Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

32 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah; 9 Merangkum materi yang telah dipelajari; 10 Melaksanakan tes dan pemberian pekerjaan rumah. Berdasarkan langkah-langkah PBL tersebut maka terdapat kelebihan yaitu menantang kemampuan siswa, memberikan motivasi kepada siswa, membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan barunya dan mentransfer pengetahuan yang dimiliki, mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam melakukan pemecahan masalah, dan memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata. Namun PBL juga memiliki kelemahan dimana siswa beranggapan bahwa masalah yang diberikan sulit untuk dipecahkan dan siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Menurut Sri Anitah 2009: 2.13 salah satu faktor yang paling dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar adalah pembelajar itu sendiri, dalam hal ini yang dimaksud pembelajar adalah siswa. Karakteristik siswa yang berbeda-beda membawa kepada cara belajar yang berbeda pula. 33 Usia siswa SD termasuk dalam masa anak akhir 6-12 tahun. Ada beberapa sebutan yang dapat menggambarkan karakteristik anak pada masa ini, antara lain usia yang menyulitkan, usia tidak rapi, usia bertengkar, usia sekolah dasar, usia kritis dalam dorongan berprestasi, usia berkelompok, usia penyesuaian diri, dan usia kreatif Kurnia dkk 2008: 1.18. Usia anak pada periode ini dikatakan sebagai usia yang menyulitkan karena pada masa ini anak tidak lagi menuruti perintah, anak lebih dipengaruhi teman sebaya daripada orang tua atau anggota keluarga yang lain. Sebutan lain yang diberikan pada anak usia ini adalah usia tidak rapi. Dikatakan usia tidak rapi karena pada usia ini anak cenderung tidak mempedulikan penampilannya dan tidak memelihara dengan baik kamar dan barang-barangnya. Pada masa ini anak akan mendapat julukan usia bertengkar, karena pada masa ini anak banyak bertengkar dan saling mengejek dengan anggota keluarga yang lain, hal ini menyebabkan suasana rumah tidak menyenangkan lagi. Pada usia ini anak mulai masuk sekolah dasar untuk memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilannya di masa mendatang. Oleh karena itu anak pada masa ini mendapat sebutan usia sekolah dasar. Usia anak SD termasuk usia kritis dalam dorongan berprestasi. Dorongan berprestasi membentuk kebiasaan pada anak untuk mencapai sukses cenderung menetap hingga dewasa. Apabila anak mengembangkan kebiasaan untuk belajar atau bekerja sesuai kemampuannya, maka kebiasaan ini akan menetap dan 34 cenderung mengenai semua bidang kehidupan anak, baik dalam bidang akademik maupun bidang lainnya. Sebutan lain yang diberikan pada anak usia ini yaitu usia berkelompok. Pada usia ini anak lebih senang mengelompok dengan teman sebayanya atau membentuk suatu kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Selain itu pada usia ini anak akan mulai menyesuaikan diri dengan standar yang telah disetujui kelompok. Anak akan berusaha menyesuaikan diri dengan kelompok yang disukai agar dapat diterima dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu anak pada masa ini juga mendapat sebutan usia penyesuaian diri. Anak pada usia ini juga mendapat julukan usia kreatif. Disebut sebagai usia kreatif karena anak akan melanjutkan kreativitas yang sudah terbentuk pada masa anak awal. Salah satu sebutan yang melekat pada anak usia SD menurut Kurnia adalah masa kreatif, di mana kreativitas ini perlu mendapat bimbingan dan dukungan dariorang tua dan guru agar berkembang menjadi tindakan kreatif yang positif dan orisinil. Model Problem Based Learning merupakan salah satu upaya untuk mendukung kreativitas siswa dalam memecahkan permasalahan globalisasi yang menjadi materi pembelajaran. Rita Eka Izzaty dkk 2008: 116-117 mengemukakan bahwa siswa Sekolah Dasar dibagi menjadi dua fase. Fase yang pertama, masa kelas rendah berlangsung antara usia 67 – 910 tahun, biasanya duduk di kelas 1, 2, 35 dan 3 Sekolah Dasar. Fase yang kedua, masa kelas tinggi berlangsung antara 910 – 1213 tahun, biasanya duduk di kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar. Siswa kelas IV adalah siswa yang masih berada pada kisaran umur 9-11 tahun, dimana menurut teori Piaget, berada pada tahap operasional kongkret. Anak-anak pada masa ini lebih cepat daripada anak-anak praoperasional dalam hal penalaran, pemecahan masalah, dan logika. Pada tahap ini anak dapat mengurutkan dan mengklasifikasikan objek secara nyata, tetapi belum dapat bernalar secara abstrak. Karakteristik anak pada tahap operasional kongkret adalah sebagai berikut: a. Membuat klasifikasi sederhana, mengklasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat umum, misalnya mengelompokkan warna. b. Membuat urutan sesuatu secara semestinya, menurutkan abjad, angka, besar kecil, dan lain-lain c. Mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan, lebih mudah untuk mengindentifikasikan sesuatu dengan sudut pandang berbeda d. Berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana, namun belum dapat berpikir secara abstrak. Burhan Nurgiyantoro, 2005: 202 Hal penting dalam masa ini, yaitu sikap anak terhadap otoritas kekuasaan, terutama otoritas orang tua dan guru. Otoritas guru bisa dalam berbagai bentuk, seperti pemberian nilai, pemberian hadiah, pemberian hukuman, dan lain-lain. Anak-anak di usia ini menggunakan nilai teman- temannya untuk melihat keadilan guru dan kekuatan dirinya dalam kelas, membandingkan dirinya diantara teman-temannya. Oleh karena itu, dalam masa ini biasanya akan terjadi persaingan diantara anak-anak tersebut. 36 Berdasarkan perkembangan tingkat kemampuan berpikir anak usia kelas tinggi, maka pembelajaran di kelas sebaiknya diarahkan pada pengembangan kemampuan berpikir menuju yang lebih komplek. Pembelajaran dengan strategi Problem Based Learning PBL menjadikan peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran. Strategi ini melatih siswa untuk berdiskusi, memecahkan masalah, dan membuat kesimpulan.

E. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN CREATIVE THINKING BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN Peningkatan Creative Thinking Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Inquiry Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tah

0 7 11

PENINGKATAN CREATIVE THINKING BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN Peningkatan Creative Thinking Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Inquiry Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tah

0 3 16

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Peningkatan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tah

0 2 11

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Peningkatan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tah

0 4 19

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR POSITIF PADA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SD NEGERI 101799 DELITUA.

0 1 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGLEMPONG SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 107

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI TEGALREJO 3 YOGYAKARTA.

0 0 261

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI BULUPAYUNG 02

0 0 15

PENINGKATAN RASA NASIONALISME DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI 1 KLAHANG - repository perpustakaan

0 0 14

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI KALISARI 1 HALAMANJUDUL - PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI

0 0 15