Sistem Sosial kemasyarakatan Stratifikasi Sosial

mereka dulu. Mereka mendekati orang Dayak dengan menghargai adat istiadat mereka. Para zending mendirikan sekolah guru seminari di Banjarmasin, balai- balai pengobatan dan mendidik pendeta-pendeta Dayak untuk mengadakan penyebaran Injil. Tahun 1926 berdirilah “Pakat Guru Kristen Dayak,” yang merupakan salah satu faktor pendorong lahirnya Gereja Dayak. Dalam perkembangan selanjutnya, nama Gereja Dayak berubah menjadi Gereja Kalimantan Evangelis GKE yang pengelolaannya dilakukan oleh orang Dayak sendiri. 99 Pada masa sekarang, masyarakat Dayak Ngaju memeluk berbagai agama. Baik Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu maupun Katolik. Adanya kemudahan dalam hal sarana dan prasarana dibidang transportasi maupun komunikasi menyebabkan masyarakat kota Palangka Raya semakin heterogen. Sekalipun masyarakat Dayak telah memeluk berbagai agama, bukan berarti pengaruh tradisi lama dari kepercayaan agama helo sudah hilang. Kepercayaan itu tetap mempengaruhi perilaku orang Dayak secara umum di Kalimantan Tengah. 100

1.3. Sistem Sosial kemasyarakatan

Nilai-nilai kehidupan masyarakat Dayak Ngaju yang hingga saat ini masih nampak dan tetap dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari adalah solidaritas sosial dalam kelompok. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aktivitas sosial seperti: mendirikan rumah mampendeng huma, menanam padi manugal, menuai padi 99 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Sejarah Daerah, 137-141 100 Lihat Tjilik Riwut, Kalimantan Membangun...133-135; Fridolin Ukur, Tantang Djawab Suku Dayak , Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, 52. manggetem parei , pesta perkawinan atau peristiwa kematian. Semua dilakukan secara bergotong royong sama hakadohop, handep. 101 Bentuk kerjasama yang diberikan bervarisai, sesuai dengan kemampuan masing- masing. Ada yang memberikan bantuan berupa tenaga, material maupun perhatian dalam bentuk lainnya. Kesemuanya dilakukan secara bersama-sama berdasarkan falsafah “budaya betang” rumah besar, yang dapat ditempati oleh 100-200 orang. Hal yang mendasar dalam buday a betang adalah norma kehidupan masyarakat berdasarkan prinsip kebersamaan, kekeluargaan, kesetaraan dalam masyarakat.

1.4. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial masyarakat Dayak Ngaju sudah tidak seketat jaman dulu, dan sudah mengalami banyak perubahan di dalamnya. Budaya jipen hajipen perbudakan dan hajual hapili jipen jual-beli budak mulai dihapuskan sejak Rapat Besar Perdamaian di Tumbang Anoi tahun 1894. 102 Semua pihak yang hadir dalam pertemuan ini sepakat untuk berdamai dan menempatkan sesama manusia sebagai mahluk Tuhan yang memiliki kesamaan hak dan kedudukan. Secara umum, masyarakat Dayak mengenal sistem stratifikasi sosial antara lain: 103 1. Golongan atas utus gantung adalah kelompok masyarakat yang memiliki kemampuan finansial yang baik oloh tatau . Kelebihan yang mereka miliki dibandingkan kelompok yang lain adalah harta pusaka dan barang-barang berharga berupa mandau, tombak, gong, kangkanong, guci dan sebagainya. Kelompok ini menempati posisi yang paling tinggi dalam kehidupan masyarakat, dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bahkan menentukan 101 Wawancara dengan Marli G. Matan Bapa Erni, Mantir Adat Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya, 16 Juni 2011 102 Y. Nathan Ilon, Ilustrasi dan Perwujudan Lambang Ba tang Garing...54 103 Tim Peneliti dan Pencatat Kebudayaan Daerah Kalimantan Tengah, Adat Istiadat Kalimantan Tengah . Palangka Raya: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 19771978, 196-198 dalam berbagai aktivitas sosial. Dari segi keturunan, yang termasuk dalam golongan ini adalah keturunan langsung dari Tamanggung, 104 Dambung orang yang dihormati dalam masyarakat , Pangkalima Panglima, Damang 105 , dan Mantir Adat membantu Damang dalam menyelesaikan tugasnya. 2. Golongan bawah utus randah adalah orang-orang biasa yang hidup sederhana, mencukupi kebutuhan sehari-hari dari usahanya sendiri. Ukuran untuk menyatakan bahwa seseorang itu termasuk utus randah adalah terletak pada harta benda yang dimiliki. Mereka tidak memiliki barang-barang berharga seperti yang dimiliki oleh utus gantung. 3. Golongan budak utus jipen . Para jipen , sama sekali tidak memiliki harta benda. Mereka dipelihara oleh majikannya dan wajib bekerja untuk kepentingan majikannya itu. Biasanya yang menjadi jipen adalah orang-orang yang kalah dalam peperangan atau perkelahian dan tidak sanggup membayar utang, bisa juga karena melanggar hukum adat dan tidak mampu membayar denda sanksi. Mereka akan menjadi orang bebas, jika mereka mampu melunasi hutang. Tetapi jika mereka tidak dapat melunasi hutang, maka seumur hidup anak keturunannya akan tetap menjadi jipen dan dikenal sebagai utus jipen. Yang juga termasuk dalam golongan ini adalah: jipen kabalik yaitu budak tawanan perang. Mereka dipandang lebih hina dan dianggap dia barega atau tidak memiliki nilai sama sekali dibanding jipen 104 Orang yang memiliki kekayaan, karisma sebagai pemimpin sehingga sangat dihormati oleh masyarakat. 105 Kepala adat yang mempunyai fungsi elit lokal yang menentukan hukum-hukum adat dan peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan hidup bermasyarakat. karena utang. Mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk hidup bebas, bahkan bisa dibunuh kapan saja oleh majikannya. 106

1.5. Sistem Kekerabatan