36 Berdasarkan perkembangan tingkat kemampuan berpikir anak usia
kelas tinggi, maka pembelajaran di kelas sebaiknya diarahkan pada pengembangan kemampuan berpikir menuju yang lebih komplek.
Pembelajaran dengan strategi
Problem Based Learning PBL
menjadikan peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran. Strategi ini melatih siswa
untuk berdiskusi, memecahkan masalah, dan membuat kesimpulan.
E. Penelitian yang Relevan
Skripsi Dyah Tri Putri Utami 2015 dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model
Problem Based Learning
PBL pada kelas V SD N 1 Sekarsuli Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Penelitian
ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran
Problem Based Learning
PBL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum tindakan hanya 7
siswa 36,8 yang memperoleh nilai ≥ 70. Pada siklus I sebanyak 15 siswa 78,95 telah memperoleh nilai ≥ 70. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa
naik menjadi 94,74 atau 18 siswa memperoleh nilai ≥ 70. Secara keseluruhan peningkatan hasil belajar IPS siswa juga ditunjukkan dengan
adanya peningkatan nilai rata-rata. Nilai rata-rata pada kondisi awal sebelum tindakan sebesar 64,21 meningkat menjadi 78,94 pada siklus I, dan
meningkat menjadi 88,42 pada akhir siklus II.
F. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran PKn di SD Negeri 1 Digal Wonogiri masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat teacher center.
37 Pembelajaran yang bersifat teacher center menyebabkan antusias siswa
dalam pembelajaran di kelas cenderung berkurang dan berakibat prestasi belajar siswa rendah.
Berdasarkan permasalahan yang ada di kelas IV SD Negeri 1 Digal Wonogiri diperlukan usaha perbaikan untuk dapat meningkatkan prestasi
belajar dalam pembelajaran PKn. Salah satu alternatif model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan model
pembelajaran
Problem Based Learning
PBL. Model pembelajaran PBL mendorong siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompok. PBL secara sederhana merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan
melalui diskusi kelompok kecil dimana setiap anggota harus terlibat aktif berpendapat tentang masalah yang harus dipecahkan dalam materi pelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Dutch M. Taufik Amir, 2010: 21 merumuskan
Problem Based Learning
merupakan strategi pembelajaran yang menantang agar siswa “belajar untuk belajar” bekerjasama dalam kelompok
untuk mencari solusi atau memecahkan masalah yang nyata dari lingkungan kehidupan siswa sendiri. Berdasarkan pengalaman langsung tersebut
pengalaman akan bertahan lama dalam diri siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam model pembelajaran PBL guru memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Para siswa dibagi kedalam kelompok
yang terdiri dari 3-4 siswa kemudian siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan dunia nyata yang akan diselesaikan secara
38 berkelompok. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan
hasilnya di depan kelas. Guru kemudian mengevaluasi hasil diskusi dan presentasi yang dilakukan siswa.
Model PBL memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berperan dan berkontribusi dalam kelompoknya
masing-masing. Hal ini mendorong semua siswa menjadi lebih siap dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir
Pengamatan Awal: 1.
Pembelajaran masih bersifat
teacher-centered
berpusat pada guru
2. Prestasi belajar PKn siswa rendah
Tindakan: Pembelajaran dengan Model
Prolem Based Learning
PBL
Pelaksanaan tindakan: 1. Tahap Pendahuluan: pembukaan
2. Tahap Penyajian: Pelaksanaan model PBL: 3. Tahap Penutup: Evaluasi
Hasil: Prestasi belajar pada mata pelajaran PKn meningkat
39
G. Hipotesis Tindakan