Aspek-aspek Subjective Well-Being SUBJECTIVE WELL-BEING

untuk menimbulkan emosi, berkurang seiring berjalannya waktu. Misalnya, jika seseorang mengalami peristiwa positif seperti promosi, teori adaptasi berpendapat bahwa orang ini akan mengalami well-being yang tinggi karena promosi menjadi diatas standar mereka sebelumnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, teori adaptasi mendalilkan bahwa promosi menjadi standar baru, dengan demikian kehilangan kekuatannya untuk menimbulkan perasaan well-being bagi individu. Dalam hal seperti ini, individu didesak oleh apa yang disebut “hedonic treadmill”, yang menggambarkan proses di mana perubahan baru yang terjadi dalam kehidupan meningkatkan subjective well-being individu secara sementara sebelum individu akhirnya menyesuaikan diri pada standar kondisi yang baru. Jadi, menurut teori adaptasi, peristiwa dan keadaan hanya menjadi penting dalam jangka waktu yang pendek, sedangkan temperamen menjadi pengaruh jangka panjang utama pada well-being. Dari penjelasan beberapa teori di atas, peneliti memilih teori top- down versus bottom-up sebagai landasan untuk penelitian ini, karena menurut penulis asumsi dasar dari pendekatan top-down versus bottom- up sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu bahwa pemenuhan kebutuhan dan perasaan positif yang didapatkan dari pemenuhan keebutuhan atau kepuasan pada domain tertentu bisa memberikan pengaruh pada kepuasan hidup seseorang secara keseluruhan dan juga memberikan rasa nyaman dan bahagia yang mana secara langsung berdampak pada SWB-nya. Teori ini secara bersamaan mendukung SWB dari dua komponen yang membentuk SWB itu sendiri, top-down mendukung komponen emosi, sedangkan bottom-up mendukung komponen kognitifnya.

2.1.3. Aspek-aspek Subjective Well-Being

SWB memiliki dua komponen umum : komponen kognitif dan komponen emosional Diener, Larsen, 1993; Diener, Suh, 1997; Pavot, Diener, Colvin, Sandvik, 1991; Schimmack, Radhakrishnan, Oishi, Dzokoto, Ahadi, 2002; Ayyash-Abdo Alamuddin, 2007. 1 Komponen kognitif berkaitan dengan indikator kepuasan hidup individu, yang digambarkan sebagai penilaian kognitif individu mengenai hidupnya secara keseluruhan maupun kepuasan dalam bidang-bidang tertentu, yang meliputi pekerjaan, sekolah, kesehatan, kehidupan keluarga, tujuan hidup, prestasi, keamanan, dan hubungan sosial. Dalam hal ini, kepuasaan bisa meliputi penilaian kepuasan akan keseluruhan hidup individu, namun juga bisa meliputi kepuasan pada domain-domain tertentu dari hidup individu. Huebner 2001 secara rinci membagi domain kepuasan hidup individu dalam lima domain, antara lain kepuasan pada keluarga, kepuasan pada teman, kepuasan pada sekolah, kepuasan pada lingkungan tempat tinggal, dan kepuasan pada diri sendiri. 2 Komponen emosi terdiri dari dua indikator utama : perasaan positif dan perasaan negatif. Perasaan positif merefleksikan keadaan suasana hati yang positif dari seseorang yang meliputi antusias atau bersemangat, aktif, dan alert moods. Perasaan negatif merefleksikan tingkat keadaan suasana hati seseorang yang tidak bersahabat yang meliputi marah, jijik, benci, takut dan gugup. Watson, Clark dan Tellegen dalam Ayyash-Abdo Alammudin, 2007 melalui positive and negative affect schedule merincikan perasaan positif antara lain, tertarik, waspada, penuh perhatian, bergairah, antusias, terinspirasi, bangga, teguh pendirian, kuat, dan aktif, sedangkan perasaan negatif terdiri dari, tertekan, sedih, perasaan bersalah, malu, bermusuhan, lekas marah, gugup, gelisah, takut, dan khawatir. Dalam penelitian ini akan digunakan komponen kognitif dari Huebner 2001 dan komponen emosi dari Watson, Clark Tellegan dalam Ayyash-Abdo Alammudin, 2007

2.1.4. Faktor-faktor yang memengaruhi subjective well-being

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Sehat dan Spiritualitas sebagai Prediktor Subjective Well-Being pada Lansia

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB II

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: School Connectedness dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor Subjective Well-Being Siswa SMA Negeri 1 Ambon

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: School Connectedness dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor Subjective Well-Being Siswa SMA Negeri 1 Ambon T2 832010003 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: School Connectedness dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor Subjective Well-Being Siswa SMA Negeri 1 Ambon T2 832010003 BAB IV

1 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: School Connectedness dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor Subjective Well-Being Siswa SMA Negeri 1 Ambon T2 832010003 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: School Connectedness dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor Subjective Well-Being Siswa SMA Negeri 1 Ambon

0 0 11