Mengikuti Waratinah Ringkasan cerita pada Novel “Tretes Tintrim”
ketika ada kesempatan pergi tiba-tiba ditarik pinggangnya oleh Gambira dan dijatuhkan di tempat tidur. Waratinah akan diperkosa, Gambira menggunakan
kesempatan itu untuk memperkosa Waratinah, kemudian Waratinah meludahi muka Gambira dan Gambira mencoba membersihkan di pipi Waratinah kemudian
Waratinah menggigit pipi Gambira kemudian Waratinah pergi sambil berlari. Hotel tetap terlihat sepi ketika sampai di kamar mandi umum Endang
Waratinah melihat Muchtarum yang terlihat pucat, berjalan dengan sempoyongan. Setelah kepulangan Muchtarum dari Gua dekat makam mbah jaga
dia terlihat lelah, karena baru saja menemui Darmala tetapi yang dia lihat hanya mayat yang ada di guwa itu. Kemudian Waratinah mengantar Muchtarum sampai
ke kamar no 5. Endang Waratinah penasaran dengan keadaan Muchtarum karena tidak seperti biasanya, kemudian Endang Waratinah mencari rokok di sakunya
tetapi di dalam saku Endang waratinah mendapatkan kertas yang intinya bahwa Muchtarum di suruh menyerahkan uang sebanyak satu setengah juta dan
perhiasan. Di suruh mengantar ke guwa dekat makam Mbah Jaga. Endang waratinah pergi ke guwa untuk mengetahui kejadian apa yang dilihat oleh
Muchtarum, setelah Waratinah sampai ke guwa itu, dia melihat ada seseorang yang memakai baju putih bersandar di tembok guwa itu, ternyata orang itu sudah
berlumuran darah dan menjadi mayat, orang itu di bunuh menggunakan
Glathi
. Tiba-tiba waratinah di pegang tangannya oleh seseorang dan di borgol.
Ketika Endang Waratinah pergi kemudian Gambira keluar dari kamar, langsung memesan minuman pada keponakan pembantu hotel. Gambira juga
berpesan kepada ponakan pembantu hotel agar disampaikan kepada manajer hotel
karena pagi-pagi sekali gambira akan pergi dari hotel Larasing Pareden, alasannya ada tugas liputan kabar. Ketika Muchtarum bangun tidur, Darmala sudah ada di
dalam kamar Muchtarum dan sudah mengancam Muchtarum menggunakan
glathi
yang sangat tajam di dekat leher sambil berkata bahwa orang yang ada di guwa meninggal karena di tusuk menggunakan
glathi
. Darmala akan membunuh Muchtarum karena gertakan Darmala disepelekan oleh Muchtarum.
Endang Waratinah menyuruh polisi untuk masuk melihat keadaan Muchtarum karena dianggap lebih berbahaya. Pembantu hotel terlihat bingung
karena tiba-tiba banyak tamu hotel yang datang. Waratinah kembali menyuruh polisi itu agar melihat kamar Muchtarum tetapi polisi itu sama sekali tidak
menggapai. Di dalam kamar Muchtarum ada seorang laki-laki yaitu ponakan pembantu hotel yang mengikuti Darmala masuk kekamar itu, ponakan pembantu
hotel menyuruh Darmala agar menaruh
Glathi
yang di bawanya tetapi Darmala menolak, kemudian ponakan pembantu hotel itu mengancam dengan
menggunakan pistol sehingga Darmala itu tunduk dan menuruti permintaan ponakaan pembantu hotel itu. Darmala berdiri di dekat tembok. Di depan pintu
kamar ada Inspektur suradenta dan rombongannya akan masuk ke kamar Muchtarum ketika sampai di kamar dia melihat Gambira berdiri di dekat tembok
dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Ternyata Detektif Gambira itu adalah Darmala yang menyamar sebagai detektif Gambira. Endang waratinah
menjelaskan kepada polisi itu bahwa yang berdiri di dekat tembok itu Darmala dan orang yang membawa pistol itu detektif Handaka dari Sala, detektif susulan
yang disewa pak Kuswahartaka. Detektif Handaka membongkar semua kejahatan-
kejahatan yang dilakukan oleh Darmala. Waratinah meminta agar borgol itu dilepaskan karena dia bukan teman Darmala dan tidak bersalah, Mahendra juga
tidak bersalah meminta agar borgolnya di lepas juga. Mahendra hanya ingin mengetahui kejadian yang sedang terjadi di Tretes tersebut karena tamu-tamu di
hotel Larasing Pareden banyak. Sambil berbicara Kemudian orang-orang itu pindah ke kantor hotel yang tempatnya lebih besar.