Prosedur pencatatan waktu hadir Prosedur pencatatan waktu kerja Prosedur pembuatan daftar upah Prosedur distribusi biaya upah Prosedur pembuatan bukti kas keluar Prosedur pembayaran upah.

potongan lainnya seperti jamsostek, dana pensiun, iuran organisasi dan lain–lain akan dicantumkan daftar gaji dan upah. Ad.4. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan keuangan. Berdasarkan daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji, Fungsi akuntansi membuat dokumen bukti kas keluar sebagai perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Ad.5. Prosedur Pembayaran Gaji Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji. Jika jumlah karyawan perusahaan terlalu banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan oleh juru bayar pay master. Menurut Mulyadi sistem akuntansi pengupahan terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:

1. Prosedur pencatatan waktu hadir

2. Prosedur pencatatan waktu kerja

3. Prosedur pembuatan daftar upah

4. Prosedur distribusi biaya upah

5. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

6. Prosedur pembayaran upah.

11 Prosedur – prosedur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Ad.1. Prosedur pencatatan waktu hadir 11 Mulyadi.,ibid, Hal.385 Prosedur pencatatan waktu hadir bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan . Pencatatan waktu hadir diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan kartu hadir, sehingga dapat diketahui apakah karyawan bekerja di perusahaan dalam jam biasa atau jam lembur, pada umumnya hal ini dengan mengisi daftar hadir karyawan dengan menandatangani setiap hadir atau pulang diisi atau secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu. Hal ini dilakukan untuk menentukan upah karyawan. Ad.2. Prosedur pencatatan waktu kerja Prosedur pencatatan waktu kerja diperlukan untuk mengetahui distribusi biaya upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut. Dalam hal ini waktu kerja dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk yang diproduksi. Ad.3. Prosedur pembuatan daftar upah Dalam prosedur pembuatan daftar upah, fungsi pembuat daftar upah membuat daftar upah berupa surat keputusan mengenai karyawan. Daftar upah sebagai dasar pembuatan daftar upah. Ad.4. Prosedur distribusi biaya upah Posedur distribusi biaya upah dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk. Biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Ad.5. Prosedur pembuatan bukti kas keluar Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan keuangan. Berdasarkan daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji, Fungsi akuntansi membuat dokumen bukti kas keluar sebagai perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Ad.6. Prosedur pembayaran upah Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji. Jika jumlah karyawan perusahaan terlalu banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan oleh juru bayar pay master. II.E. Laporan gaji dan upah Laporan merupakan sarana interaksi yang penting antara suatu sistem informasi dengan pemakai informasi dari sistem tersebut. Penyusunan laporan gaji dan upah merupakan kebutuhan informasi berbagai jajaran organisasi sebagai perbandingan realisasi kinerja dengan yang ditargetkan. Sistem informasi akuntansi diwajibkan menyusun berbagai laporan untuk kepentingan internal, yakni Laporan penilaian efisiensi dan produktifitas karyawan, Laporan dan analisis tingkat kemangkiran dan keterlambatan kerja karyawan, Analisis upah tak langsung menurut biaya, Analisis realisasi biaya gaji dan upah dibandingkan dengan standar atas produk yang dihasilkan, Analisis biaya lembur per departemen, Analisis biaya untuk tunjangan – tunjangan, Laporan biaya komisi penjualan, Berbagai laporan yang bermanfaat bagi perencanaan tenaga kerja, misalnya jumlah karyawan, jumlah jam kerja yang dilalui, tarif gaji dan upah rata–rata, tingkat kemangkiran dan keterlambatan kerja, tingkat perputaran karyawan, ratarata dan total tunjangan karyawan. Laporan gaji dan upah merupakan alat vital bagi bagian keuangan sebagai pertanggungjawaban tugas–tugasnya kepada atasan, agar atasan dapat mengetahui pekerjaan penggajian dan pengupahan karyawan terlaksana dengan baik. Sistem informasi mengubah data menjadi informasi. Dalam hal ini laporan keuangan dibuat berdasarkan formulir atau dokumen dan catatan akuntansi. Dokumen merupakan alat perekam data transaksi yang pertama, setelah suatu transaksi direkam dalam formulir kemudian dilakukan pencatatan akuntansi dalam catatan akuntansi yang kemudian akan diringkas dalam laporan. II.F. Pengendalian Intern Gaji dan Upah Untuk mengetahui penyimpangan dalam melaksanakan