BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Subjective well-being SWB merupakan konsep yang luas akan kehidupan seseorang secara keseluruhan. Ada aspek-aspek serta faktor-faktor
yang menjadi prediktor bagi subjective well-being seseorang, khususnya di kalangan siswa. Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai SWB dan
teori-teori yang mendasari perkembangan SWB itu sendiri, serta bagaimana hubungan SWB dengan faktor school connectedness dan dukungan sosial
teman sebaya yang menjadi prediktornya.
2.1. SUBJECTIVE WELL-BEING
2.1.1. Definisi Subjective Well-Being
Sepanjang sejarah, filsuf yang berbeda-beda telah memberikan perhatian yang bervariasi pada definisi subjektif mengenai hidup yang baik.
Beberapa berpendapat bahwa hidup yang paling diinginkan desirable bisa didefinisikan
melalui karakteristik-karakteristik
seperti virtue
kebaikankebajikan, dan hal-hal lainnya yang menunjukkan perasaan menyenangkan sebagai esensi dari hidup yang baik Diener, 2009.
Walaupun banyak peneliti kadang-kadang mendiskusikan kebahagiaan dan well-being
seolah-olah direfleksikan sebagai satu konstruk, namun sebenarnya tidak ada satupun penilaian atau pendapat single judgement
yang bisa mencakup keseluruhan subjective well-being Diener Ryan, 2008.
Menurut Veenhoven 1991 SWB secara keseluruhan bisa dipahami dalam ungkapan kepuasan hidup, kesenangankepuasan hati dan level
kesenangan, sementara aspek yang berbeda-beda dari SWB meliputi penilaian diri seperti kepuasan atas pekerjaan, harga diri, dan kontrol
kepercayaan. Kepuasan hidup merupakan level di mana individu menilai
kualitas hidupnya secara menyeluruh sebagai kesatuan yang menyenangkan.
SWB didefinisikan sebagai evaluasi individu terhadap kehidupan, yang dijelaskan dalam terminologi mengenai bagaimana dan mengapa individu
mengalami kehidupan dalam cara yang positif, sehingga pengalaman pribadi mereka berkaitan dengan kualitas hidup yang dirasakan Diener Diener;
Diener, Biswas-Diener Tamir, dalam Yang dkk., 2008. Keyes dan Waterman 2003 mereview literatur dengan judul, “A brief history of the
study of well-being in children and adults” Sejarah singkat studi well-being pada anak dan orang dewasa dan menyimpulkan bahwa individu
mengevaluasi dirinya dalam ungkapan apakah mereka merasa baik atau senang dengan dirinya dan apakah dirinya berfungsi dengan baik secara
pribadi dan secara sosial. Para ahli juga telah menganalisis bahwa evaluasi mengenai kehidupan individu ini berlangsung dalam periode saat ini dan
periode lampau Diener, Oishi, Lucas, 2003. Evaluasi ini meliputi reaksi emosi individu atas suatu peristiwa, suasana hati mereka, dan bentuk
penilaian mereka mengenai kepuasan dalam hidup, pemenuhan kebutuhan, dan kepuasan dalam domain tertentu, seperti dalam pernikahan dan
pekerjaan. SWB merupakan istilah besar yang digunakan untuk menggambarkan
level well-being yang dialami individu menurut evaluasi subyektif mereka atas hidup mereka sendiri. Seperti telah disebutkan di atas, evaluasi ini bisa
berupa positif atau negatif, termasuk penilaian dan perasaan mengenai kepuasan hidup, minat dan keterikatan, reaksi-reaksi afektif seperti gembira
dan sedih atas peristiwa hidup, kepuasan dalam pekerjaan, hubungan, kesehatan, hiburan, makna dan tujuan, dan bidang-bidang penting lainnya
Diener Ryan, 2008. SWB juga didefinisikan sebagai kecenderungan
global untuk mengalami hidup dalam cara yang menyenangkan Quevedo Abella, 2011.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa SWB merupakan evaluasi subjektif individu yang meliputi tingginya kepuasan
hidup, pengalaman akan emosi yang menyenangkan positive affect dan level rendah dari emosi yang negatif negative affect.
2.1.2. Teori-teori Subjective Well-Being