kuayunkan engkau sangku kearah timur agar dengan demikian selalu sehat segar-bugar serta hidup pula cara berpikir mereka menuju kebahagiaan.
“Inggatangkuh ikau toh sangku akan ngambu. Uka panju-panjung kea sewut saritan ewen belom bauntung dan tuah bahambit.”
kuangkat engkau sangku keatas agar dengan demikian masyhur pula nama dan perbuatan baik mereka, penuh keberuntungan dan hidup bertuah serta
berezeki. Setelah itu sangku dan semua Syarat Perkawinan Adat dibawa masuk
dan disimpan di dalam kamar pengantin.
Acara Haluang dipimpin oleh Damang Kepala Adat
c. Pelaksanaan Perkawinan
Setelah serangkaian tahapan adat dilaksanakan, maka pelaksanaan perkawinan selanjutnya bagi yang beragama Kaharingan, diserahkan kepada
basir untuk memimpin acara
Manyaki yaitu,
mengoleskan darah hewan korban yang telah di taruh pada sebuah piring atau mangkok kecil, ke
beberapa bagian tubuh kedua mempelai. Jadi, istilah
Penganten Hasaki
berarti kedua mempelai dipoles dengan darah hewan. Upacara
Manyaki
Panganten
merupakan inti upacara pengukuhan perkawinan bagi agama Hindu Kaharingan suku Dayak Ngaju.
145
Pada acara ini kedua mempelai duduk di atas sebuah gong sambil memegang sebatang pohon
sawang
146
Ponjon Andonghanjuan yang diikat bersamaan dengan
Dereh Uwei
sepotong rotan dan
Rabayang
tombak bersayapsejenis tri sula. Jari telunjuk mereka menunjuk ke atas sebagai
tanda bahwa mereka berdua bersaksi kepada
Ranying Hatalla Langit
. Kaki mereka menginjak jala dan batu asah sebagai tanda bahwa mereka berdua
juga bersaksi kepada penguasa alam bawah.
Basir
melakukan upacara
manyaki mamalas
mengoleskan darah hewan korban ke beberapa bagian tubuh kedua mempelai, serta
tampung tawar
.
Behas hambaruan
diletakkan di atas ubun-ubun kedua mempelai. Upacara itu bermakna bahwa kedua
mempelai disucikan, sehingga dalam menjalani kehidupan berumah tangga mereka senantiasa sehat, selamat dan memperoleh rejeki. Selanjutnya, kedua
mempelai berjalan menuju ambang pintu rumah, dan sambil memegang ambang pintu mereka berdua
Manukie
pekikan: “kuiy....kuiy..kuiy...” sebanyak tujuh kali, diiringi dengan pukulan gong. Maksud pekikan itu
adalah untuk membuka pintu langit dan mereka berdua berikrar dihadapan Tuhan bahwa mereka akan memelihara perkawinan itu untuk selama-
lamanya sampai akhir hayat. Yang dilanjutkan dengan prosesi penanaman pohon
Sawang
hanjuan.
147
Beberapa urutan acara tersebut,
manyaki
145
Wawancara dengan Marli G. Matan Bp. Erni, Mantir Adat Kereng Bangkirai di kota Palangka Raya, 16 Juni 2011.
146
Tanaman ini sangat penting dalam ritual-ritual masyarakat Dayak Ngaju.
147
Wawancara dengan Bajik R. Simpei, Basir dan Tokoh Masyarakat Adat Dayak, tanggal 03 Agustus 2011
pangenten
dan penanaman pohon
sawang
tidak dilakukan oleh yang masyarakat Dayak non Hindu Kaharingan.
148
Sementara bagi yang beragama kristen, acara selanjutnya diserahkan kepada pendeta untuk memimpin acara ibadah singkat sebelum rombongan
diberangkatkan ke gereja. Setiba di gereja, barulah acara ibadah pemberkatan nikah dilaksanakan. Biasanya setelah acara pemberkatan ini, acara
dilanjutkan dengan Pencatatan Perkawinan oleh petugas Kantor Pencacatan Sipil. Acara resepsi pemberian ucapan selamat oleh para undangan kepada
kedua mempelai keluarga, disertai dengan makan bersama dilaksanakan di rumah mempelai wanita.
3. Pasca Perkawinan