal

1. Dorongan Orang Tua Kemauan orang tua, dengan kata lain ada unsur dijodohkan untuk menikah dimasa kuliah. Perjodohan semasa anak masih kuliah bukanlah hal yang baru. Orang tua sebelumnya telah membuat komitmen dengan koleganya untuk mengawinkan anaknya, meskipun anaknya masih sama-sama kuliah Ikhsan, 2004. Mayoritas laki-laki dan perempuan yang kawin di bawah umur 20 tahun akan menyesali pernikahan mereka. Sayang sekali orang tua sendiri sering mendorong anaknya menikah diusia yang sangat muda. Orang tua menganggap bahwa pernikahan dalam usia muda mempunyai suatu faktor pematangan. Dibalik motivasi orang tua yang ingin sekali untuk segera mengawinkan anaknya ialah demi melepaskan mereka dari tanggung jawab atas perilaku kejahatan dan kenakalan anaknya Shappiro, 2000. 2. Budaya Faktor budaya juga turut mengambil andil yang cukup besar, karena kebudayaan ini diturunkan dari kepercayaan orang tertua. Dalam budaya setempat ada yang mempercayai apabila anak perempuannya tidak segera menikah, akan memalukan keluarga karena dianggap tidak laku dalam lingkungannya Syata, 2013. Pernikahan usia muda juga terjadi karena orang tua takut anaknya dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan. Faktor adat dan budaya, di beberapa belahan daerah di Indonesia, masih terdapat beberapa pemahaman tentang perjodohan. Dimana anak gadisnya sejak kecil sudah dijodohkan orang tuanya. Pada umumnya anak perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka dapat dipastikan Universitas Sumatera Utara anak tersebut akan dinikahkan pada usia 12 tahun, yang masih jauh dibawah batas usia minimum untuk melakukan sebuah pernikahan Ahmad, 2007. 3. Paparan Media Massa Kemajuan teknologi yang semakin canggih, membuat remaja semakin mudah dalam mencari berbagai informasi melalui media, baik itu media massa maupun media elektronik yang terus menyajikan tantangan seksual seperti pornografi bagi kaum remaja yang dapat menyebabkan remaja melakukan pelecehan perilaku seksual terhadap lawan jenisnya pada usia sekolah yang pada akhirnya remaja harus berhenti sekolah untuk menikah Kurnia, 2013. Menurut Rohmawati 2008, Paparan media massa baik cetak koran, majalah, buku-buku porno maupun elektrolit TV, VCD, Internet mempunyai pengaruh terhadap remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Paparan informasi seksualitas dari media massa baik cetak maupun elektronik yang cenderung bersifat pornografi dan pornoaksi dapat menjadi referensi yang tidak mendidik bagi remaja. Remaja yang dalam periode ingin tau, dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat dan didengarnya dari media massa tersebut. 4. Pergaulan Bebas Pernikahan usia muda terjadi karena akibat kurangnya pemantauan orang tua yang akan mengakibatkan kedua anak tersebut melakukan tindakan yang tidak pantas. Hal ini tidak sepenuhnya kedua anak tersebut yang harus disalahkan, mungkin dalam kehidupannya mereka kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, kasih sayang orang tua dan pemantauan orang tuanya. Yang pada akhirnya mereka melakukan pergaulan secara bebas Wicaksono, 2013. Universitas Sumatera Utara Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja, dengan mudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dikota-kota besar. Pernikahan pada usia remaja pada akhirnya menimbulkan masalah tidak kalah peliknya. Jadi dalam situasi apapun tingkah laku seksual pada remaja tidak pernah menguntungkan. Pada halnya masa remaja adalah periode peralihan kemasa dewasa Sarwono, 2011.

2.5 Kerangka Konsep