pekerjaan dilakukan pengendalian. Salah satu cara pengendalian adalah sistem pengendalian intern, tujuan sistem ini adalah untuk mengamankan harta benda organisasi serta memperoleh data akuntansi yang tepat dan dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong akan kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan. Pengendalian internal melibatkan penataan tanggungjawab dalam organisasi. Setiap orang mesti bertanggungjawab untuk setiap tugas atau pekerjaan tertentu 12 . Untuk mendapatkan pengendalian yang baik hendaknya struktur organisasi memisahkan secara tegas antara fungsi operasional dan fungsi penyimpanan dan pencatatan. Pemisahan fungsi ini diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan–kecurangan dalam perusahaan. Selain itu dengan adanya 12 George H. Bodnar and William S. Hopwood, Accounting information system, 9 th Edition, Sistem informasi akuntansi, Penerjemah: Julianto Agung dan Lilis setiawati, Edisi kesembilan: Andi, Yogyakarta, 2006, Hal.11 pemisahan fungsi yang jelas dalam suatu perusahaan akan diperoleh berbagai manfaat seperti: 1. Mencegah penugasan yang terlalu berat kepada para pegawai. 2. Adanya spesialisasi dalam pekerjaan, sehingga produktifitas dan mutu pekerjaan dari tiap bagian meningkat. 3. Adanya saling uji antara para pegawai atau bagian sehingga kebenaran transaksi akan lebih terjamin. Sampai sejauh mana pemisahan fungsi ini dapat dilaksanakan, biasanya tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan. Misalnya besar kecilnya perusahaan, tersedianya tenaga pelaksana, masalah biaya dan sejauh mana manfaat yang diperoleh dari pemisahaan fungsi apabila dibandingkan dengan biaya yang digunakan, dibawah ini unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan : A. Organsasi 1. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah terpisah dari fungsi keuangan. 2. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi. B. Sistem Otorisasi 1. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama. 2. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan. 3. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian. 4. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu. 5. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan. 6. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia 7. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi. C. Prosedur pencatatan 1 Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan. 2 Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi. D. Praktik yang sehat 1. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung. 3 Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu. 4 Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran. 5 Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan. 6 Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. E. Pegawai yang Cakap Sistem pengendalian intern yang berfungsi dengan baik tidak saja ditentukan oleh rencana organisasi yang efektif, sehingga pemberian wewenang dan prosedur pembukuan yang memadai, praktek–praktek yang sehat, dipengaruhi oleh kecakapan pegawai serta kejujurannya untuk melaksanakan prosedur yang telah ditentukan secara efisien dan ekonomis. Untuk mendapatkan pegawai yang bermutu, langkah–langkah harus dimulai dari penerimaan pegawai baru. Bila ada pegawai baru hendaknya diadakan seleksi, pemberian latihan kepada pegawai yang diterima. Hal ini perlu dilakukan agar pegawai dapat selalu mengikuti perkembangan perusahaan II.G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang berupa pendapat atau kesimpulan yang bersifat sementara atas suatu masalah yang akan dibahas dimana kebenaran dari jawaban tersebut masih perlu diuji dengan data yang mempunya hubungan atau dengan melihat fakta yang terjadi di lapangan. Elvis F. Purba dan Parulian Simanjuntak mengemukakan bahwa “Hipotesis berarti sebuah kesimpulan yang masih harus dibuktikan keandaannya Validitasnya. Dengan kata lain, hipotesis merupakan suatu jawaban yang masih bersifat sementara Tentantif terhadap permasalahan penelitian” 13 Berdasarkan permasalahan yang timbul seperti yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut : 1. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan pada PT. Serikat Putra Perkebunan Lubuk Raja sudah memadai, jika formulir atau dokumen, catatan akuntansi dan laporan dipenuhi. 2. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan pada PT. Serikat Putra Perkebunan Lubuk Raja tidak memadai, jika formulir atau dokumen, catatan akuntansi dan laporan tidak dipenuhi. 13 Elvis F. Purba dan Parulian Simanjuntak, Metode penelitian, Edisi kedua, Cetakan kedua: Sadia, Medan, 2011, Hal. 34

BAB III METODE PENELITIAN