15
2. Prestasi Belajar
Prestasi  belajar  berbeda  dengan  hasil  belajar,  seperti  yang dikemukakan  oleh  Zainal  Arifin  2009:12,  bahwa  prestasi  belajar  pada
umumnya  berkenaan  dengan  aspek  pengetahuan,  sedangkan  hasil  belajar meliputi  aspek  pembentukan  watak  peserta  didik.  Fungsi  prestasi  belajar
sendiri bagi guru adalah sebagai umpan balik sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis,  penempatan,  atau bimbingan terhadap
peserta didik. Muhibbin Syah 2003: 14 mengungkapkan bahwa prestasi belajar
adalah  tingkat  keberhasilan  siswa  dalam  mencapai  tujuan  yang  telah ditetapkan. Keberhasilan siswa dalam mata pelajaran biasanya ditunjukkan
dengan  pencapaian  nilai  melampaui  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM yang  harus  dicapai  siswa.  Dalam  menentukan  KKM  pada  setiap  mata
pelajaran, patokan
yang digunakan
oleh guru
yaitu dengan
mempertimbangkan beberapa aspek seperti intake siswa, daya dukung, dan kompleksitas.  Pada  aspek  intake  siswa,  guru  mengidentifikasi  nilai
semester  akhir  tahun  ajaran  sebelumnya.  Intake  siswa  dapat  dikatakan tinggi  apabila  rata-rata  nilai  pada  semester  sebelumnya  terbilang  baik.
Berbeda  dengan  aspek  daya  dukung  yang  terkait  dengan  sarana  dan prasarana  yang tersedia di sekolah. Sedangkan aspek kompleksitas terkait
dengan tingkat kesukaran pada setiap Kompetensi Dasar KD yang harus dicapai siswa. Siswa dapat dikatakan berhasil menguasai materi pada suatu
16 mata  pelajaran  apabila  telah  memenuhi  Kriteria  Ketuntasan  Minimal
KKM yang telah ditetapkan sekolah. Menurut  Anderson  dan  Krathwohl  2001:  66-88  dimensi  proses
kognitif terdiri atas beberapa tingkat yaitu: a.
Remember
Mengingat Mengingat  adalah  kemampuan  memperoleh  kembali  pengetahuan
yang  relevan  dari  memori  jangka  panjang.  Untuk  menilai
remember
, siswa  diberi  soal  yang  berkaitan  dengan  proses  kognitif   mengenal
kembali dan mengingat. b.
Understand
Memahami Memahami adalah  kemampuan  merumuskan  makna  dari  pesan
pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk  lisan, tulisan  maupun  grafik.  Siswa  mengerti  ketika  mereka  mampu
menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka yang lalu.
c.
Apply
Menerapkan Menerapkan  adalah  kemampuan  menggunakan  prosedur  untuk
menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal sehingga siswa terlatih  untuk  mengetahui  prosedur  apa  yang  akan  digunakan  untuk
menyelesaikan soal. d.
Analyze
Menganalisis Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan
menjadi  bagian-bagian  dan  menentukan  bagaimana  bagian-bagian
17 tersebut  dihubungkan  satu  dengan  yang  lain  atau  bagian  tersebut
dengan  keseluruhannya.  Analisis  menekankan  pada  kemampuan merinci  sesuatu  unsur  pokok  menjadi  bagian-bagian  dan  melihat
hubungan  antar  bagian  tersebut.  Di  tingkat  analisis,  seseorang  akan mampu  menganalisa  informasi  yang  masuk  dan  membagi-bagi  atau
menstrukturkan  informasi  ke  dalam  bagian  yang  lebih  kecil  untuk mengenali  pola  atau  hubungannya  dan  mampu  mengenali  serta
membedakan  faktor  penyebab  dan  akibat  dari  sebuah  skenario  yang rumit.
e.
Evaluate
Menilai Menilai
didefinisikan sebagai
kemampuan melakukan
judgement
berdasar  pada  kriteria  dan  standar  tertentu. Kriteria  sering  digunakan  adalah  menentukan  kualitas,  efektifitas,
efisiensi,  dan  konsistensi,  sedangkan  standar  digunakan  dalam menentukan
kuantitas maupun
kualitas. Evaluasi
mencakup kemampuan  untuk  membentuk  suatu  pendapat  mengenai  sesuatu  atau
beberapa  hal,  bersama  dengan  pertanggungjawaban  pendapat  itu  yang berdasar  kriteria  tertentu.  Adanya  kemampuan  ini  dinyatakan  dengan
memberikan penilaian terhadap sesuatu.. f.
Create
Berkreasi Berkreasi didefinisikan  sebagai  menggeneralisasi  ide  baru,  produk
atau  cara  pandang  yang  baru  dari  sesuatu  kejadian. Berkreasi di  sini diartikan  sebagai  meletakkan  beberapa  elemen  dalam  satu  kesatuan
18 yang  menyeluruh  sehingga  terbentuklah  dalam  satu  bentuk  yang
koheren  atau  fungsional.  Siswa  dikatakan  mampu berkreasi jika  dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian
ke dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya.
Proses berkreasi umumnya berhubungan
dengan pengalaman belajar siswa yang sebelumnya.
Dari  uraian  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  prestasi  belajar adalah  tingkat  keberhasilan  yang  dicapai  oleh  siswa  dalam  mengikuti
kegiatan  pembelajaran  atau  menguasai  mata  pelajaran  yang ditunjukkan  dengan  nilai  standar  minimal  yang  ditentukan  sekolah.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan prestasi siswa dilakukan dengan melakukan tes prestasi belajar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar