optimisme
30
= . 61, 1,339.66 = 20.85,
.001 pada kepuasan hidup remaja awal. Lebih daripada signifikansi dan efek positif dari
school connectedness
40
= .18, 1,339.33 = 6.11, .001, dan
dukungan dari lingkungan
50
= .05, 1,339.25 = 2.33, .001
pada level siswa, ditemukan juga pengaruh yang signifikan dari rata- rata
school connectedness
dengan kepuasan
hidup,
01
= .43, 18.59 = 2.76, = .01.
Penelitian untuk menguji hubungan siswa dengan sekolahnya juga dilakukan oleh Lau Li 2011. School connectedness yang
dalam penelitian ini dikelompokkan dalam variabe school capital merupakan salah satu variabel yang memberikan pengaruh terhadap
SWB anak = .337,
.001 disamping hubungan dengan orang tua
= .245, .001 dan teman = .342,
.001. Studi ini merupakan cross-sectional survey design dengan pengambilan sampel
stratifikasi random sampling. Total sampel dari penelitian ini 1306 siswa kelas 6 SD dan juga orang tua mereka yang berasal dari 16
sekolah di Shenzen, Cina.
2.5.2. Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Subjective Well-being
Penelitian Gülaçt yang dilakukan pada mahasiswa calon guru di Turki ditemukan bahwa dukungan teman tidak menjadi prediktor bagi
SWB, sebaliknya dukungan keluarga menjadi penting. Hasil analisis regresi berganda menemukan bahwa 18 R
2
= 0.18 dukungan sosial yang diterima dari keluarga berpengaruh pada SWB siswa. Sebaliknya
dukungan sosial teman dan orang terdekat kekasih, pacar tidak berpengaruh terhadap SWB t=1857,
0.05; = 0.341, 0.05.
Gülaçt mengindikasikan bahwa hubungan positif yang terjalin dengan keluarga menyebabkan perkembangan dalam aspek emosi, sosial dan
kognitif anak dan hal ini secara positif berdampak pada kehidupan yang dijalani oleh anak; anak mengalami kepuasan dan lebih bahagia.
Chou 1999 dalam penelitiannya mengenai dukungan sosial dan SWB yang dilakukan pada dewasa awal young adult dengan jumlah
sampel 475 orang menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara emosi positif positive affect dan semua dimensi dukungan
sosial, kecuali jaringan komposisi teman dan keluarga dekat dan frekeunsi pertemuan secara teratur. Kuatnya nilai asosiasi antara afektif
skor positif afek dan negatif afek dan dukungan sosial atau jaringan sosial antara
. 23 | |
.10. Dengan model regresi berganda ditemukan bahwa kepuasan dengan anggota keluarga dan teman secara
konsisten berasosiasi dengan semua ukuran SWB, dan jumlah teman dekat yang dimiliki secara positif berhubungan dengan emosi positif
positive affect. Secara spesifik, semakin tinggi level kepuasan dalam hubungan dengan keluarga dan teman maka semakin rendah level
gejala depresi. Model analisis regresi untuk dukungan sosial atau jaringan sosial terhitung 10 dari setiap varian,
15,459 = 3.41,
.0001, = .10. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 12
sekolah yang secara random diikutsertakan untuk berpartisipasi. Kef dan Dekovic 2004 dalam penelitian yang dilakukan
mengenai dukungan sosial teman sebaya dan dukungan orang tua pada well-being remaja; dalam penelitiaannya digunakan dua kelompok,
kelompok pertama adalah remaja dengan masalah penglihatantidak bisa melihat dan kelompok kedua remaja yang tidak mengalami
masalah penglihatan, menemukan bahwa dukungan teman sebaya dan dukungan orang tua terbukti penting bagi kedua kelompok tersebut;
untuk remaja dengan masalah penglihatan = 0.47,
0.05; remaja tanpa masalah penglihatan
= 0.24, 0.05, tapi
besarannya lebih rendah. Di mana pada kelompok dengan masalah penglihatan terdapat hubungan positif yang linear antara dukungan
sosial teman sebaya dan well-being, sedangkan pada kelompok yang tidak mengalami masalah penglihatan, well-being kelihatannya tidak
dipengaruhi oleh dukungan sosial teman sebaya. Dukungan orang tua yang lebih memberikan pengaruh pada kelompok ini. Dalam penelitian
ini juga digunakan multivariate analysis of variance MANOVA untuk menguji efek kelompok, jenis kelamin dan usia pada dukungan
sosial. Hasilnya, ditemukan perbedaan antara dua kelompok dalam semua variabel dukungan sosial dukungan emosional,
1.513 = 23.94,
0.001; dukungan praktis, 1.513 = 21.93,
0.001; dan social companionship,
1.513 = 53.46, 0.001. Dari ketiga
variabel dukungan sosial, yang menghasilkan perbedaan yang sangat signifikan yaitu social companionship,
1.513 = 9.37, 0.05.
Dari pengujian ini juga ditemukan bahwa untuk skor dukungan sosial teman sebaya, perempuan memiliki skor yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki social companionship 1,513 = 4.95,
0.05; emosi
1,513 = 19.21, 0.001;
praktis 1,513 =
12.29, 0.001. Sedangkan untuk dukungan sosial dari orang tua
tidak ditemukan perbedaan. Pengujia ANOVA untuk well-being tidak menemukan adanya perbedaan dalam kelompok
1,513 = 2.42, 0.05, namun laki-laki merasa lebih bahagia dibandingkan perempuan
1,513 = 6.30, 0.05.
Ratelle, Simard Guay 2012 melakukan studi untuk menginvestigasi hubungan antara dukungan autonomi dari tiga sumber
dukungan yang signifikan orang tua, teman, dan kekasih dan SWB mahasiswa dengan menggunakan dua pendekatan: pendekatan berpusat
pada variabel dan pendekatan yang berpusat pada orang. Partisipan
adalah 256 mahasiswa 191 perempuan, 65 laki-laki yang memiliki pasangan. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dukungan yang
diterima dari ketiga sumber ini dapat memprediksikan level yang lebih tinggi pada SWB. Korelasi yang paling kuat terutama dari teman
= .42 dan orang tua = .43, diikuti oleh pacarkekasih = .17. Dengan pengujian model yang menggunakan hybrid SEM, yang
mana meliputi alat ukur dan struktur komponen, ditemukan bahwa semua variabel eksogen berkorelasi satu dengan yang lainnya. Nilai
untuk model ini adalah 268.25 = 165 dan secara statistik
signifikan .01. Rasio
dibawah 3 1.63, dan indeks fit memuaskan NNFI=.95; CFI=.96; RMSEA=.05. SWB dapat
diprediksikan melalui dukungan yang diperoleh dari keluarga =
.27, .05, teman = .35,
.05 dan kekasihpacar = .22,
.05. Dari beberapa penelitian di atas, ada penelitian yang menemukan
hubungan yang signifikan, namun ada pula yang hubungannya rendah atau sama sekali tidak ada hubungan yang signifikan.
2.6. Landasan Teori 2.6.1.