Penyusunan Indeks dan Skala

29 yang sat u dengan lainnya. Contoh skala nominal: laki-laki-perempuan, t inggi-rendah, hadir-t idak hadir. Dalam hal ini angka dihitung sebagai frekuensi. b. Ukuran Ordinal Dalam ukuran ordinal hanya mengurut kan dari t ingkat an paling rendah ke t ingkat an paling tinggi t anpa ada pet unjuk yang jelas berapa jumlah absolut e atribut yang dim iliki oleh masing-m asing responden. M isalnya kondisi kepadatan penduduk ukuran ordinalnya sangat padat, padat, sedang, jarang, dan sangat jarang c. Ukuran Int erval Dalam ukuran int erval t idak semat a-m at a mengurut kan objek berdasarkan at ribut , t et api juga m em berikan inform asi t ent ang jarakl ant ar objek. M isalnya suhu air sungai di siang hari 28 ˚ C. Jarak Jogja-Solo adalah 70 km, dan lain-lain. d. Ukuran Rasio Ukuran rasio adalah suatu bent uk ukuran int erval yang jaraknya t idak dinyat akan dalam perbedaan dengan rat a-rat a suat u kelom pok t et api dengan t it ik nol. Jadi selain inform asi urut an dan int erval dari suat u objek, dapat diperoleh pula inform asi jum lah absolut e at ribut yang dimiliki oleh salah sat u objek yang dit eliti.

2. Penyusunan Indeks dan Skala

Dalam st udi sosial, inst rument pengukur yang paling sederhana adalah berbentuk pert anyaan t unggal., pengukuran yang digunakan dalam ilmu sosial pada umumnya m enggunakan ukuran gabungan. Ukuran gabungan ini lebih dikenal sebagai indeks dan skala. Bila diamat i sepint as, indeks dan skala ada persam aannya, maka sering digunakan secara salah. Perbedaan ut ama ant ara indeks dan skala adalah t erlet ak pada penent uan skor. Indeks adalah penjumlahan skor unt uk set iap pert anyaan 30 at au pernyat aan yang digunakan dalam penelitian. Jika suatu indeks yang diperoleh m erupakan penjum lahan dari 10 pert anyaan dan set iap jawaban dari pert anyaan t ersebut diberikan skor 1-5, m aka skor indeks akan berkisar ant ara 10-50, t ergant ung variasi jaw aban yang diberikan. Di lain pihak skala disusun at as dasar pemberian skor pada pola at ribut yang digunakan dalam penelitian. St rukt ur dari pert anyaan pernyat aan yang digunakan tidak diberikan skor yang sama, t ergantung dari at ribut yang sudah diukur. Sebagai contoh dit anyakan mengenai jenis pekerjaan apa saja yang diperbolehkan untuk dijabat oleh lulusan SD. Apakah lulusan SD diperbolehkan bekerja sebagai: 1. Bupati, 2. Cam at , 3. Lurah 4. Penjaga Gudang. Responden yang m em iliki t ingkat intelekt ualit as rendah akan menjaw ab ‘ya’ unt uk semua opsi jaw aban at as pert anyaan yang diajukan. Oleh karena set iap pert anyaan diberikan skor yang sam a m isal sem ua diberi nilai 1, maka responden yang t ingkat sosialnya t inggi mempunyai indeks 4 dan yang rendah m empunyai indeks 1. Dengan demikian skor dari jenis pekerjaan Bupat i sampai penjaga gudang dibuat sam a, t anpa m emberikan perbedaan skor ant ara keempat jenis pekerjaan t ersebut . Kemudian hal t ersebut digunakan dalam penyusunan skala penerimaan sosial at as keem pat jenis pekerjaan yang t elah dijabat . Cara pembuat an skala lainnya dapat dengan m ember bobot pada m asing- masing jenis pekerjaan. Bupat i diberikan bobot at au skor t ert inggi, sedangkan pekerjaan penjaga gudang diberi skor paling rendah. Rasional pemberian skor Bupat i t ert inggi karena seseorang diperbolehkan bekerja sebagai bupat i boleh pula bekerja sebagai penjaga gudang dan t idak t erjadi sebaliknya. Oleh karena it u dalam skala dapat m em berikan informasi yang lebih lengkap dan umumnya ukuran skala akan lebih baik daripada indeks. Dengan dem ikian, st rukt ur int ensit as yang didapat membedakan skal dengan indeks. Skor pada indeks t idak dapat m enunjukkan t ingkat an rank 31 pada jenjang yang hendak diukur. Di lain pihak, skor pada skala disam ping dapat mem berikan int erval ant ar responden, dapat pula m em berikan urut an dalam jenjang yang akan diukur. Salah sat u cont oh indeks yang paling banyak digunakan dalam penelit ian sosial adalah indeks st at us- ekonomi yang didasarkan at as pem ilikan barang-barang berharga oleh masyarakat yang diteliti. Untuk menghindari jumlah angka yang besar, t erut am a unt uk pemrosesan dengan kom put er, penelit i biasanya m embuat skor untuk m asing-m asing objek. 32

BAB IV CARA M ELAKUKAN PENELITIAN

A. Pemilihan Indikator dan Variabel

Dari berbagai varibel social ekonomi yang ada di suat u daerah tidak m ungkin dapat dit elit i sem uanya, oleh karena kegiat an penelit ian KKL Sosial Ekonomi dilakukan pembat asan pada indikat or-indikat or ut ama saja. Ada empat indikat or ut am a yang akan diperkenalkan kepada m ahasisw a yang m encakup sejum lah variabel. Adapun indikat or dan variabel t ersebut adalah sebagai berikut: 1. Dem ografi proses dan st rukt ur M eliputi: kelahiran, kem at ian, m igrasi, st rukt ur dan kom posisi penduduk, komposisi rum ah t angga 2. Ekonom i dan Ket enagakerjaan Indikator ini m eliputi: st ruktur pekerjaan, pem ilikan penguasaan lahan, Pendapat an 3. Permukiman, meliput i: kualit as perum ahan dan kualit as lingkungan 4. Kesehat an morbidit as dan kualit as pelayanan kesehat an 5. Sosial pendidikan dan jaringan social 6. Kesejaht eraan m asyarakat kondisi masyarakat dibandingkan dengan beberapa t ahun yang lalu. 7. Kesejaht eraan pet ani Nilai tukar pet ani yang merupakan perbandingan ant ara indeks harga beli dan indeks harga jual

B. M etode dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan dat a dapat dilakukan dengan beberapa cara. Unt uk keperluan KKL Sosesk ini, m et ode yang paling mudah dan m em ungkinkan karena wakt u yang pendek adalah: